Sopir Transjakarta Bereaksi Dianggap Jadi Penyebab Kecelakaan: Kalau Salah Silahkan Ditindak
Rentetan kasus kecelakaan bus Transjakarta dalam beberapa waktu terakhir membuat warga mempertanyakan kinerja sopir yang dianggap lalai.
Penulis: Bima Putra | Editor: Wahyu Septiana
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra
TRIBUNJAKARTA.COM, PULOGADUNG - Rentetan kasus kecelakaan bus Transjakarta dalam beberapa waktu terakhir membuat warga mempertanyakan kinerja sopir yang dianggap lalai.
Paling anyar pada Senin (6/12/2021) sekira pukul 09.10 WIB, bus Transjakarta menabrak gundukan tanah dan tembok dekat Halte Puri Beta 2, Ciledug, Kota Tangerang.
Penyebabnya diduga karena setelah sopir menurunkan penumpang lalu menepikan kendaraan untuk pergi ke toilet, dia lupa memasang rem tangan sehingga bus melaju hingga menabrak.
Menanggapi anggapan banyaknya kasus kecelakaan akibat kelalaian sopir, seorang sopir Transjakarta pria berinisial MJK (54) mengaku tidak keberatan bila hal tersebut dapat dibuktikan.
"Itu kan istilahnya melalui aturan lalu lintas. Kalau memang salah. Tapi kan perlu pembuktian dari kronologi kejadian," kata MJK di Terminal Pulogadung, Jakarta Timur, Senin (6/12/2021).
Baca juga: Selama Periode Januari-Oktober 2021, 502 Kecelakaan Libatkan Bus Transjakarta: Januari Paling Banyak
Sebagai sopir yang sejak tahun 2010 sudah mengemudikan bus Transjakarta, dia mengaku hanya bisa menyerahkan sanksi kepada aparat atau dalam hal ini Ditlantas Polda Metro Jaya.
Sementara perihal anggapan sopir Transjakarta memiliki beban kerja berat sehingga mengakibatkan kelelahan dan memicu kecelakaan, menurutnya target tidak terlampau berat.

"Ya kalau target tertentu sih semua perusahaan pasti ada. Tapi kan itu semua sudah disesuaikan dengan kondisi di lapangan. Jadi, sebenarnya saya pikir target dari perusahaan itu nggak memberatkan kita kok," ujarnya.
Sebelumnya, Direktur Utama PT Transjakarta M. Yana Aditya mengatakan pihaknya kini melibatkan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) untuk melakukan audit keseluruhan.
Audit keseluruhan dan rekomendasi dari KNKT tersebut diharapkan dapat meningkatkan sistem manajemen keselamatan dan mencegah kasus kecelakaan terjadi.
Namun dia belum bisa memastikan apa pelibatan KNKT ini bersifat sementara atau seterusnya, hanya memastikan bahwa PT Transjakarta bakal menjalankan rekomendasi dari KNKT.
Baca juga: Eks TGUPP & Timses Anies Jadi Direktur Transjakarta, Sindiran Komisi B: Ngurus Bajaj Aja Gak Pernah
"Nanti kita lihat rekomendasinya. Kan ini baru mau mulai, baru mulai mulai. Nanti pengawasannya seperti apa. Semua rekomendasi akan kita jalankan dari KNKT, karena ini urusan keselamatan," tutur Yana, Sabtu (4/12/2021).
502 Kecelakaan Libatkan Bus Transjakarta
Sebanyak 502 kecelakaan melibatkan bus Transjakarta pada periode Januari-Oktober 2021.
Hal ini diungkap Direktur Utama PT Transjakarta Yana Aditya kala rapat bersama jajaran Komisi B DPRD DKI.
"Itu data Januari sampai Oktober ya. Jadi itu total semua kecelakaan ya (502) yang terjadi dari bulan Januari sampai bulan Oktober. Itu kurang lebih segitu itu, terdiri dari kecelakaan yang pertama TJ dengan benda seperti mobil dan yang lain," katanya di Gedung DPRD DKI, Senin (6/12/2021).
"Kedua, TJ ditabrak oleh kendaraan yang lain atau kecelakaan tunggal. Ketiga, misalnya TJ menabrak separator," tambahnya.
Adapun rinciannya, sebanyak 75 kecelakaan pada Januari 2021. 63 kecelakaan pada Februari 2021. 72 kecelakaan pada Maret 2021.
Baca juga: Rapat Bareng Komisi B, Dishub DKI Catat Ada 248 Kecelakaan Transjakarta Selama 4 Bulan Terakhir
Kemudian 55 pada April 2021. Sebanyak 54 kecelakaan pada Mei 2021.
Selanjutnya 48 kecelakaan pada Juni 2021. Lalu, 44 kecelakaan pada Juli 2021.

Sebanyak 22 pada Agustus 2021.
Lalu 42 kecelakaan pada September 2021 serta 27 kecelakaan pada Oktober 2021.
Atas data ini, pihak PT Transjakarta mengklain adanya penurunan jumlah kecelaaan.
