Mencekamnya Gempa 6,7 M Sumur-Banten: Warga Lari ke Huntara, Pasien Bawa Infus hingga Listrik Padam
Warga berlarian ke Huntara karena masih trauma atas kejadian gempa dan tsunami yang pernah dialami pada Desember 2018.
Penulis: Abdul Qodir | Editor: Acos Abdul Qodir
TRIBUNJAKARTA.COM, PANDEGLANG - Gempa bumi 6,7 Magnitudo yang berpusat di 52 Km Barat Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang, Banten pada Jumat (14/1/2022) sore, membuat kepanikan luar biasa bagi warga yang berada di dekat pusat gempa.
Sejumlah warga berlarian menuju Hunian Sementara (Huntara) korban gempa, listrik padam hingga pasien meninggalkan gedung rumah sakit dengan tangan masih terinfus.
Devi Oktavia, salah satu warga Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang turut merasakan gempa bumi tersebut.
Ia mengatakan, pada saat kejadian dirinya sedang berada di dalam rumah.
Baca juga: Gempa 6,7 SR Sumur - Banten Terasa hingga Jabodetabek
Baca juga: Gempa Susulan 5,7 Magnitudo Kembali Guncang Jakarta, Pusat Gempa Masih di Sumur-Banten
"Lagi di rumah lagi masak, terus ada gempa terasanya kenceng banget di sini," katanya saat dihubungi TribunBanten.com, Jumat (14/1/2022).
Perempuan berusia 22 tahun merasakan tembok rumah hingga lantai rumahnya bergetar. Bahkan, barang-barang yang ada di rumahnya pun bergerak.
Pemandangan akibat guncangan gempa itu membuat Devi dan keluarganya panik hingga berlarian meninggalkan rumah untuk menyelamatkan diri.
Baca juga: Kepanikan di Rumah Sakit Saat Gempa Banten: Pasien Spontan Lari Gendong Istri Sambil Bawa Infus
Begitu di luar rumah, pemandangan sama dilihat oleh Devi. Sejumlah tetangganya pun berhamburan meninggalkan rumah untuk menyelamatan diri.
Para warga yang berada dekat pusat gempa itu dengan berlari dan menggunakan kendaraan itu menuju satu tujuan yang sama yakni Huntara korban gempa di Kampung Kampung Pasir Malang, Desa Sumber Jaya, Kecamatan Sumur.
Warga berlarian ke Huntara karena masih trauma atas kejadian gempa dan tsunami yang pernah dialami pada Desember 2018.
Diketahui, Huntara tersebut berada dipilih karena di dataran tinggi dan dirasa aman untuk menyelamatkan diri.
Baca juga: Gempa, Cleaning Service di Lantai 32 Mal Taman Anggrek Ngacir ke Lift Lihat Lukisan Goyang-goyang
"Semua warga lari menyelamatkan diri pergi ke Huntara, " katanya.
Listrik Padam Seketika
Tati Hartati (60), warga Kampung Cimanggu Tonggok, Desa Cimanggu, Kecamatan Cimanggu, Kabupaten Pandeglang, Banten, ketakutan untuk kembali ke dalam rumah sesaat gempa 6,7 Magnitudo mengguncang Banten, Jumat sore.
Menurut Tati, saat gempa terjadi warga sekitar tempat tinggalnya berhamburan keluar rumah. Selain itu, genting rumah warga pun ikut berjatuhan.
Baca juga: Jabodetabek Rasakan Gempa, Ini Tips Selamatkan Diri Saat Gempa Bumi Versi BKMG: Siapkan Tas Siaga
"Enggak rata sama tanah, cuma genting rumah turun sebagian, Alhamdulillah enggak menimpa warga," ujarnya saat dihubungi.
Tidak hanya itu, lampu listrik di wilayahnya pun padam sesaat gempa terjadi.
Saat gempa terjadi, Tati baru selesai mengaji di majelis pengajian.
Tati, menambahkan banyak warga Sumur mengungsi ke wilayahnya. Dia berharap pemerintah setempat segera mengatasi dampak gempa ini.
"Banyak yang ngungsi, ini di jalan juga rame," paparnya.
Pasien Tangan Terinfus Selamatkan Istri

Gempa yang berpusat dekat Kecamatan Sumur Kabupaten Pandeglang turut dirasakan hingga Kabupaten Lebak, Banten.
Pasien dan pengunjung RSUD Adjidarmo Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, berhamburan meninggalkan gedung rumah sakit sesaat gempa mengguncang wilayah Banten, Jumat sore.
Mereka berkumpul di halaman dan pintu masuk rumah sakit.
Petugas rumah sakit pun mengimbau para pengunjung dan pasien untuk tetap tenang.
"Kebetulan lagi sakit, saya berdua langsung keluar. Saya juga bawa infus dan menggendong istri keluar," kata Irmansyah saat berada di RSUD Adjidarmo, Jumat.
Baca juga: Gempa Terasa Hingga Pemukiman Padat Penduduk di Jaksel, Tuti Panik saat Sedang Salat
Menurut dia, saat gempa, pasien dan pengunjung rumah sakit panik.
Bangunan rumah sakit juga bergetar.
"Saat kejadian kaca dan lemari pada goyang, sampai tempat tidur juga pada goyang," ucapnya.
Dari pantauan TribunBanten.com, pasien di RSUD Adjidarmo masih berada di luar rumah sakit beberapa saat gemap terjadi.
"Saya langsung suruh ke bawah oleh petugas, lewat tangga darurat. Sambil menggendong istri, begitu juga pasien lain juga sama panik pada keluar," ujar Irman.
Tidak ada kerusakan di dalam dan luar rumah sakit. Juga belum ada laporan korban jiwa.
Saat ini, petugas rumah sakit masih berjaga-jaga sembari menenangkan pasien.
Baca juga: Jembatan Akses Marunda Berlubang Parah hingga Bahayakan Pengendara yang Melintas
Tak hanya pasien di Lebak, sejumlah pasien, pengunjung hingga pegawai di RS Hermina Bitung, Curug, Kabupaten Tangerang, juga berhamburan sesaat gempa terjadi.
Mereka berusaha menyelamatkan diri dari gedung rumah sakit bertingkat itu.
Rasa khawatir gedung ambruk akibat gempa menghinggapi mereka.
Bahkan, ada beberapa pasien meninggalkan gedung rumah sakit itu dengan infus yang masih menempel di tangan.
Para pasien mencari tempat yang aman di luar gedung rumah sakit, sambil memegangi tabung infus.
"Pasien pada keluar semua sama infus-infusannya dibawa," kata Ade Aji, pengunjung rumah sakit yang tengah mengurus obat-obatan.
Ade juga menggambarkan situasi di dalam rumah sakit yang diliputi kepanikan.
Derik kaca jendela yang terdengar menunjukkan kerasnya guncangan akibat gempa. Semua orang di rumah sakit tersebut merasakan gempa yang terjadi.
"Gempa kerasa banget, jendela-jendela kelihatan getarnya banyak pasien pada panik pada keluar," kata Ade.