ITE Hybrid Event 2021 Jadi Ajang Pertukaran Gagasan dan Teknologi untuk Kota Cerdas

Kemendagri mendorong pemda memanfaatkan teknologi untuk pengelolaan air bersih, energi, pengelolaan sampah, keamanan, penanggulangan bencana.

Editor: Wahyu Septiana
Istimewa
Direktur Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan Kementerian Dalam Negeri, Dr. Safrizal, ZA, M.Si -  Inovasi dan penerapan teknologi dalam rangka membangun kota cerdas berkolobarasi dengan berbagai pihak. 

TRIBUNJAKARTA.COM - Ditjen Bina Administrasi Kewilayahan Kemendagri mendorong pemda memanfaatkan teknologi untuk pengelolaan air bersih, energi, pengelolaan sampah, keamanan, penanggulangan bencana, dan perekonomian, terutama Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

Hal itu perlu dilakukan lantaran pembangunan Kota Cerdas tidak bisa dilakukan pemerintah sendiri.

Pemerintah daerah perlu melakukan kolaborasi dengan masyarakat dan sektor swasta.

Dalam satu dekade terakhir, pemerintah pusat mendorong daerah-daerah memanfaatkan teknologi informasi (TI) untuk berbagai kepentingan.

Pemerintah daerah (pemda) banyak yang berinovasi dalam meningkatkan pelayanan publiknya, seperti memotong rantai birokrasi yang panjang dan menciptakan aplikasi.

Pemerintah pusat tidak ingin smart city hanya sebagai jargon atau perlombaan menciptakan aplikasi.

Akan tetapi, pemanfaatan dan dampaknya tidak dirasakan oleh masyarakat.

Baca juga: Ditegur Kemendagri karena Dugaan Pelanggaran, Disdukcapil Depok: Miskomunikasi

Pada tahap awal, inovasi daerah banyak menyasar pemecahan masalah pada enam pelayanan daerah dan urusan administrasi internal.

Beberapa inovasi yang baik direplikasi ke daerah lain.

Direktur Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan Kementerian Dalam Negeri, Dr. Safrizal, ZA, M.Si mengatakan inovasi dan penerapan teknologi dalam rangka membangun kota cerdas sebaiknya dilakukan dengan berkolobarasi dengan berbagai pihak.

Pemda juga harus mendengar keluhan dan masukan dari masyarakat agar inovasinya tepat sasaran.

"Jangan sampai menciptakan berbagai inovasi dan aplikasi dengan investasi yang besar hanya untuk mengejar titel kota cerdas, tetapi tidak bermanfaat bagi masyarakat," ujar Safrizal dalam keterangan tertulis, Selasa (30/11/2021).

"Kepala daerah harus melihat kebutuhan masyarakat di lapangan. Jika pelayanan dasar sudah disentuh, mulailah beralih ke sektor yang meningkatkan mobilitas dan kelayakan hidup masyarakat,” sambungnya.

Baca juga: Daftar Pengembangan Wilayah Metropolitan Terintegrasi yang Jadi Fokus Kemendagri Sampai 2024

Untuk itu, Direktorat Jenderal Bina Administrasi Wilayah Kementerian Dalam Negeri bersama PT Napindo Media Ashatama dan PT Mavic Media Indonesia akan menggelar Integrated Technology Event (ITE) Hybrid Event 2021 dengan tema “Pembangunan Infrastruktur Cerdas Terpadu untuk Kota Cerdas” di Grand City Convex, Surabaya, pada 1-2 Desember nanti.

Di ITE Hybrid Event 2021, Ditjen Bina Administrasi Kewilayahan akan mempertemukan sejumlah pihak untuk merumuskan pembangunan kota cerdas yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved