Bangunan SMAN 96 Jakarta Roboh

Fakta Baru Terungkap, Eks Staf Ahok Sebut Bangunan SMA 96 yang Roboh Dibangun Tak Sesuai Spesifikasi

Ima Mahdiah mengungkapkan, renovasi bangunan SMA Negeri 96 yang roboh beberapa waktu lalu tidak sesuai dengan spesifikasi yang diajukan.

Penulis: Dionisius Arya Bima Suci | Editor: Wahyu Septiana
TribunJakarta.com/Satrio Sarwo Trengginas
Suasana robohnya bangunan SMA 96 di kawasan Cengkareng, Jakarta Barat pada Rabu (17/11/2021). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci

TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Anggota Komisi E DPRD DKI Ima Mahdiah mengungkapkan, renovasi bangunan SMA Negeri 96 yang roboh beberapa waktu lalu tidak sesuai dengan spesifikasi yang diajukan.

Hal ini bisa dilihat dari sisa reruntuhan bangunan sekolah yang berada di kawasan Cengkareng, Jakarta Barat itu.

"Besi-besinya kelihatan lebih kecil, makanya roboh karena enggak kuat. Jadi saya lihat ini spesifikasinya banyak yang dikurangi," ucapnya, Senin (22/11/2021).

Mantan staf Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok ini pun mempertanyakan keterlibatan PT Penta Rekayasa dalam proyek ini.

Pasalnya, pemenang tender dalam proyek renovasi total SMA Negeri 96 ini ialah BUMN Adhi Karya.

Baca juga: 4 Pekerja Proyek Imbas Insiden Bangunan SMA 96 yang Roboh di Cengkareng Sudah Pulang

"Jangan sampai disubkan lagi, nanti makin mengurangi nilai. Jadi ya mengurangi bahan, mengurangi spesifikasi, karena kelihatan ko ini ringkih," ujarnya.

Untuk itu, Ima meminta agar Adhi Karya pertanggungjawab penuh dan membangun kembali SMA Negeri 96 yang roboh tersebut sesuai spesifikasi yang diminta.

Suasana robohnya bangunan SMA 96 di kawasan Cengkareng, Jakarta Barat pada Rabu (17/11/2021).
Suasana robohnya bangunan SMA 96 di kawasan Cengkareng, Jakarta Barat pada Rabu (17/11/2021). (TribunJakarta.com/Satrio Sarwo Trengginas)

"Kontraktor harus ganti rugi sesuai spesifikasi yang diajukan," kata Ima.

Tak hanya itu, ia juga meminta Pemprov DKI segera mengganti kontraktor Adhi Karya dan PT Penta Rekayasa.

Pasalnya, kedua dinilai Ima memiliki latar belakang yang kurang baik.

"Saya lihat juga track recordnya. Adhi Karya dan Penta Rekayasa juga pernah kejadian di Stadion Gedebage di Bandung, Jawa Barat," tuturnya.

Sebagai informasi, anggaran yang dialokasikan untuk merenovasi SMA Negeri 96 mencapai Rp33 miliar. 

Anggaran itu digunakan untuk merenovasi total bangunan sekolah yang memiliki total 21 ruang kelas tersebut.

"Karena memang sekolahnya sangat dibutuhkan masyarakat sekitar situ. Salah satu sekolah yang paling dicari, karena masyarakat di sana sudah banyak sekali," ucapnya.

17 saksi diperiksa

Polres Metro Jakarta Barat masih mendalami kasus robohnya sebagian bangunan di SMAN 96 Jakarta, Cengkareng.

Wakasatreskrim Polres Jakarta Barat, AKP Niko Purba, kini saksi-saksi yang diperiksa bertambah menjadi 17 orang.

Di antara yang diperiksa meliputi satu korban, pekerja dan pelaksana proyek.

"Terkait robohnya bangunan SMA 96 untuk sementara kita sudah mewancarai 17 saksi," ungkapnya saat ditemui TribunJakarta.com di Mapolres Jakarta Barat pada Senin (22/11/2021).

Satu korban yang diperiksa, lanjut Niko, menjelaskan terkait kronologis robohnya bangunan tersebut.

Sebab, ia berada di lantai empat bangunan itu.

Niko belum bisa memastikan penyebab dari robohnya bangunan itu dan masih menunggu hasil pemeriksaan dari tim Pusat Laboratorium dan Forensik (Puslabfor) Mabes Polri.

Baca juga: Bangunan SMAN 96 di Cengkareng Roboh, Kegiatan Belajar Mengajar Dipastikan Tetap Berjalan

"Kalau dugaan penyebab ini, masih dalam proses pemeriksaan dari Labfor," pungkasnya.

Sebelumnya, sebagian bangunan SMAN 96 di Jalan Jati Raya, Cengkareng, Jakarta Barat, ambrol.

Ambruknya sebagian lantai tiga dan empat bangunan itu terjadi pada Rabu (17/11/2021) siang.

Bangunan sekolah itu masih dalam tahap rehabilitasi total yang dilakukan oleh PT Adhi Karya dan PT Penta Rekayasa sejak bulan September silam.

Baca juga: Cara Dedi Mulyadi Lawan Mahasiswa Protes di Pasar: Kirim Pasukan Kebersihan Sampai ke Rumah Yuda

Kapolsek Cengkareng, AKP Endah Pusparini mengatakan tidak ada korban jiwa dalam peristiwa robohnya bangunan itu.

"Tidak ada yang meninggal dunia," ujarnya saat ditemui TribunJakarta.com pada Rabu (17/11/2021).

Namun, ia melanjutkan sebanyak 4 orang mengalami luka-luka.

Keempat korban merupakan pekerja proyek itu.

Wakasatreskrim Polres Jakarta Barat, AKP Niko Purba berbincang dengan Kanit Krimsus Polres Jakarta Barat, AKP Fahmi Fiandri di Polres Jakarta Barat pada Senin (22/11/2021).
Wakasatreskrim Polres Jakarta Barat, AKP Niko Purba berbincang dengan Kanit Krimsus Polres Jakarta Barat, AKP Fahmi Fiandri di Polres Jakarta Barat pada Senin (22/11/2021). (Satrio Sarwo Trengginas/TribunJakarta.com)

"Satu mengalami luka sedang. Tiga orang lainnya mengalami luka ringan," tambahnya.

Sementara itu, Humas RSUD Cengkareng, Aris Pribadi mengatakan sebanyak empat pekerja proyek yang tertimpa reruntuhan bangunan SMA 96  Jakarta Barat sudah pulang dari RSUD Cengkareng.

"Mereka sudah pulang," ujarnya saat dikonfirmasi pada Kamis (18/11/2021).

Dari keempat korban itu, lanjut Aris, tiga orang mengalami luka memar dan satu orang mengalami patah kaki.

"Korban yang patah kaki cukup serius," tambahnya.

Namun, korban yang mengalami patah kaki meminta untuk pulang dan menjalani perawatan di rumah.

Baca juga: Bangunan SMA 96 Roboh, Kasudin Pendidikan Jakarta Barat: Pasti Ada Evaluasi

Sedangkan tiga korban lainnya yang mengalami luka ringan dianggap kondisinya membaik dan diperbolehkan pulang.

Aris mengatakan mereka sudah pulang ke rumah sejak Rabu (17/11/2021) malam. (*)

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved