Formula E
Buka-bukaan Sahroni Soal Formula E, Jumlah Tim Bertanding, Kriteria Venue hingga Pengerjaan Sirkuit
Sebanyak 12 klub tim telah mengkonfirmasi bakal bertanding dalam ajang balap Formula E pada 4 Juni 2022 mendatang.
Penulis: Nur Indah Farrah Audina | Editor: Jaisy Rahman Tohir
Sebagai sesama partai koalisi pemerintah, Dea menilai, sudah selayaknya NasDem sama-sama melindung Presiden Joko Widodo agar tidak terseret kasus Formula E yang sejak awal sudah bermasalah.
“Budaya saling mengingatkan penting untuk memastikan koalisi tetap di satu haluan dalam menjaga Pak Jokowi. Kalau kami diam, justru keliru,” tuturnya.
PDIP Sebut Penunjukkan Sahroni Politis
Politisi PDIP, Gilbert Simanjuntak, menyebut, penunjukan Ahmad Sahroni sebagai Ketua Pelaksana Formula E sarat unsur politis dibandingkan profesionalisme.
Hal ini dikatakan Gilbert setelah mendengar pernyataan politisi NasDem itu usai ditunjuk Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengisi posisi tersebut.
"Sepanjang pengamatan, tidak ada satupun pernyataan teknis profesional yang dilontarkan olehnya maupun IMI (Ikatan Motor Indonesia)," ucapnya, Rabu (1/12/2021).
"Pernyataan yang keluar semua bermuatan politis, mulai dari meningkatkan ekonomi, serta akan menaikkan citra Jakarta dan Indonesia," sambungnya.
Belum lagi pernyataan Co-Founder Formula E Alberto Longo yang sempat menyebut venue atau lokasi sirkuit balap mobil bertenaga listrik itu akan ditentukan oleh Presiden Joko Widodo.
Baca juga: Presiden Jokowi Tetap Punya Peran Penting di Formula E, Sahroni Akan ke Istana: Ini Harus Dilaporkan
"Pernyataan itu tentunya bukan ujug-ujug, tapi atas paparan yang dia dengar," ujarnya.
Anggota Komisi B DPRD DKI ini pun menegaskan, mayoritas warga DKI tidak membutuhkan balap Formula E.
Terlebih, balap mobil bebas emisi ini tidak begitu dikenal dan masih kalah pamor dibandingkan ajang balap lainnya, seperti MotoGP dan Formula 1.
"Pendekatan politis yang akhirnya mengecilkan profesionalisme akan dinilai oleh masyarakat seluruh Indonesia," kata Gilbert.
"Seperti janji kampanye yang diminta aksi nyata bukan sekedar narasi atau retorika," tambahnya menjelaskan.