Polemik Sumur Resapan, Kepuasan Publik Terhadap Anies Baswedan Malah Amblas
Sejak Anies Baswedan menjabat Gubernur DKI Jakarta, solusi normalisasi tidak lagi menjadi prioritas.
TRIBUNJAKARTA.COM - Persoalan banjir masih menjadi salah satu masalah utama di ibukota.
Berbagai upaya dilakukan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta maupun pemerintah pusat untuk menanggulanginya.
Langkah yang paling umum dilakukan adalah menormalisasi sungai untuk mengurangi luapan banjir.
Sejak Anies Baswedan menjabat Gubernur DKI Jakarta, solusi normalisasi tidak lagi menjadi prioritas.
Langkah terbaru yang digenjot Anies adalah membangun sumur-sumur resapan di penjuru wilayah ibukota.
Pemprov DKI Jakarta menargetkan sebanyak 26.932 titik hingga akhir tahun ini.
Baca juga: Anies Disebut Mau Ubah Lagi UMP DKI 2022, Wagub DKI: Kami Memberikan yang Terbaik
Dalam kenyataan di lapangan, pembangunan sumur resapan menuai kontroversi.
Sejumlah sumur resapan dibangun di badan jalan, hingga mengganggu kenyamanan pengguna jalan.

Salah satunya jeblos setelah dilindas mobil milik politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Isyana Bagoes Oka.
Banjir kritik pun mengalir deras. Dampaknya, tingkat kepuasan publik terhadap Anies tidak beranjak dari posisi rendah.
Temuan survei yang dilakukan Jakarta Research Center (JRC) menunjukkan kepuasan publik terhadap Anies hanya sebesar 36,0 persen.
“Di tengah polemik sumur resapan dengan banyaknya keluhan masyarakat, tingkat kepuasan publik terhadap Anies turut amblas,” kata Direktur Komunikasi JRC Alfian P di Jakarta pada Rabu (22/12/2021).
Baca juga: Survei Terbaru JRC: PDIP-PSI Unggul di DKI Jakarta, Elektabilitas 2 Parpol Capai 40 Persen
Ketidakpuasan terhadap Anies mencapai 59,6 persen, sisanya tidak tahu/tidak jawab 4,4 persen.
Sebagai catatan, program pembangunan sumur resapan sudah diawali sejak masa Jokowi menjabat gubernur.
Pada saat itu Jokowi menghitung perlu sumur resapan hingga 2 juta titik untuk mengatasi genangan banjir di ibukota.