Formula E
127 Hari Jelang Formula E, Sponsor Belum Juga Masuk: Bagaimana Nasibnya?
PT Jakarta Propertindo (Jakpro) membeberkan kelanjutan nasib sponsor untuk ajang balap Formula E.
Penulis: Nur Indah Farrah Audina | Editor: Elga H Putra
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nur Indah Farrah Audina
TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - PT Jakarta Propertindo (Jakpro) membeberkan kelanjutan nasib sponsor untuk ajang balap Formula E.
Jakpro diketahui menjadi pihak yang ditunjuk Pemprov DKI terkait Formula E.
Meski sudah dijadwalkan, nyatanya lelang tender Formula E sempat gagal meski diklaim telah dibuka kembali.
Selain itu, di sisa waktu 127 hari menuju penyelenggaraan Formula E pada 4 Juni 2022 mendatang, Jakpro belum jua mengkonfirmasi adanya sponsor yang masuk.
Padahal, biaya pembuatan sirkuit Formula E di Ancol telah dipastikan bakal bersumber dari sponsor dan tak akan mengutak-atik dana APBD 2022.
Baca juga: Mulai Dijual Bulan Depan, Intip Bocoran Harga Tiket Formula E Jakarta, Termahal Rp77 Juta
Direktur Utama PT Jakarta Propertindo (Jakpro) Widi Amanasto malah mengklaim permasalahan sponsor justru masih dipelajari.
PT Jakarta Propertindo (Jakpro) bersama Ikatan Motor Indonesia (IMI) dikatakannya tengah melakukan studi banding ke Diriyah, Arab Saudi.
Studi banding yang dimaksud yakni guna melihat persiapan penyelenggaraan Formula E sebelum nantinya dilaksanakan di Jakarta, termasuk di dalamnya mengenai sponsor.

"Ini kan masih di sana semua (IMI dan Jakpro), bagaimana pengelolaan sponsor bagaimana spot sponsor ini kan masih dipelajari di sana (di Diriyah)," jelas Widi saat dihubungi, Kamis (27/1/2022).
Sebagai informasi, penyelenggaraan balap Formula E musim 2022 akan dilaksanakan akhir pekan ini.
Diriyah jadi kota pertama yang akan menyelenggarakan balap mobil bertenaga listrik terbesar di dunia ini pada 28 dan 29 Januari 2022 mendatang.
"Jadi kami ingin melihat bagaimana panitia di sana menyusun kegiatan, supaya kami juga bisa hands on terhadap ini," ujarnya.
Kemudian, hasil studi banding itu nantinya akan disesuaikan dengan unsur kebudayaan lokal yang akan di Jakarta.
"Intinya panitia harus melihat persiapannya bagaimana, pre-event seperti apa, penanganan seperti apa. Lalu disesuaikan dengan local wisdom seperti apa pre-eventnya," kata Widi.