Datang ke Jakarta Demi Berobat, Anggota TNI Berakhir Tragis Gara-gara Ogah Beri Tahu Daerah Asal

Namun siapa sangka, S justru mengalami nasib tragis, pada Minggu (16/1/2022) dini hari, tepatnya sekitar pukul 03.00 WIB.

Penulis: Rr Dewi Kartika H | Editor: Yogi Jakarta
Gerald Leonardo Agustino/ Tribun Jakarta
Warung tempat kejadian penganiayaan maut terhadap anggota TNI di seberang Waduk Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, dipasangi garis polisi, Senin (17/1/2022). 

TRIBUNJAKARTA.COM - Anggota TNI AD Yonif Raider 303 Garut, berinisial S (23) datang ke Jakarta untuk menjalani terapi pengobatan.

Namun siapa sangka, S justru mengalami nasib tragis, pada Minggu (16/1/2022) dini hari, tepatnya sekitar pukul 03.00 WIB.

"Korban dari kesatuan Yonif Raider 303 Garut. Kebetulan korban ini sedang berobat terapi dan berada di Jakarta, sampai terjadi peristiwa tersebut," kata Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Pol Wibowo di Mapolres Metro Jakarta Utara, Senin (17/1/2022).

S dikeroyok dan ditusuk oleh sejumlah orang tidak dikenal di sebuah warung kopi, di Taman Burung Waduk Pluit, Jakarta Utara.

Peristiwa nahas itu bermula, saat S sedang ngopi bersama dua rekannya.

Mereka lalu didatangi para pelaku yang berboncengan sepeda motor.

Pelaku kemudian turun dari sepeda motornya dan bertanya kepada S terkait daerah asalnya.

Ogah menjawab pertanyaan tersebut, S memilih diam saja.

Baca juga: Anggota TNI yang Tewas di Waduk Pluit Berasal dari Garut, Terungkap Ini Tujuannya Datang ke Jakarta

Entah apa juntrungannya, pelaku malah kesal hingga memukul korban.

Perkelahian pun tak bisa dihindarkan.

Wibowo mengatakan bahwa tiga orang sudah diamankan terkait kasus penganiayaan maut ini.

"Kita sudah amankan tiga orang. Satu sudah dijadikan tersangka, dua orang hanya sebagai saksi," kata Wibowo.

Satu dari tiga orang yang diamankan berinisial R.

Ia terlibat memiting korban pada saat pengeroyokan terjadi Minggu dini hari.

Anggota TNI Dikeroyok hingga Tewas dan Kritis, Polisi berhasil menangkap Seorang pelaku pengeroyokan TNI AD ditangkap pada Minggu 16 Januari malam.
Anggota TNI Dikeroyok hingga Tewas dan Kritis, Polisi berhasil menangkap Seorang pelaku pengeroyokan TNI AD ditangkap pada Minggu 16 Januari malam. (tribunjakarta.com)

"Perlu kami sampaikan peran R ini membantu memiting korban ketika korban ini dipukul oleh tersangka B," kata Wibowo.

Wibowo menambahkan, pelaku utama dalam kasus ini ialah seorang pria berinisial B.

Saat ini polisi masih mengejar B yang berperan memukul dan menusuk anggota TNI tersebut hingga tewas.

"Selanjutnya tersangka B ini yang masih DPO melakukan penusukan terhadap korban yang mengakibatkan korban meninggal," kata Wibowo.

Diketahui, S merupakan anggota di Bataliyon Infanteri (Yonif) Raider 303 Garut.

Diketahui bersama, Sahdi merupakan anggota Yonif Rider 303 Kostrad TNI AD.

Baca juga: Anggota TNI yang Tewas di Waduk Pluit Berasal dari Garut, Terungkap Ini Tujuannya Datang ke Jakarta

Melansir Tribun Jabar, Sahdi adalah anggota Yonif Raider Kostrad TNI AD menyandang brevet Cakra.

Ia pun mempunyai kemampuan khusus.

Sebagai anggota Yonif Raider Kostrad dengan bravet Cakra memiliki kemampuan tangguh dan tegas.

Ia juga menyandang sebagai prajurit memiliki kesaktian ‘Cakra’ artinya senjata cakra.

Cakra diyakini sebagai senjata astuti yang secara lahiriah sebagai juru selamat yang ampuh yang dapat digunakan sebagai senjata budi.

Dikutip dari Grid.id, untuk memiliki kualifikasi khusus dan memperoleh brevet Cakra, para prajurit Kostrad harus melalui latihan Standarisasi Kostrad.

Latihan yang dilakukan untuk membangun jiwa korsa yang kuat serta mewujudkan kemampuan yang handal dalam melaksanakan tugas di medan operasi baik di hutan gunung, rawa laut dan perkotaan.

Baca juga: 3 Orang Diamankan, Pelaku Utama Pengeroyokan yang Tewaskan Anggota TNI di Waduk Pluit Masih Buron

Selain itu latihan tersebut juga dilakukan guna terwujudnya prajurit Kostrad yang memiliki kemahiran dan kemampuan dalam gerakan perorangan, bernavigasi darat, bela diri dan menembak dengan nilai minimal 80 serta fisik yang prima.

Hingga akhirnya tewas, tercatat sebagai anggota Yonif Raider 303/Setia Sampai Mati.

Pangkat Sahdi sebagai prajurit satu atau pratu.

Sahdi lahir di Genuren, Aceh Tengah pada 16 Februari 1999.

Ia menjadi anggota Batalyon Infanteri Raider 303/Setia Sampai Mati beralamat di Garut, Jawa Barat.

Seperti diketahui Yonif Raider 303 memiliki markas di Cikajang, Kabupaten Garut, Jawa Barat.

Garis Polisi di Warung TKP Pengeroyokan Anggota TNI

Warung tempat kejadian penganiayaan maut terhadap anggota TNI di seberang Waduk Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, dipasangi garis polisi, Senin (17/1/2022).
Warung tempat kejadian penganiayaan maut terhadap anggota TNI di seberang Waduk Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, dipasangi garis polisi, Senin (17/1/2022). (Gerald Leonardo Agustino/ Tribun Jakarta)

Aparat memasang garis polisi di salah satu warung pinggir jalan di seberang Waduk Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, Senin (17/1/2022).

Warung itu dipasangi garis polisi lantaran menjadi lokasi atau tempat kejadian perkara (TKP) penganiayaan yang menewaskan seorang anggota TNI AD berinisial S (23).

Berdasarkan pantauan di lokasi, garis polisi dipasang melingkar mulai dari bagian depan warung sampai area duduk di belakangnya.

Baca juga: Penuturan Saksi: Dengar Teriakan Histeris Wanita Sebelum Lihat Anggota TNI Dalam Kondisi Mengenaskan

Garis polisi dipasang melingkar diikatkan pada beberapa batang pohon yang ada di lokasi.

Warung tersebut juga sementara ini tutup dan sudah dirapikan.

Sementara warga atau pemilik warung lainnya di sekitar lokasi tampak memusatkan perhatian mereka ke TKP penganiayaan.

Hendro menunjukan lokasi penganiayaan yang menewaskan seorang anggota TNI di warung seberang Waduk Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, Senin (17/1/2022).
Hendro menunjukan lokasi penganiayaan yang menewaskan seorang anggota TNI di warung seberang Waduk Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, Senin (17/1/2022). (Gerald Leonardo Agustino/ Tribun Jakarta)

Tini (40), pemilik warung di sebelah TKP mengatakan, ketika penganiayaan terjadi Minggu (16/1/2022) dini hari lalu, tempat usahanya sudah tutup.

Namun, ia dapat kabar bahwa penganiayaan terjadi di warung sebelahnya milik seorang warga bernama Santi (50).

Menurut Tini, memang warung milik Santi buka sampai dini hari pada Minggu kemarin atau ketika penganiayaan maut itu terjadi.

"Pas kejadian warung saya udah tutup. Kalo yang di situ tempat kejadian itu memang bukanya sampai pagi," kata Tini.

Tini menuturkan, setelah adanya penganiayaan yang menewaskan anggota TNI itu, warung milik Santi tutup.

"Tapi abis kejadian (penganiayaan) belum buka lagi sampai sekarang," kata Tini.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved