Tertata Rapih dan Bersih, Rahasia di Balik Keindahan Taman Makam Kehormatan Belanda di Menteng Pulo
Ereveld Menteng Pulo, ialah satu dari beberapa bukti sejarah di masa lampau yang bisa ditemui di kota Jakarta.
Penulis: Pebby Ade Liana | Editor: Wahyu Septiana
"Semua pohon-pohon, bunga-bunga di sini kira siram juga," tuturnya.
Makam Kehormatan Belanda ini, merupakan sepenggal sejarah Belanda dan juga Indonesia yang bisa ditemui di tengah Kota Jakarta.
Saat ini, Ereveld Menteng Pulo dikelola oleh Oorlogsgraven Stichting atau Yayasan Makam Kehormatan Belanda untuk para korban dan cerita di balik mereka bisa tetap dikenang dan penggalan sejarah ini mendapatkan pengakuan yang selayaknya.
Sejarah Ereveld Menteng Pulo
Dalam catatan sejarahnya, Wulan menjelaskan bahwa dahulu para korban perang tersebut sebenarnya dimakamkan di 22 ereveld yang tersebar di seluruh kepulauan Indonesia yang dibangun antara tahun 1946-1950 oleh Dinas Pemakaman Tentara milik Tentara Kerajaan Hindia Belanda.
Namun, atas permohonan Pemerintah Indonesia setelah penyerahan kedaulatan di tahun 60-an, ke 22 ereveld kemudian dikumpulkan menjadi di Pulau Jawa saja.
Ereveld Menteng Pulo, adalah satu dari tujuh Makam Kehormatan Belanda yang ada di Pulau Jawa.
Korban yang dimakamkan di sini, merupakan orang-orang Belanda dan Indonesia.
Ada laki-laki, wanita, bahkan sampai anak-anak yang wafat di kamp tahanan Jepang, dan para Militer Belanda yang gugur pada masa revolusi.
"Yang dimakamkan di sini, sebagian besarnya adalah warga sipil. Mereka semua adalah korban, ketika saat terjadinya perang dunia kedua," kata Supervisor dari Ereveld Menteng Pulo, Wulan, ditemui pada Jumat (19/11/2021).
Ereveld Menteng Pulo didirikan pada masa revolusi (1945-1949).
Di sini, dilaksanakan juga pemakaman kembali dari sisa jenazah para korban yang sebelumnya dimakamkan di Banjarmasin (1961), Tarakan (1964), Menado (1965), Palembang (1967), Balikpapan (1967), Makasar (1968) dan Cililitan
(1968).
Awal mulanya, ide untuk mendirikan ereveld ini berasal dari reserve Letnan Kolonel Ir. H.A. van Oerle, komandan zeni C Divisi 7 Desember.
Dahulunya di bagian tertinggi lokasi tersebut ada sebuah bangunan beton milik Jepang. Setelah bangunan itu dibongkar, Ir. H.A. van Oerle memulai pembangunan ereveld ini.
Pun demikian, peletakan batu pertama makam ini dilakukan pada 8 Desember 1947 oleh Letjen. S.H. Spoor yang pada saat itu menjabat sebagai komandan tentara di Hindia Belanda.