Pelatih Biliar Dijewer dan Diusir Gubernur Edy Rahmayadi saat Penyerahan Bonus Atlet Gegara Ini

Namun, suasana acara langsung berubah hening saat Gubernur Edy Rahmayaadi mengusir pelatih biliar itu untuk keluar dari lokasi acara.

Editor: Acos Abdul Qodir
Tangkap layar
Pelatih biliar Coki Aritonang saat dijewer dan diusir Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi dalam acara pemberian bonus kepada atlet dan pelatih berprestasi Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua 2020 di Aula Tengku Rizal Nurdin, rumah dinas Gubernur Sumut di Jalan Sudirman, Medanpada Senin (27/12/2021). 

TRIBUNJAKARTA.COM - Pelatih biliar Coki Aritonang hanya bisa pasrah saat dijewer dan diusir Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi dari acara pemberian bonus kepada atlet dan pelatih berprestasi Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua 2020 di Aula Tengku Rizal Nurdin, rumah dinas Gubernur Sumut di Jalan Sudirman, Medanpada Senin (27/12/2021).

Video Gubernur Edy Rahmayadi menjewer dan mengusir Coki itu beredar cepat di sejumlah grup Whatsapp.

Kejadian bermula saat Edy tengah memberi kata sambutan di hadapan para atlet, pelatih, pengurus KONI dan pejabat Pemprov Sumut yang hadir di acara.

Edy mengaku senang dengan prestasi kontingen Sumut pada ajang PON Papua 2021.

Baca juga: FAKTA di Balik Atlet Peraih Emas PON Papua Dijemput Pakai Mobil Pikap

Ia mengaku juga ingin agar dunia olahraga Sumut semakin maju dan berprestasi ke depan. Apalagi, PON mendatang akan diselenggarakan di Sumut dan Aceh.

Ia menginginkan agar Sumut kembali berjaya dan diperhitungkan di dunia olahraga.

"Kalau sudah jaya Sumatera Utara ini, mau kau ambil semua, ambil," kata Edy yang disambut tepuk tangan peserta yang hadir.

Baca juga: Anies Serahkan Bonus Atlet Peraih Medali PON dan PEPARNAS, Dapat Emas Diganjar Rp 350 Juta

Edy kemudian melanjutkan beberapa kata motivasinya, yang juga selalu diiringi oleh tepuk tangan hadirin.

Hingga suatu momen, Edy melihat Coki tidak ikut bertepuk tangan karena tertidur.

"Yang pakai kupluk itu siapa? Kenapa enggak tepuk tangan?" tanya Edy sembari menunjuk ke arah Coki.

Edy lantas memanggil Coki ke atas panggung.

"Atlet apa kau?" tanya Edy lagi.

Baca juga: Wasit di Bekasi Dikeroyok Pemain saat Pimpin Pertandingan, Wajah Diinjak-injak Hingga Lapor Polisi

Coki kemudian menjawab bahwa dia pelatih biliar.

"Tak cocok jadi pelatih ini," kata Edy. Dia kemudian menjewer telinga pelatih Coki Aritonang.

Sebagian besar para altet dan pelatih yang hadir di acara tersebut sontak tertawa saat melihat kejadian sang pelatih dijewer gubernur.

Baca juga: Saling Lirik, Awal Mula Billy Bertemu Istri Hingga Jadi Pasangan Peraih Emas PON Papua Bagi Jabar

Namun, suasana acara langsung berubah hening saat Gubernur Edy Rahmayaadi mengusir pelatih biliar itu untuk keluar dari lokasi acara.

"Pak John (Ketua KONI Sumut), biliar kita dapat emas? Kamu silakan keluar. Sumut butuh orang-orang yang benar-benar siap. Saya minta itu jangan dipakai lagi," ucap Edy.

Edy mengatakan, Sumut membutuhkan orang-orang yang siap berjuang demi memberikan prestasi yang terbaik.

Terlebih pada tahun 2024, Sumut akan menjadi tuan rumah PON.

"Saya terpaksa berlakukan tegas. Apalagi dia seorang pelatih," ujarnya.

Coki kemudian angkat kaki dari ruangan itu.

Baca juga: Kisah Guru SD Demi Siswanya Mau Vaksin Covid-19: Rela Jadi Badut hingga Superhero

Edy melanjutkan kata sambutannya dan meminta KONI dan Dispora mengevaluasi cabang olahraga biliar.

"Evaluasi. Kadispora, Ketua KONI. Yang tak pantas, tak usah (dipakai lagi)," tuturnya.

Edy berharap Sumut harus benar-benar siap. Ia pun menceritakan pengalamannya ketika memantau perjuangan atlet Sumut di PON Papua lalu.

Salah satunya di arena catur. Di cabang orahraga itu Sumut kekurangan satu orang atlet. 

Padahal di lokasi yang sama, ia justru menemui banyak atlet catur yang memiliki marga, namun justru tak membela nama Sumut.

"Saya ada tunggu enam jam di arena catur, kenapa cuma tiga? Padahal tuntutan main ada empat. Satu tak berangkat. Tak ada pemainnya. Saya toleh ke kiri dan kanan ada enam orang bemarga di sana. Tapi bawa nama provinsi lain," ungkapnya.

"Bahkan Margareth Damanik mengalahkan grand master internasional catur. Di mana salah kita?" sebutnya.

  

Bonus bagi atlet dan pelatih

Edy menyebutkan, bonus yang diberikan merupakan penghargaan atas perjuangan para atlet yang telah mengharumkan nama Sumut di level nasional.

Ada 148 orang yang mendapat bonus tersebut, yakni para atlet dan pelatih dari cabang olahraga peraih medali di PON Papua.

Sumut sendiri meraih 10 medali emas, 22 perak dan 23 perunggu pada ajang yang berlangsung Oktober lalu itu.

Masing-masing atlet peraih medali emas mendapatkan bonus sebesar Rp 250 juta, perak Rp 125 juta dan perunggu Rp 75 juta.

Baca juga: 2 Petugas Dukcapil DKI Ketahuan Pungli Langsung Dipecat, Kadis Pastikan Pembuatan Dokumen Gratis

Sedangkan pelatih yang atletnya meraih medali mendapat bonus Rp 100 juta untuk emas, Rp 75 juta perak dan Rp 50 juta perunggu.

Adapun total bonus yang diserahkan tersebut adalah Rp 11,1 miliar.

“Totalnya Rp11,1 miliar, ini uang menggunakan uang rakyat. 15 juta rakyat Sumut memberikan bonus ini melalui APBD kepada atlet yang berprestasi mengharumkan daerahnya. Jadi kita harus pertanggungjawabkan ini,” tegas Edy.

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Gubernur Edy Jewer dan Usir Pelatih Biliar Saat Penyerahan Bonus Atlet: Kenapa Tak Tepuk Tangan?"

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved