Wagub Ariza Minta Pekerja Sumur Resapan yang Mengeluh Belum Dibayar Lapor Dinas SDA

Wakil Gubernur DKI Jakarta meminta warga Bidara Cina yang dipekerjakan kontraktor untuk membuat sumur resapan namun belum dibayar mengadu ke SDA.

Bima Putra / Tribun Jakarta
Tampak sumur resapan di RT 11/RW 16, Kelurahan Bidara Cina yang sempat dikerjakan Ari dan Hidayat, Jatinegara, Jakarta Timur, Selasa (14/1/2022). Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria meminta warga Bidara Cina yang dipekerjakan kontraktor untuk membuat sumur resapan namun belum dibayar upahnya untuk segera mengadu ke Dinas Sumber Daya Air (SDA). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci

TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria meminta warga Bidara Cina yang dipekerjakan kontraktor untuk membuat sumur resapan namun belum dibayar upahnya untuk segera mengadu ke Dinas Sumber Daya Air (SDA).

"Silakan kalau memang ada kontraktor yang belum dibayar silakan nanti ajukan ke SDA," ucapnya di Balai Kota, Rabu (5/1/2022).

Ariza memastikan, Pemprov DKI akan menyelesaikan seluruh pembayaran yang tertunda itu

"Duitnya ada, tidak mungkin tidak dibayar," ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, masalah pengerjaan sumur resapan di RT 11/RW 16, Kelurahan Bidara Cina, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur yang sempat dikeluhkan warga belum berakhir.

Sebelumnya, pada pertengahan bulan Desember 2021 lalu warga Rusun Bidara Cina mengeluh karena pengerjaan proyek sempat terbengkalai ditinggal para pekerja kontraktor.

Baca juga: Warga Bidara Cina Mengaku Dipekerjakan Bikin Sumur Resapan, Mengeluh Belum Dibayar

Baca juga: Sempat jadi Sorotan, Proyek Sumur Resapan di Lebak Bulus Diambil Alih Sudin SDA Jaksel

Kini sejumlah warga Kelurahan Bidara Cina mengaku dipekerjakan pihak kontraktor yang ditunjuk Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta untuk melanjutkan proyek.

Ari (38), warga RT 11/RW 16 Kelurahan Bidara Cina di antaranya, dia mengaku dipekerjakan untuk melanjutkan pengerjaan sumur resapan yang sempat terbengkalai.

"Waktu pastinya kapan saya lupa, pokoknya sekitar pertengahan Desember tahun lalu. Waktu itu memang di lokasi enggak ada pekerja," kata Ari di Jakarta Timur, Selasa (4/1/2022).

Ari (kanan) dan Hidayat (kiri), warga Kelurahan Bidara Cina yang mengaku dipekerjakan untuk membuat sumur resapan tapi belum dibayar, Jatinegara, Jakarta Timur, Selasa (4/1/2022).
Ari (kanan) dan Hidayat (kiri), warga Kelurahan Bidara Cina yang mengaku dipekerjakan untuk membuat sumur resapan tapi belum dibayar, Jatinegara, Jakarta Timur, Selasa (4/1/2022). (Bima Putra / Tribun Jakarta)

Ari dan dua temannya Hidayat (59), serta Fuadin yang biasa nongkrong di sekitar Rusun Bidara Cina dekat lokasi proyek sumur resapan mengaku ditawari kerja oleh mandor.

Mereka diminta bekerja sebagai buruh lepas untuk menggali sumur resapan, dan memasukkan tanah galian ke dalam karung dengan sistem kerja secara borongan.

Baca juga: DPRD DKI Jakarta Sayangkan Anies Baswedan Pentingkan Stadion JIS Dibanding Buat Sumur Resapan

Baca juga: Pembangunan Sumur Resapan di Bidara Cina Belum Beres, Warga: Kesal Lihatnya

"Kebetulan memang waktu itu kita lagi nganggur, ditawarin. Satu lubang itu hitungannya Rp 80 ribu, sama ngarungin tanah Rp 1.500 per karungnya, kerja borongan. Ya sudah mau," ujarnya.

Setelah sepakat dengan harga, Ari, Hidayat, dan Fuadin mengerjakan dua lubang sumur resapan di belakang Rusun Bidara Cina dan lima lubang di kawasan Kampung Dalam Bidara Cina.

Ari menuturkan kesepakatan kerja terjalin tanpa diketahui perangkat RT/RW setempat, Kelurahan Bidara Cina, Kecamatan Jatinegara , Dinas SDA DKI Jakarta, serta ada bukti perjanjian resmi.

"Di belakang Rusun ini memang ada tiga lubang sumur resapan, tapi kami hanya mengerjakan dua lubang. Karena satu lubangnya dikerjakan sendiri oleh pekerja mandor lah," tuturnya.

Awal pengerjaan dimulai sebenarnya cukup mulus, mandor yang memperkejakan Ari, Hidayat, dan Fuadin memberikan uang makan sebesar Rp 150 ribu.

Tapi setelah dua hari ketiganya menyelesaikan pengerjaan tujuh lubang dan memasukkan tanah galian sumur ke 70 karung, uang pembayaran dijanjikan tidak tampak.

"Kalau ditotal borongan bertiga sekitar 700 ribu yang belum dibayar. Hari ketiga kerja saya tanya kapan dibayar. Akhirnya dia (mandor) pergi, bilangnya mau ambil uang tapi enggak balik lagi," lanjut Ari.

Setelah mereka bertiga berhenti bekerja, pekerja yang sebelumnya mengerjakan sumur resapan baru kembali melanjutkan pekerjaan sumur resapan hingga proyek selesai.

Hidayat dan dua rekannya sudah berupaya menghubungi mandor yang mempekerjakan mereka, nahas hingga kini upah mereka selama dua hari kerja belum dibayarkan.

"Ini juga yang di belakang Rusun baru selesai, belum sampai dua minggu lah. Kita sempat ngerjain di belakang Rusun sama di RPTRA (Jalan) Berlian. Tapi sampai sekarang belum dibayar," kata Hidayat.

Hidayat dan Ari menuturkan memang tidak memiliki bukti bahwa tertulis atau dokumentasi foto saat mereka bekerja, namun mereka menyatakan bahwa banyak warga menyaksikan kerja mereka.

Lurah Bidara Cina Dadang Yudi mengatakan tidak bisa memastikan kebenaran pernyataan Ari dan Hidayat karena pengerjaan proyek tidak melibatkan Kelurahan.

Menurutnya sejak awal hingga akhir proyek sumur resapan ditangani sepenuhnya oleh Dinas SDA DKI Jakarta, tidak melibatkan pihak Kelurahan setempat.

"Maaf, silakan tanyakan ke kontraktor-nya. Karena enggak ada hubungannya dengan Kelurahan. Koordinasikan dengan dinas SDA," ujar Dadang.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved