Warga Terdampak Gusuran JIS Bertahan di Bedeng Pinggir Rel, Kompensasi dari Jakpro Tak Kunjung Cair
Warga yang terdampak gusuran proyek JIS, Tanjung Priok, Jakarta Utara, masih bertahan di pinggir rel usai pembongkaran Agustus 2021 lalu.
Penulis: Gerald Leonardo Agustino | Editor: Wahyu Septiana
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino
TRIBUNJAKARTA.COM, TANJUNG PRIOK - Warga yang terdampak gusuran proyek Jakarta International Stadium (JIS), Tanjung Priok, Jakarta Utara, masih bertahan di pinggir rel usai pembongkaran Agustus 2021 lalu.
Mereka menetap di bedeng-bedeng berjarak sekitar 1 meter dari rel kereta sepanjang Kampung Bayam, Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Hal ini terpaksa dilakukan sembari menunggu kompensasi yang dijanjikan PT Jakarta Propertindo (Jakpro) yang hingga kini tak kunjung cair.
Supriyanto, salah satu warga penghuni bedeng pinggir rel mengatakan, sejak Agustus 2021 silam, ada sedikitnya 26 KK yang membangun bedeng.
Warga enggan pindah ke mana-mana lantaran masih belum menerima uang dengan nominal bervariasi yang dijanjikan atas pembongkaran kafe-kafe Kampung Bayam.
Baca juga: Anies Undang Nidji, Giring Pilih Nyanyi Bareng Warga di Luar JIS: Mereka Terpinggirkan Ambisi Firaun
"Setelah perpindahan dari bongkaran warga dan kafe, kita mau nggak mau minggir netap di samrel (samping rel) ini," kata Supriyanto saat ditemui di lokasi, Minggu (23/1/2022).
"Kompensasi pun belum ada, kita cuman mengandalkan resume nominal yang Jakpro janjikan, kan sudah ada nominalnya bervariasi, ada yang 12 juta, ada yang 36 juta, ada yang 98, dan sebagainya," papar dia.

Ketika proyek megah JIS sudah hampir jadi dan segera beroperasi, warga yang terdampak penggusuran masih meratapi hidup di pinggir rel.
Bagi Supriyanto, kehidupan yang dirasakan ke-26 KK di pinggir rel itu jauh dari kata layak.
Berjarak hanya 1 meter dari rel, warga dihantui bisingnya suara serta bahaya yang mengancam saat kereta melintas.
'Yang saya rasakan pribadi itu sulit untuk tidur. Apalagi setiap per jam kereta pasti lewat, ada kereta barang, kereta penumpang, kita kebangun kaget," kata Supriyanto.
Baca juga: Sinyal Beri Dukungan di Pilpres 2024, NasDem Beri Panggung Anies Pamer JIS di Depan Warga Makassar
"Cuman mau gimana karena kita belum dapet ya, ya andalan kita cuma uang dari kompensasi warga kafe. Berharap banget itu," tutur dia.
Mewakili warga, Supriyanto pun berharap Jakpro serta Pemerintah Provinsi DKI Jakarta punya solusi terbaik bagi warga yang kini masih menetap di sekitar JIS.
Apalagi, selain 26 KK eks pemilik kafe, total ada sekitar 200-an jiwa yang luntang lantung bertahan di luar JIS dan butuh campur tangan pemerintah untuk mendapatkan hidup lebih layak.

"Harapan saya warga kafe yang masih menetap di samrel ini agar Jakpro merendah hati lah untuk membayar warga-warga kafe yang belum terbayarkan. Ya untuk Pemprov DKI dikaji kembali lah," harapnya. (*)