Pembaretan yang Tewaskan Mahasiswi Tak Berizin, Mahasiswa Desak Menwa Dibubarkan, Rektor Bereaksi

Kegiatan pembaretan kegiatan Resimen Mahasiswa (Menwa) yang menewaskan mahasiswi bernama Fauziyah Nabilah disebut pihak kampus tak berizin.

Penulis: Elga Hikari Putra | Editor: Yogi Jakarta
Annas Furqon Hakim/ Tribun Jakarta
Spanduk unjuk rasa mahasiswa UPN Jakarta, Senin (30/11/2021). Kegiatan pembaretan kegiatan Resimen Mahasiswa (Menwa) yang menewaskan mahasiswi bernama Fauziyah Nabilah disebut pihak kampus tak berizin. 

TRIBUNJAKARTA.COM, CILANDAK - Kegiatan pembaretan kegiatan Resimen Mahasiswa (Menwa) yang menewaskan mahasiswi bernama Fauziyah Nabilah disebut pihak kampus tak berizin.

Hal itu disampaikan Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jakarta, Ria Maria Theresa.

Ria mengatakan, kegiatan Menwa yang terakhir mendapatkan izin adalah Pendidikan Dasar anggota baru yang diadakan pada 10-12 September 2021.

"Pada 13 September 2021, muncul edaran dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi bahwa kegiatan yang diperbolehkan hanya pembelajaran."

"Karena itu, pengajuan kegiatan organisasi kemahasiswaan langsung tidak diizinkan.

Baca juga: Mahasiswi Tewas saat Pembaretan Menwa, Komandan Nasional Ariza: Kegiatan Fisik Tak Boleh Dominan

Yang sebelumnya sempat diberikan izin bahkan juga segera dicabut," kata Ria dalam keterangan tertulisnya, Selasa (30/11/2021).

Ria memastikan tidak ada perbedaan perlakuan terhadap organisasi kemahasiswaan di UPN Veteran Jakarta, termasuk dalam memberikan izin kegiatan.

Unjuk rasa mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jakarta menggelar aksi unjuk rasa di kampusnya di kawasan Pondok Labu, Jakarta Selatan (30/11/2021).
Unjuk rasa mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jakarta menggelar aksi unjuk rasa di kampusnya di kawasan Pondok Labu, Jakarta Selatan (30/11/2021). (Annas Furqon Hakim/ Tribun Jakarta)

"Komisi Disiplin akan segera menyampaikan rekomendasi kepada Rektor terkait dengan kejadian ini," ujar dia.

Diketahui, mahasiswi bernama Fauziyah Nabilah meninggal dunia saat mengikuti pembaretan Menwa di kawasan Sentul, Bogor, Jawa Barat, 25 September 2021 lalu.

Menuntut Menwa Dibubarkan

Kematian Fauziyah mendorong ratusan mahasiswa UPN Veteran Jakarta menggelar aksi unjuk rasa di depan kampusnya yang berlokasi di kawasan Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan.

Wakil Ketua MPM UPN Veteran Jakarta Ivanno Julius Reynaldi mengatakan, pihak rektorat dan Menwa terkesan menutup-nutupi kabar kematian Fauziyah.

"Ini kan kasus ternyata sudah 2 bulan ya, jadi memang dari pihak rektorat dan pihak Menwa sendiri terkesan menutup-nutupi.

Tidak ada transparansi, tidak ada berita acara, dan tidak adanya keterbukaan mengenai sanksi apa kepada Menwa," kata Ivanno di lokasi.

Baca juga: Komandan Menwa Ariza Tegaskan Tak Ada Unsur Kekerasan Terkait Kasus Tewasnya Mahasiswi UPN

"Kami menuntut untuk membubarkan Menwa kepada pihak rektorat," tambahnya.

Menurut Ivanno, terdapat beberapa poin yang mendasari tuntutan membubarkan Menwa.

Pertama, jelas dia, kegiatan yang digelar Menwa kerap menimbulkan korban jiwa, termasuk kegiatan Diksar Menwa Universitas Sebelas Maret (UNS).

