Jakarta Dikepung Banjir Setiap Hujan Deras, Anak Buah Anies: Drainase Vertikal Masih Kurang 13 Ribu
DKI Jakarta kerap dikepung banjir saat hujan deras melanda selama sepekan terakhir ini.
Penulis: Dionisius Arya Bima Suci | Editor: Jaisy Rahman Tohir
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci
TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - DKI Jakarta kerap dikepung banjir saat hujan deras melanda selama sepekan terakhir ini.
Sekretaris Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI, Dudi Gardesi, mengatakan, pihaknya masih punya pekerjaan untuk membuat 13.165 drainase vertikal.
Pasalnya, Pemprov DKI tahun ini baru punya 12.482 titik drainase vertikal dari total 25.647 titik.
"Tahun 2021 ini target pembangunan 25.647 titik drainase vertikal, telah dibangun 12.482 titik per 27 Oktober 2021," ucapnya, Senin (15/11/2021).
Anak buah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan ini menyebut, pihaknya akan mengebut pembangunan drainase vertikal ini.
Sebab, drainase vertikal bisa menyerapkan air ke dalam tanah sehingga tidak muncul genangan di permukaan tanah.
Drainase vertikal itu pun diharapkan bisa menampung volume air hingga 68.038 meter kubik.
Baca juga: Operasi Zebra 2021 di Jakarta Selatan, Pengguna Jalan Diminta Bantu Turunkan Tingkat Kecelakaan
"Selain busa me-recharge air tapi, pembangunan drainase vertikal juga diharapkan bisa membantu genangan-genangan yang sifatnya lokal," ujarnya.
Selain itu, program gerebek lumpur di waduk, embung, hingga saluran penghubung terus dilakukan untuk mengoptimalkan daya tampung air.
"Saluran-saluran kami lakukan pengerukan untuk menambah kapasitas daya tampungnya. Tidak hanya di saluran, di waduk, embung, kami juga optimalkan fungsi-fungsinya," kata Dudi.
"Sehingga mereka bisa berfungsi sewaktu terjadi banjir," sambungnya.
Sebagai informasi, Dinas SDA mengklaim berhasil mengeruk 1,29 juta meter kubik lumpur dari saluran-saluran air.
Rinciannya, sebanyak 626.546 meter kubik lumpur diangkut dari 32 waduk di ibu kota.
Kemudian, pengerukan saluran air di 53 kali dan sungai menghasilkan lumpur sebanyak 533.048 meter kubik.
Lalu, pengerukan di 1.051 saluran penghubung (Phb) berhasil mengeruk lumpur sebanyak 132.477 meter kubik.