Sisi Lain Metropolitan
Cerita Kuliah Natalius Pigai: Awalnya Kere sampai Nyari Makan Gratis, Endingnya Naik Taksi Tiap Hari
Datang ke Yogyakarta dari Papua bermodal uang Rp 300 ribu pemberian ibundanya, Natalius Pigai harus melewati perjuangan keras.
Penulis: Elga Hikari Putra | Editor: Yogi Jakarta
Total tunggakan yang harus dibayarkan Natalius Pigai di tahun 1995 itu pun cukup besar yakni senilai Rp 7 juta.
Natalius Pigai sendiri saat itu bingung dengan apa yang terjadi.
"Saya juga bingung itu, padahal dia tidak kenal dengan saya," kata Natalius Pigai.

Natalius Pigai kala itu makin penasaran saat dia diajak oleh sang wanita itu ke kantornya.
"Kemudian saya suruh naik mobil dia, saya pergi ke kantornya, disana dia memperkenalkan saya ke para staffnya," tutur Natalius Pigai.
Yang makin membuat Natalius Pigai tercengang, kala itu sang wanita itu memperkenalkan Pigai sebagai anaknya.
"Ibu itu kenalkan saya ke stafnya bilang kelak saya akan jadi orang besar. Dia bilang ibu bangga bisa memiliki anak Papua," tutur Natalius Pigai menceritakan ucapan wanita yang kini menjadi ibu angkatnya itu.
Adapun sosok wanita yang kemudian menjadi ibu angkatnya itu ialah sang pemilik Mirota grup, pengusaha ritel ternama di Yogyakarta.
"Yang selamatkan saya itu dia," kata Natalius Pigai.
Baca juga: Kisah Natalius Pigai Merantau dari Papua ke Jawa: Tak Punya Ongkos Hingga Masuk Sel di Kapal Laut
Kehidupan berubah
Setelah melewati masa awal kuliah yang cukup sulit, kehidupan Natalius Pigai mulai berubah saat dia duduk di tahun kedua kuliah.
Prestasi yang dimiliki putra Papua itu membuatnya mendapatkan banyak beasiswa dari berbagai pihak.
Alhasil, Natalius Pigai bisa mulai bergaya, termasuk dengan naik taksi kala ke kampus.
"Pas semester 4 nilai saya bagus, saya banyak dapat beasiswa.
Saya bisa naik tajksi, ke sekolah (kampus) aja naik taksi karena uangnya sudah banyak," tutur Natalius Pigai menceritakan masa mudanya.