"Bahkan ternyata kasus di UPN ini terjadi sebelum ada di UNS.

Ratusan mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jakarta menggelar aksi unjuk rasa di kampusnya di kawasan Pondok Labu, Jakarta Selatan (30/11/2021).
Ratusan mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jakarta menggelar aksi unjuk rasa di kampusnya di kawasan Pondok Labu, Jakarta Selatan (30/11/2021). (Annas Furqon Hakim/ Tribun Jakarta)

Karena adanya pihak rektorat dan Menwa bungkam, akhirnya kita baru bisa melakukan aksi ini sekarang," ujar dia.

Selain itu, Ivanno menyebut kegiatan Menwa sudah tidak relevan dengan nilai-nilai reformasi dan hak mahasiswa yang selama ini diperjuangkan.

"Kita ingin menghapuskan doktrin dan dogma militer dari lingkungan kampus," tutur Ivanno.

Reaksi Rektor

Rektor UPN Veteran Jakarta, Erna Hernawati, menanggapi permintaan mahasiswa yang menginginkan Menwa dibubarkan.

Erna mempersilakan para mahasiswa untuk melakukan kajian berdasarkan metode penelitian yang jelas.

Baca juga: Mahasiswa UPN Jakarta Minta Menwa Dibubarkan, Rektor: Silakan Buat Kajian Akademis

"Silakan membuat kajian yang akademis mengenai keberadaan Menwa. Menwa tidak hanya ada di UPN Veteran Jakarta," kata Erna dalam keterangan tertulisnya, Selasa (30/11/2021).

Erna menuturkan, pihak rektorat akan menunggu hingga mahasiswa rampung membuat kajian tentang Menwa.

"Kalau ada kajian, saya tunggu, akan saya sampaikan kepada pihak yang berwenang," ujar dia.

Kronologi Kematian Mahasiswi

Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UPN Veteran Jakarta Rama Fathurachman membeberkan kronologi kematian mahasiswi D3 Fisioterapi bernama Fauziyah Nabilah.

Ketua Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jakarta Rama Fathurachman membeberkan kronologi kematian mahasiswi D3 Fisioterapi bernama Fauziyah Nabilah, Selasa (30/11/2021).
Ketua Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jakarta Rama Fathurachman membeberkan kronologi kematian mahasiswi D3 Fisioterapi bernama Fauziyah Nabilah, Selasa (30/11/2021). (Annas Furqon Hakim/ Tribun Jakarta)

Fauziyah meninggal dunia saat mengikuti Pendidikan Dasar Resimen Mahasiswa (Diksar Menwa) UPN di kawasan Bogor, Jawa Barat, 25 September 2021 lalu.

Rama mengatakan, Fauziyah berangkat mengikuti Diksar Menwa dalam kondisi sehat.

Bahkan, berdasarkan keterangan yang diperoleh Rama dari orangtua korban, Fauziyah masih mengikuti praktikum sehari sebelum keberangkatan.

"Dan keterangan orangtua menyatakan dia (F) tidak ada penyakit bawaan," kata Rama saat ditemui di UPN Veteran Jakarta, Selasa (30/11/2021).

Namun, pada saat mengikuti longmarch atau berjalan kaki dengan jarak sekitar 10-15 Kilometer, F terlihat kelelahan.

Baca juga: Kronologi Kematian Peserta Diksar Menwa UPN Jakarta: Korban Kelelahan Tapi Dianggap Kesurupan

"Kemudian ini awalnya ya dari pihak Menwa menyangka bahwa hal itu adalah kesurupan," ungkap Rama.

Ia pun menyayangkan penanganan medis yang dilakukan pihak Menwa kepada Fauziyah.

Meski pada akhirnya Fauziyah dibawa ke rumah sakit menggunakan ambulans, namun nyawanya tak tertolong.

"Dibawa pakai ambulans ya. Akan tetapi sebelum sampai ke rumah sakit (Fauziyah) sudah meninggal dunia," tutur Rama.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved