Pemuda Tewas di Kamar Mandi
Jagoan Sejak Sekolah, Begini Skenario Pemuda di Bekasi Habisi Nyawa Teman Sendiri Dalam 30 Menit
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Endra Zulpan mengatakan, pelaku TAW sudah menyiapkan skenario untuk menghabisi nyawa korban.
Penulis: Annas Furqon Hakim | Editor: Jaisy Rahman Tohir
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Annas Furqon Hakim
TRIBUNJAKARTA.COM, KEBAYORAN BARU - Pemuda asal Bekasi berinisial AY (18) tewas dihabisi oleh temannya sendiri, TAW (21).
Peristiwa pembunuhan itu terjadi di Jalan Taruna 3, Jatiwaringin, Pondok Gede, Bekasi Kota, Selasa (18/1/2022).
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Endra Zulpan mengatakan, pelaku TAW sudah menyiapkan skenario untuk menghabisi nyawa korban.
Skenario itu dibuat setelah tersangka merasa sakit hati lantaran korban tidak mengajaknya saat melamar pekerjaan.
"Korban sudah mendpaat pekerjaan. Membuat tersangka sakit hati kenapa pada saat melamar pekerjaan di salah satu pabrik swasta tidak mengajak tersangka," kata Zulpan di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Rabu (26/1/2022).
Tersangka membuat skenario seolah-olah korban meninggal dunia secara wajar.
Skenario pembunuhan itu dimulai saat tersangka mengajak AY ke rumah seorang saksi sekaligus teman korban berinisial MG.
Baca juga: Pekerja Sawit Tidur Beralas Tikar di Kerangkeng, Intip Kamar Mewah nan Luas Mlik Anak Bupati Langkat
Namun, TAW tidak mengajak korban secara langsung, melainkan menyuruh MG menghubungi AY.
"Tersangka meminta saksi untuk menghubungi korban melalui pesan singkat di media sosial atau Whatsapp," ujar Zulpan.
Sesampainya di rumah MG, tersangka meminta korban membeli tali rapia dan lakban.
Tersangka TAW kemudian mengajak korban ke kamar mandi. Tersangka mengikat kedua tangan korban ke belakang dan melakban mulutnya hingga menutupi hidung.
Baca juga: Pemuda di Bekasi Dibuat Tak Bernyawa Oleh Teman Sendiri, Keluarga Minta Keadilan: Nyawa Bayar Nyawa
Zulpan mengatakan, berdasarkan pengakuan TAW, korban tidak melakukan perlawanan karena takut kepada tersangka.
"Korban takut kepada tersangka. Tersangka dari zaman sekolah sudah dikenal jagoan. Jadi di bawah tekanan dan intimidasi menurut saja," tutur dia.