Fenomena Spirit Doll di Indonesia, Pengamat Sosial UI Beri Pandangan: Ini Bukan Hal yang Baru
Publik tengah dihebohkan dengan fenomena spirit doll atau boneka arwah yang digandrungi oleh beberapa orang dari kalangan artis.
Penulis: Dwi Putra Kesuma | Editor: Wahyu Septiana
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dwi Putra Kesuma
TRIBUNJAKARTA.COM, PANCORAN MAS – Publik tengah dihebohkan dengan fenomena spirit doll atau boneka arwah yang digandrungi oleh beberapa orang dari kalangan artis.
Mereka yang memiliki spirit doll, memperlakukan boneka ini layaknya manusia, seperti diberi pakaian, makan, hingga diasuh seperti anak sendiri.
Menanggapi fenomena ini, Pengamat Sosial dari Universitas Indonesia, Devie Rahmawati, mengatakan, boneka arwah atau spirit doll ini mulai viral sejak Januari 2016 silam di Thailand.
Ketika itu, sebuah maskapai penerbangan di Thailand mengizinkan penumpangnya membeli tiket kursi untuk bonekanya.
“Tren memiliki boneka-boneka spiritual memang menemukan kepopulerannya ketika sebuah boneka di Thailand yang disebut dengan Luk Thep itu kemudian menjadi viral pada Januari 2016," jelas Devie pada TribunJakarta, Kamis (6/1/2022).
Baca juga: Ramai Artis Indonesia Adopsi Boneka Arwah, Five Vi: Dulu Namanya Jenglot, Sekarang Kebarat-baratan
"Ketika itu sebuah maskapai penerbangan mengizinkan penumpangnya untuk membeli kursi dan makanan untuk boneka yang disebut Luk Thep tersebut,” tambahnya.
Devie menuturkan, keyakinan terhadap benda-benda seperti boneka spiritual ini bisa dikategorikan dalam hal yang bersifat supernatural.

“Nah keyakinan terhadap benda-benda seperti boneka spiritual dan yang lain-lain memang bisa dimasukan dalam kategori keyakinan terhadap hal yang sifatnya supernatural dan ini bukanlah hal yang baru,” kata Devie.
“Menariknya adalah bahakan negara-negara Barat yang kita kenal memiliki rasionalitas yang sangat kuat, objektivitas yang tinggi semenjak abad 17, ternyata juga mengenal keyakinan-keyakinan terhadap kekuatan spiritual tadi,” timpalnya.
Lebih lanjut, Devie menjelaskan bahwa berdasarkan jurnal akademik, keyakinan terhadap kekuatan supernatural pada benda-benda tertentu, merupakan bagian dari DNA manusia yang muncul ketika tak bisa menjelaskan sebuah fenomena yang terjadi.
“Maka jawaban atau pendekatan supernatural menjadi hal yang dilakukan baik dalam tradisi masyarakat Timur dan juga Barat,” bebernya.
Baca juga: Soroti Ivan Gunawan yang Anggap Boneka Sebagai Anak, Psikolog Lita Gading Minta Stop: Percaya Deh
Sebagai contoh kepercayaan supernatural yang terjadi di negara Barat, adalah banyaknya gedung yang tak memiliki lantau 13 atau pun apara atlet yang memiliki benda-benda seperti kalung, cincin, dan sebagainya.
“Yang menarik adalah misalnya 80 persen gedung-gedung tinggi di dunia, itu tidak memiliki lantai 13."
"Karena angka 13 dianggap sebagai angka yang tidak baik atau tidak memberikan peruntungan."
"Atau contoh lain misalnya para olahragawan di dunia misalnya, menurut studinya 4 dari 5 atlet profesional itu juga dekat dengan keyakinan-keyakinan supernatural seperti pakaian, kalung, cincin, dan sebagainya,” terangnya.
Oleh sebab itu, Devie berujar fenomena spirit doll ini bukanlah hal yang baru bila dikaitkan dengan kepercayaan superantural.

“Kembali soal patung atau pun benda yang dianggap bisa membawa keberuntungan, ini bukanlah hal baru bila dikaitkan dengan tadi isu besar soal keyakinan terhadap hal-hal supernatural,” katanya.
Devie menuturkan, berdasarkan penelitian, fenomena ini muncul berdasarkan sejumlah faktor, di antaranya adalah ketika seseorang mengalami stress ataiu ketidakpastian.
“Ternyata penelitian di Jerman misalnya pada tahun 1918 dan 1940 juga terjadi peningkatan terhadap kepercayaan supernatural, karena rupanya keyakinan ini berhubungan dengan kondisi fenomena secara umum."
"Dia akan meningkat ketika masyarakat sedang mengalami stres atau ketidakpastian,” imbuhnya.
“Kita tahu masa pandemi ini tentu saja juga membawa beban yang tidak mudah pada masyarakat."
Baca juga: Viral Curi Celana Dalam Wanita, Pria Ini Juga Nodai Boneka Beruang
"Sehingga kalau sekarang seakan akan muncul banyak sekali fenomena terkait supernatural salah satunya adalah boneka spiritual tadi, ini menjadi satu hal yang kalau dikaitkan dengan studi tadi ini menemukan relevansinya,” timpalnya.
Namun demikian dalam beberapa kasus, Devie mengatakan keyakinan terhadap benda-benda ini dilakukan untuk membantu orang yang mengalami tekanan mental.
“Misalnya ini digunakan untuk membantu orang terapi yang mengalami kecanduan dan sebagainya,” ucap Devie.
“Sehingga kepercayaan pada hal-hal yang sifatnya supernatural bukanlah sesuatu yang kemudian harus dinilai menjadi sesuatu yang negatif, kalau sepanjang hal tersebut justru membuat seseorang menjadi semakin bersemangat, optimis, dalam menghadapi hal-hal yang mungkin saat ini tidak terlalu menyenangkan bagi diri mereka,” sambungnya lagi.

Terakhir, Devie berujar bahwa hal ini bukan hanya terjadi di Indonesia atau pun engara bagian Timur, melainkan di bagian belahan negara Barat juga.
“Karena sekali lagi keyakinan terhadap hal- hal supernatural bukan hanya terjadi di negara Timur seperti Indonesia, tapi bahkan di Barat keyakinan terhadap angka-angka tertentu, kemudian terhadap kucing hitam dan sebagainnya itu juga terjadi di negara Barat,” pungkasnya. (*)