Cari Sinyal Berujung Maut, Gunawan Diseret ke Dalam Air Jadi Mangsa Hewan Predator

Arpa Gunawan, pemuda berusia 28 tahun tewas diterkam buaya saat mencari sinyal ponsel di Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan (Sumsel).

Wartakota
Ilustrasi. Arpa Gunawan, pemuda berusia 28 tahun tewas diterkam buaya saat mencari sinyal ponsel di Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan (Sumsel). 

TRIBUNJAKARTA.COM - Arpa Gunawan, pemuda berusia 28 tahun tewas diterkam buaya saat mencari sinyal ponsel di Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan (Sumsel).

Peristiwa pemuda tewas diterkam buaya itu membuat geger warga sekitar.

Pria yang dimangsa hewan predator itu sehari-hari bekerja sebagai pekerja buruh perusahaan vendor PT. SAM.

Sedangkan, korban merupakan warga Desa Tanjung Menang, Kecamatan Kayuagung, Kabupaten Ogan Komering Ilir.

Video Jasad Korban Tersebar

Video jasad korban saat ditemukan warga tersebar luas lewat pesan berantai.

Rekaman diambil di kanal distrik dusun Bagan Rame areal perusahaan Desa Sungai Batang, Kecamatan Air sugihan, Kabupaten Ogan Komering Ilir.

Baca juga: Prabowo Serahkan Buaya yang Dipelihara 21 Tahun ke BKSDA

Baca juga: Ngerinya Siswi di NTT Diterkam Buaya Saat Hendak Ambil Air untuk Minum di Sungai

Dari video yang ada, korban sudah tidak bernyawa.

Di tubuhnya juga terdapat sejumlah luka gigitan binatang buas.

"Dapat kiriman video dari teman yang bekerja di sana."

"Ditemukan jenazah dengan beberapa luka di bagian tubuh, karena diterkam buaya di Sungai Batang," ungkap seorang warga yang enggan menyebutkan namanya.

Korban Cari Sinyal

Seekor buaya dengan bobot ditaksir 50 kilogram dievakuasi dari Kali Pesanggrahan, Sawangan, Depok, Jumat (31/7/2020).
Seekor buaya dengan bobot ditaksir 50 kilogram dievakuasi dari Kali Pesanggrahan, Sawangan, Depok, Jumat (31/7/2020). (Dok. Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Depok)

Kapolsek Air Sugihan, Ipda M. Indra Gunawan melalui Kanit Reskrim Aipda Apriansyah membenarkan kejadian ini.

Ia mengatakan, korban diserang pada Jumat (15/1/2022) siang.

Kronologi kejadian bermula saat korban pergi bersama kedua temannya untuk mencari sinyal.

"Jadi kemarin sekitar jam 11.45 Wib pada saat korban mencari sinyal handphone untuk menelpon keluarganya," ucap Indra.

Setelah selesai menelpon, lalu korban bersama temannya sesama pekerja buruh tanam kembali pulang ke camp untuk istirahat yang berada di petak kerja tidak jauh dari korban menelpon.

Baca juga: Percaya Tak Percaya, Ucapan Pawang Terbukti Ampuh Temukan Korban yang Diterkam Buaya

"Waktu itu korban menyebrang kanal dengan cara berenang. Namun sebelum sampai ketepian kanal, korban diterkam buaya dan ditarik ke dalam air," katanya.

Masih kata Indra, teman korban yang berhasil naik kepinggir kanal berusaha menolong dan berteriak minta bantuan dan mencari korban dipinggiran kanal.

"Karena buaya ukurannya sangat besar sekitar panjang 4 meteran langsung membawa korban masuk ke dalam air, dan lebih kurang 1 (satu) jam,"

"Saksi melihat korban sempat muncul dari permukaan air dalam kondisi korban diterkam buaya, saksi yang melihat langsung berusaha menarik korban namun buaya tersebut langsung menarik korban lagi ke dalam air," bebernya.

Jasad korban ditemukan pada malam hari

Indra melanjutkan penjelasannya, saksi menunggu dan berusaha mencari korban kembali.

Setelah menunggu hingga pukul 19.30 WIB, korban berhasil ditemukan dalam kondisi mengapung.

Jaraknya lebih kurang 30 meter dari posisi awal korban digigit oleh buaya tersebut.

Korban diangkat dari kanal dan langsung dibawa ke klinik, namun korban sudah meninggal dunia.

"Atas permintaan orang tua korban, jenazah langsung di bawa ke rumahnya di Desa Tanjung Menang dan korban akan segera dimakamkan," sebutnya.

Akibat dari kejadian tersebut, tubuh korban mengalami luka-luka robekan di bagian tubuhnya.

BKSDA Sumsel turun ke lapangan

Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumsel, Ujang Wisnu Barata menyampaikan rasa prihatin atas kejadian yang menimpa korban.

"Saya pribadi turut berbela sungkawa terhadap musibah yang menimpa korban. Kami selaku pihak BKSDA prihatin dengan kejadian-kejadian seperti itu yang terus ada setiap tahun," ungkap Ujang.

Diminta untuk ke depannya seluruh lapisan masyarakat dapat lebih berhati-hati saat beraktivitas di alam terbuka.

"Kenali musim-musim bertelur yang membuat buaya biasanya lebih aktif. Masyarakat kurangilah aktivitas pada malam hari di sungai atau sekitar habitat buaya,"

"Untuk saat ini warga jangan berenang dulu di sungai, terlalu berisiko," tuturnya.

Baca juga: Kakek 64 Tahun Asal Pandeglang Diterkam Buaya di Sungai Ciletuk, Selamat Setelah Melawan Pakai Golok

Menurut Ujang, ada beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan namun hal tersebut membutuhkan peran dari semua pihak.

"Supaya pesan tersampaikan kita lakukan sosialisasi dan penyadaran masyarakat, perbanyak papan-papan informasi,"

"Perusahaan harus memasang papan-papan peringatan agar menjadi kewaspadaan masyarakat, serta menambah penerangan malam hari di pemukiman-pemukiman yang dekat habitat atau badan sungai," terang Ujang.

Saat ditanya mengenai rencana pemindahan buaya yang telah menerkam korban, Ujang mengatakan jika akan mempertimbangkannya terlebih dahulu.

"Kalau disitu memang habitatnya, kenapa harus dipindah,"

"Tapi dalam waktu dekat ini kita pantau dulu, kami akan memerintahkan petugas untuk melakukan pengecekan ke lapangan," pungkasnya.

(Tribunnews.com/Endra Kurniawan)(TribunSumsel.com/Winando Davinchi)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Fakta-fakta Pria di Sumsel Tewas Diterkam Buaya, Diserang saat Cari Sinyal untuk Telepon Keluarganya,

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved