Cerita Kriminal

Kejinya Guru Kursus Nodai 14 Bocah Laki-laki di Lenteng Agung, Korban Ada yang Dinodai Belasan Kali

Pencabulan yang dilakukan pelaku pedofil berinisial FM (29) di Lenteng Agung perbuatan keji. Ada korban yang dicabuli sampai 15 kali.

TribunJakarta.com/Annas Furqon Hakim
Tampang pelaku pedofil yang mencabuli 14 anak laki-laki di Lenteng Agung saat ditampilkan saat jumpa pers di Polres Metro Jakarta Selatan, Rabu (17/11/2021). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Annas Furqon Hakim

TRIBUNJAKARTA.COM, KEBAYORAN BARU - Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Pol Azis Andriansyah menyebut pencabulan yang dilakukan pelaku pedofil berinisial FM (29) merupakan perbuatan keji.

Bukan hanya soal jumlah korban yang mencapai 14 bocah laki-laki. Tetapi juga cara pelaku saat mencabuli para korbannya.

Bahkan, salah satu korban dicabuli hingga 15 kali.

"Dari 14 anak tersebut, ada yang sudah sering sekali dilakukan percabulan hingga 15 kali dia dicabuli. Inilah kejinya dari pelaku tersebut," kata Azis saat merilis kasus ini di Polres Metro Jakarta Selatan, Rabu (17/11/2021).

FM diketahui merupakan seorang pengajar freelance. Ia mengajar bahasa Inggris di salah satu tempat kursus.

Baca juga: Pergoki Rekannya Nodai Bocah Perempuan, Kakek Arnold Malah Terinspirasi dan Lakukan Aksi Serupa

Azis mengungkapkan, pelaku meminta korban untuk melakukan oral dan anal seks.

Para korbannya dibujuk dengan cara diberikan uang dan voucher top up game online.

"Beberapa kali atau sering pelaku juga mengajak para korban untuk melihat video porno aktivitas sodomi kepada para korban," ungkap Azis.

Baca juga: Miris, Kakek Arnold dan Jamaludin Nodai 7 Anak di Bawah Umur di Pancoran Buntu

"Sempat ketika pelaku melakukan kegiatan pencabulan tersebut itu ada anak kecil yang diminta menelan sperma dari pelaku. Bahkan ada juga beberapa anak kecil yang diminta untuk saling melakukan (berhubungan) di hadapan dia," tambahnya.

FM melakukan pencabulan itu selama sekitar satu tahun sejak Desember 2020 hingga November 2021.

Azis mengatakan, para korban pencabulan ini berstatus pelajar SD yang berusia antara 7 hingga 11 tahun.

Konferensi pers pengungkapan kasus pencabulan terhadap anak di bawah umur di Polres Metro Jakarta Selatan, Selasa (16/11/2021).
Konferensi pers pengungkapan kasus pencabulan terhadap anak di bawah umur di Polres Metro Jakarta Selatan, Selasa (16/11/2021). (Annas Furqon Hakim/ Tribun Jakarta)

Pelaku dan para korbannya saling mengenal dan tinggal di lingkungan yang sama di kawasan Lenteng Agung.

FM mencabuli seluruh korban di tempat tinggalnya. Padahal, pelaku masih tinggal bersama orangtuanya.

"Korban dan pelaku awal mula bertemu di tempat bermain game online. Pelaku dan korban punya hobi game online, dari sini korban berinteraksi untuk perbuatan cabul itu terjadi," ujar Azis.

Baca juga: Supaya Korban Tak Melapor, Guru Ngaji Cabul di Muara Baru Sering Beri Uang dan Pakaian

Kasus ini terungkap setelah satu korban bercerita kepada orangtuanya perihal pelecehan seksual yang dialami.

"Kalau dari ibu yang tadi malam cerita bahwasanya anaknya tanya-tanya tentang alat kelaminnya. Cerita lah dia sama ibunya," kata ungkap Ketua RW setempat Raden Taufik saat dikonfirmasi, Selasa (16/11/2021).

Ilustrasi
Ilustrasi (Kompas.com)

Ia menambahkan, orangtua korban yang curiga mencoba memancing agar sang anak bercerita lebih banyak lagi.

"Ibunya dengar sekali, dua kali cerita hal yang sama, ibunya mulai curiga. Anaknya tanya, kelamin itu selain air seni keluar apa lagi. Ya pokoknya begitu lah, akhirnya disebut nama pelaku," ujar dia.

Pelaku pedofil itu babak belur dihajar warga pada Senin (15/11/2021) malam.

"Waktu kejadian itu saya ditelepon sama Pak RT, katanya ada pelecehan seksual," kata Taufik.

Taufik lalu bergegas menuju kediaman pelaku. Di sana, puluhan warga sudah berkumpul menunggu pelaku keluar dari rumahnya.

"Sampai di lokasi sudah ramai. Rumah (pelaku) sudah dikepung sama warga," ujar dia.

Pengurus RT dan RW setempat tidak berani untuk membawa pelaku ke kantor polisi karena melihat massa yang sudah emosi.

Mereka pun memutuskan untuk menunggu petugas kepolisian datang ke lokasi untuk membawa pelaku.

"Saya sendiri mau mengevakuasi nggak berani dengan situasi massa seperti itu. Sementara yang berhak itu kan aparat. Nah aparat butuh waktu untuk sampai ke lokasi," tutur Taufik.

Massa yang sudah terlanjur geram dengan aksi pelaku pedofil akhirnya menerobos masuk dan menghajar pelaku hingga babak belur.

"Iya jebol juga sebelum aparat datang," ucap Taufik.

Pelaku Tenaga Pendidik

Pelaku pedofil yang mencabuli bocah laki-laki di Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan diduga merupakan seorang tenaga pendidik.

Total, sebanyak 15 anak laki-laki di bawah umur menjadi korban pelecehan seksual pelaku berinisial F.

"Namanya juga di kampung, ngajar-ngajar kecil semisal di lembaga kursus disebut dosen," kata Ketua RW setempat, Raden Taufik, saat dikonfirmasi, Rabu (17/11/2021).

Hanya saja, Taufik belum bisa memastikan pekerjaan sehari-hari pelaku.

"Saya juga nggak tahu dia (pelaku) dosen atau bukan," ujarnya.

Sebelumnya, Taufik membeberkan modus pelaku saat melakukan pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur.

Ia mengatakan, pelaku mengiming-imingi para korbannya dengan membelikan voucher game online.

"Modusnya dia top up voucher game online. Jadi isi voucher, top up dengan biaya murah," ungkap Taufik.

Namun, Taufik mengaku tidak mengetahui tentang keseharian pelaku. Sebab, rumahnya berjarak cukup jauh dengan kediaman pelaku.

"Saya kurang tahu juga perilakunya dia di lingkungan setempat karena beda RT," ujarnya.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved