Warga Kritik Pembuatan Sumur Resapan Tidak Efektif, Merusak Trotoar hingga Bikin Macet

"Harusnya dibikin drainase yang lancar menuju KBT itu sendiri dan saya pikir drainase sudah ada ke KBT, tetapi perawatannya nggak jalan," terang Tigor

Editor: Acos Abdul Qodir
Wartakotalive.com
Kondisi pembangunan sumur resapan di Jalan Raden Said Soekanto, Duren Sawit, Jakarta Timur pada Kamis (11/11/2021). 

TRIBUNJAKARTA.COM, DUREN SAWIT - Pemprov DKI Jakarta menggeber pembuatan ratusan sumur serapan sebagai salah satu solusi banjir di ibu kota. 

Namun, sejumlah sumur serapan itu justru dibangun di atas trotoar jalan, seperti di di sepanjang Jalan Raden Said Soekanto, Duren Sawit, Jakarta Timur.

Sejumlah warga menilai pembangunan sumur resapan di atas trotoar ini tidak efektif.

Seorang pengendara motor bernama Umar mengatakan, pembangunan sumur resapan di atas trotoar menimbulkan kemacetan di Jalan Raden Said Soekanto.

"Saya kan setiap hari lewat sini, ngeganggu jalan, bikin macet," kata umar pada Kamis (11/11/2021), sore.

Baca juga: Jelang Musim Hujan, Gerebek Lumpur dan 686 Sumur Resapan Jadi Jurus Anies Cegah Banjir

Umar menilai, penanganan banjir dengan membuat sumur resapan tidak efektif, karena sudah ada Kanal Banjir Timur (KBT) yang memiliki lebar yang lebih luas.

Lebih lanjut, kata Umar, Pemprov DKI Jakarta bersama pemerintah kota administrasi setempat lebih menaruh perhatian pada saluran-saluran air.

"Kalau mau mengatasi banjir, kan ada KBT, enggak usah pakai sumur resapan. Perbaiki saja saluran-saluran airnya, enggak perlu bikin sumur resapan. Mengganggu. Sayang juga trotoarnya rusak," sambung Umar.

Baca juga: Jelang Musim Hujan, Gerebek Lumpur dan 686 Sumur Resapan Jadi Jurus Anies Cegah Banjir

Baca juga: Anggaran Rp 416 Miliar Ada Sejak Awal Tahun, Sumur Resapan Baru Dibuat Pemprov DKI Sekarang

Senada dengan Umar, Ketua Forum Warga Jakarta (Fakta) Azas Tigor Nainggolan menilain pembangunan sumur resapan di atas trotoar di sepanjang jalan Raden Said Soekanto, Duren Sawit, Jakarta Timur, tidak efektif.

Tigor mengatakan, pembangunan sumur resapan di atas trotoar kurang pas. Sebab, letak trotoar lebih tinggi dibanding jalan raya. Selain itu, sumur resapan dibangun di samping Kanal Banjir Timur (KBT).

 
"Apa kurang KBT begitu luas? Kita kan punya KBT luas dan panjang. Kenapa bikin sumuran resapan air?," kata Tigor pada Kamis (11/11/2021).

Tigor menambahkan, daripada membangun sumur resapan, Pemerintah Provinsi DKI lebih baik memperbaiki saluran air atau drainase.

"Harusnya dibikin drainase yang lancar menuju KBT itu sendiri dan saya pikir drainase sudah ada ke KBT, tetapi perawatannya nggak jalan," terang Tigor.

Baca juga: Banjir Jakarta Capai 2 Meter, Wagub Ariza Tutup Mata: Cuma Genangan di Beberapa Titik

Tigor juga memberi catatan kepada Pemprov DKI perihal waktu pengerjaan sumur resapan yang baru dikerjakan saat sudah masuki musim penghujan.

"Kalau mau benar-benar, harusnya dari jauh-jauh hari, bukan November. Misal bulan Maret lah," ujarnya.

Halaman
12
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved