Janji Wagub Ariza, Bangun 135 Unit Hunian untuk Warga Kampung Bayam yang Kena Gusur Proyek JIS
Sebanyak 135 unit hunian akan dibangun Pemprov DKI untuk menampung warga Kampung Bayam yang terkena gusur proyek pembangunan JIS.
Penulis: Dionisius Arya Bima Suci | Editor: Jaisy Rahman Tohir
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci
-TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Sebanyak 135 unit hunian akan dibangun Pemprov DKI untuk menampung warga Kampung Bayam yang terkena gusur proyek pembangunan Jakarta International Stadium (JIS).
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menyebut, penataan Kampung Bayam itu ditargetkan rampung Maret 2022 mendatang.
"Penataan Kampung Bayam itu sudah mulai sejak Desember 2021 hingga Maret 2022 ya. Yang ditugasi Pemprov adalah BUMD Jakpro," ucapnya, Selasa (4/1/2022) malam.
Ariza menjelaskan, penataan Kampung Bayam ini nantinya akan dibuat menyerupai Kampung Susun Akuarium.
Dengan demikian diharapkan kawasan di sekitar stadion yang digadang-gadang bakal jadi ikon baru ibu kota itu bisa tertata dengan baik.
"Prinsipnya kawasan JIS kita tata sebaik mungkin. Karena ini tidak hanya menjadi ikon Jakarta, tapi ke depan akan menjadi kebanggaan kita memiliki stadion sepak bola berkelas internasional," ujarnya.
"Ini tidak kalah dengan stadion yang sudah ada di dunia ini ya," sambungnya.
Baca juga: Warga Kampung Bayam Gusuran Proyek JIS Tinggal di Bedeng, Wagub Ariza: Penataan Sudah Mulai Desember
Nasib warga Kampung Bayam yang tergusur proyek JIS sebelumnya sempat disorot politisi Gerindra Fadli Zon.
Lewat cuitannya itu, anggota DPR RI ini menyebut warga Kampung Bayam tak seberuntung warga Kampung Akuarium yang mendapat hunian layak dari Gubernur Anies Baswedan.
Bahkan, Kampung Susun Akuarium itu sudah diresmikan pada 17 Agustus 2021 lalu oleh Anies.
"Kampung Bayam nasibnya tak sebaik Kampung Akuarium. Sama2 digusur. Kini lokasi bekas Kp Bayam sdh jadi bagian tribun stadion megah JIS. 500 KK tercerai berai, yg bertahan tinggal 50 KK masih terlunta2 dekat stadion tsb. Mhn perhatian," tulis Fadli Zon di akun twitter miliknya (@fadlizon).
Korban Gusuran Hidup di Bedeng Pinggir Rel
Di sisi lain, sedikitnya 26 KK pemilik kafe Kampung Bayam yang terdampak penggusuran proyek Jakarta International Stadium (JIS), Tanjung Priok, Jakarta Utara, masih bertahan di lokasi.
Kekinian, mereka memutuskan untuk tetap bertahan dengan membangun bedeng di sepanjang rel.
Berdasarkan pantauan TribunJakarta.com, puluhan bedeng tersebut berada persis di pinggir rel, berjarak hanya sekitar satu meter dari jalur melintasnya kereta.
Bedeng-bedeng itu dibangun dari sisa-sisa kafe yang dibongkar pada Agustus 2021 silam.
Dengan bermodalkan puing-puing yang ada, warga akhirnya membangun bedeng tempat bertahan hidup.
Bedeng-bedeng berbahan bambu itu, diisi perabotan seadanya.
Di bedeng milik Supriyanto misalnya, ia meletakan kasur yang berada persis di sisi samping bawah rel kereta.
Baca juga: Singkirkan Airin Rachmi, Golkar DKI Ngotot Pilih Ahmed Zaki Jadi Calon Gubernur DKI Pengganti Anies
"Setiap hari ya rasanya gemuruh, suara kereta api lewat bikin nggak bisa tenang," kata Supriyanto saat ditemui di lokasi, Selasa (4/1/2022) petang.
"Kita sudah hampir lima bulan tinggal di sini," sambungnya.
Pascapenggusuran Agustus lalu, diceritakan Supriyanto, sebanyak 26 pemilik kafe masih enggan meninggalkan lokasi.
Selain mengklaim tak punya biaya untuk mengontrak, mereka masih menanti-nanti kompensasi yang dijanjikan PT Jakarta Propertindo (Jakpro) selaku pemegang proyek JIS.
Baca juga: Pembangunan JIS Sudah 92 Persen dan Siap Soft Launching Februari 2022, Begini Penampakannya
"Total ada 26 yang belom terealisasi semua warga kafe. Iya pastinya karena pembangunan JIS," kata Supriyanto.
"Harus gimana lagi, kita belom dapet kompensasi. Yang jelas sembari menunggu kebijakan dari pihak Jakpro, kami bertahan di sini," sambungnya.
Supriyanto mengaku tidur persis di pinggir rel jauh dari rasa aman dan nyaman.
Setiap hari warga di bedeng-bedeng itu harus mewaspadai kereta-kereta yang melintas.

Jika tak awas, boleh jadi nyawa mereka taruhannya.
"Ya ngeri ya. Kita waspada aja, dari bunyinya, rel sirine dari kereta yang mau masuk stasiun," ucap Supriyanto.
Sebelumnya, pembongkaran kafe remang-remang di Kampung Bayam dilakukan pada Selasa (24/8/2021) silam.
Pascapenggusuran, warga sempat bertahan tepat di atas puing-puing pembongkaran.
Jakpro Buka Suara
Terkait hal ini, PT Jakpro membantah adanya perjanjian ganti rugi terkait pembongkaran kafe remang-remang di Kampung Bayam, Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Kala itu, Project Manager Jakarta International Stadium (JIS) Arry Wibowo mengatakan, Jakpro tidak terlibat dalam pembongkaran tersebut.

Arry juga membantah bahwa Jakpro selaku pengelola JIS menjanjikan ganti rugi terhadap para pemilik kafe.
"Itu bukan di domainnya JakPro. Nggak ada, nggak ada (perjanjian dengan JakPro)," kata Arry di JIS, Selasa (24/8/2021) silam.
"(Jakpro) nggak terlibat," ucapnya.
Arry menuturkan bahwa urusan pembongkaran bangunan liar tersebut ada di bawah Pemerintah Kota Jakarta Utara
"Iya, (itu Pemkot)," katanya.
Kasatpol PP DKI Jakarta, Arifin, mengatakan, pembongkaran bangunan hari ini untuk menegakkan Perda 8 tahun 2007 soal ketertiban umum.
29 kafe remang-remang yang ditertibkan, kata Arifin, dinyatakan ilegal dan telah menjadi tempat prostitusi.
Arifin membantah bahwa pembongkaran ini ada kaitannya dengan pembangunan JIS.