Warga Kampung Bayam Gusuran Proyek JIS Tinggal di Bedeng, Wagub Ariza: Penataan Sudah Mulai Desember
Warga Kampung Bayam sebelumnya tinggal di lahan yang saat ini menjadi proyek pembangunan Jakarta Internasional Stadium (JIS).
Penulis: Nur Indah Farrah Audina | Editor: Jaisy Rahman Tohir
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nur Indah Farrah Audina
TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Relokasi Kampung Bayam, Tanjung Priok, Jakarta Utara dilakukan sejak Desember 2021 lalu.
Warga Kampung Bayam sebelumnya tinggal di lahan yang saat ini menjadi proyek pembangunan Jakarta Internasional Stadium (JIS).
Selanjutnya, Pemprov DKI bertanggung jawab untuk melakukan penataan dan menyediakan relokasi bagi warga Kampung Bayam.
"Ya penataan Kampung Bayam itu sudah mulai Desember 2021 sampai Naret 2022."
"Yang ditugasi oleh Pemprov adalah BUMD Jakpro," kata Wagub DKI Jakarta Ahmad Riza Patria di Balai Kota DKI, Selasa (4/1/2022) malam.
Adapun hunian yang bakal dibangun yakni sebanyak 135 unit untuk warga Kampung Bayam.
Namun untuk masalah pendanaan dan anggaran, Ariza menyatakan tak tahu lantaran semua diatur di bawah tanggung jawab Jakpro.
Baca juga: Cerita Di Balik Megahnya Proyek JIS, 26 KK Korban Gusurannya Kini Hidup di Bedeng Pinggir Rel
"Sementara yang ingin dibangun 135 unit, prinsipnya kawasan JIS akan kita tata sebaik mungkin karena ini tidak hanya menjadi ikon Jakarta."
"Tapi ke depannya akan menjadi kebanggaan kita memiliki stadion olahraga, stadion sepakbola berkelas Internasional dan tidak kalah dengan stadion yang sudah ada di dunia ini. Anggaran untuk Kampung Bayam saya tidak tahu persis, nanti tanya ke Jakpro," pungkasnya.
Korban Gusuran Hidup di Bedeng Pinggir Rel
Di sisi lain, sedikitnya 26 KK pemilik kafe Kampung Bayam yang terdampak penggusuran proyek Jakarta International Stadium (JIS), Tanjung Priok, Jakarta Utara, masih bertahan di lokasi.
Kekinian, mereka memutuskan untuk tetap bertahan dengan membangun bedeng di sepanjang rel.
Berdasarkan pantauan TribunJakarta.com, puluhan bedeng tersebut berada persis di pinggir rel, berjarak hanya sekitar satu meter dari jalur melintasnya kereta.
Bedeng-bedeng itu dibangun dari sisa-sisa kafe yang dibongkar pada Agustus 2021 silam.