Polemik Sumur Resapan, Kepuasan Publik Terhadap Anies Baswedan Malah Amblas
Sejak Anies Baswedan menjabat Gubernur DKI Jakarta, solusi normalisasi tidak lagi menjadi prioritas.
Ironisnya, upaya Anies menggenjot jumlah sumur resapan justru menuai kecaman publik.
Janji Anies dalam kampanye Pilkada DKI Jakarta 2017 adalah membangun drainase vertikal, yaitu meresapkan air ke dalam tanah, alih-alih normaisasi atau mengalirkan air ke laut.

“Publik mengharapkan solusi yang lebih komprehensif untuk mengatasi banjir, bukan semata-mata demi kepentingan politik,” tandas Alfian.
Masalah besar di masa depan adalah kenaikan air laut dan turunnya permukaan tanah, tetapi rencana pembangunan tanggul laut tidak pernah disentuh Anies.
Sepanjang tahun ini kepuasan terhadap Anies selalu berada di bawah 40 persen.
Sejumlah masalah menjadi sorotan publik, termasuk soal gelaran balap mobil listrik Formula E.
Setelah didera upaya interpelasi, penentuan venue terkatung-katung, padahal pohon-pohon di Monas telanjur dibabat.
Belakangan armada bus Transjakarta juga berturut-turut mengalami kecelakaan.
Baca juga: Anies Populer, Tapi Kurang Favorit di Survei Capres 2024, Pengamat: Banyak yang Enggak Suka Beliau
Dirintis pada masa Sutiyoso, pembangunan transportasi publik terus digenjot guna mengatasi kemacetan di ibukota.
Berbagai moda dibangun seperti MRT dan LRT, sehingga diperlukan integrasi antar-moda.
“Tantangan Anies sangat berat dengan sisa masa jabatan kurang dari setahun, tidak bisa hanya dengan mengklaim prestasi mendapat puluhan penghargaan,” pungkas Alfian.
Yang terbaru, Anies membanggakan pembangunan stadion internasional yang sudah dirintis sejak masa Foke.
Baca juga: Hasil Survei: Partai Demokrat Melorot ke Papan Tengah, PSI Stabil
Survei Jakarta Research Center (JRC) dilakukan pada 10-15 Desember 2021, secara tatap muka kepada 800 responden mewakili seluruh wilayah di DKI Jakarta.
Metode survei adalah multistage random sampling, dengan margin of error ±3,4 persen dan pada tingkat kepercayaan 95 persen.(*)