Di mana, secara umum di tahun 2021, jumlah kecelakaan lalu lintas yang melibatkan bus Transjakarta mengalami penurunan (75 kasus perbulan di Januari turun menjadi 27 kasus perbulan Oktober).
Saat ini, kata Yana, pihaknya tengah melakukan evaluasi dan audit total.
Baca juga: Transjakarta Sering Kecelakaan, Politikus PDIP: Kami Anjurkan Direksi Dicopot
Pihaknya pun turut menggandeng Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) guna melakukan audit secara menyeluruh terkait keselamatan operasional bus Transjakarta.
"Jadi kita ingin tau nih kecelakaan demikian banyak, ini penyebabnya apa. Kita semua hanya tau mengenai paramudi.
Kita pengin tahu juga apakah koridor jalanannya bermasalah gak buat kendaraan.
Ketiga, apakah armadanya layak jalan atau engga. Nah supaya ini independen, dan tidak menimbulkan apanamanya pertanyaan yg lain, maka kita mengajak untuk audit independent knkt untuk bisa memeriksa," ucapnya.
PT Transjakarta gandeng KNKT
PT Transjakarta menggandeng Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) untuk melakukan audit secara menyeluruh terkait keselamatan operasional bus Transjakarta.
Hal ini diungkap Kepala Badan Pembinaan (BP) BUMD Provinsi DKI Jakarta, Riyadi.
"Kita akan melakukan audit menyeluruh terkait dengan keselamatan operasi.
Kemudian dalam proses audit ini rencananya Transjakarta akan bekerja sama dengan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT)," katanya saat dihubungi, Jumat (3/12/2021).
Riyadi menilai keterlibatan KNKT bisa menjadi langkah tepat.
Menurutnya, KNKT memiliki kompetensi dalam pengecekan atau peninjauan lebih detail perihal keselamatan transportasi.
Apalagi, moda transportasi unggulan warga Jakarta ini tengah disoroti seiring rentetan kecelakaan yang terjadi dalam 40 hari terakhir.
"KNKT yang punya kompetensi untuk cek sejauh mana keselamatan transportasi. Jadi nanti akan dicek semuanya lah.
Makanya ini karena sering kecelakaan kita akan audit secara menyeluruh. Yang punya kompetensi itu saya kira KNKT. Makanya Transjakarta kerja sama dengan KNKT karena di sanalah yang punya kompetensi itu," ungkapnya.
Sebagai informasi, dilansir dari Kompas.com, tercatat ada lima kecelakaan bus Transjakarta dalam 40 hari terakhir.
Kecelakaan pertama terjadi pada 25 Oktober 2021 di Halte Cawang-Ciliwung, Jakarta Timur.
Ada 30 penumpang yang menjadi korban luka-luka, mulai dari luka ringan hingga patah tulang berat dan harus menjalani operasi.
Peristiwa bus transjakarta menabrak bus transjakarta itu juga memakan dua korban jiwa, satu di antaranya merupakan sopir bus.
Hasil pengusutan Polda Metro Jaya, kecelakaan disebabkan penyakit epilepsi atau kejang-kejang yang dialami sopir bus.
Kecepatan bus transjakarta yang dikendarai sopir berinisial J tak berkurang saat mendekati halte.
Dugaan polisi, epilepsi J kambuh sehingga dia tidak bisa mengendalikan pedal gas dan rem.
Empat hari setelah kecelakaan nahas tersebut, bus Transjakarta kembali mengalami kecelakaan.
Bus dengan nomor polisi B7719 TGR menabrak beton separator sisi kanan jalan pada 29 Oktober 2021 pagi.
Kecelakaan tunggal tersebut disebabkan oleh sopir yang diduga mengantuk saat mengendarai bus.
Belum genap sebulan, bus Transjakarta kembali mengalami masalah.
Kali ini kepulan asap putih keluar dari bagian atap bus transjakarta pada Kamis pagi, 4 November 2021.
Kepala Public Relation PT Transjakarta saat itu, Iwan Samariansyah, menyebutkan bahwa asap yang keluar dari atap berasal dari mesin air conditioner (AC) bus.
AC disebut bermasalah karena sambungan vanbelt putus dan menimbulkan kepulan asap putih.
Beruntung, peristiwa tersebut tidak menimbulkan korban jiwa karena penumpang langsung dievakuasi menggunakan bus transjakarta lainnya.
Lalu pada Kamis (2/12/2021) kemarin, bus Transjakarta kembali mengalami kecelakaan tunggal di persimpangan PGC, Cililitan, Jakarta Timur.
Bus Transjakarta menabrak pos polisi di persimpangan PGC hingga tak berbentuk lagi.
Peristiwa tersebut menyebabkan satu orang petugas sterilisasi busway harus dilarikan ke Rumah Sakit Kramatjati karena mengalami luka serius.
Terkait penyebab kecelakaan, PT Transjakarta menyatakan masih diselidiki pihak kepolisian.
Kemudian pada Jumat (3/12/2012) siang ini, sebuah bus Transjakarta menabrak separator di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat.