Dukungan Pahlawan Nasional untuk Sabam Sirait Mengalir dari Berbagai Lapisan Masyarakat

Dukungan gelar Pahlawan Nasional untuk Sabam Sirait terus mengalir dari berbagai lapisan masyarakat. Ini penjelasan akademisi.

Istimewa/dokumentasi acara
Seminar Nasional Pengusulan Sabam Sirait Menjadi Pahlawan Nasional RI Tahun 2022 di Gedung Auditorium Fakultas Kedokteran Universitas HKBP Nommensen Medan, Selasa, (8/2/2022). 

TRIBUNJAKARTA.COM, MEDAN - Warisan perjuangan yang dibaktikan Sabam Sirait seumur hidupnya bagi tegaknya demokrasi di Indonesia patut menjadi pertimbangan pemerintah dalam memberikan penghargaan berupa gelar Pahlawan Nasional

Dukungan gelar Pahlawan Nasional untuk Sabam Sirait terus mengalir dari berbagai lapisan masyarakat baik akademisi, tokoh masyarakat dan lainnya.

Hal itu terungkap dalam Seminar Nasional Pengusulan Sabam Sirait Menjadi Pahlawan Nasional RI Tahun 2022 di Gedung Auditorium Fakultas Kedokteran Universitas HKBP Nommensen Medan, Selasa, (8/2/2022).

Hadir dalam seminar itu Panitia Dr. RE Nainggolan, MM, Rektor Universitas HKBP Nommensen Medan Dr. Haposan Siallagan, SH, MH, Prof. Dr. Asvi Warman Adam Pusat Riset Politik BRIN, Prof. Dr. Suprayitno, Dr. Warjio, Prof. Dr. Robert Sibarani, J. ANTO dan  John Eron Lumban Gaol.

Prof. Dr. Asvi Warman Adam mengatakan, Sabam Sirait telah berjuang demi tegaknya demokrasi di Indonesia. Sabam yang telah menelurkan empat buku selama hidupnya itu telah berpolitik bersama 7 presiden. 

"Sabam Sirait itu memperjuangkan demokrasi seumur hidup. Berjuang bukan untuk dirinya sendiri tetapi bagi rakyat banyak," ujar Prof Asvi dalam keterangan tertulis.

Baca juga: Sabam Sirait Terus Didorong Masyarakat Jadi Pahlawan Nasional

Baca juga: Tokoh Agama Hingga Pemuda Tanjung Balai Dukung Sabam Sirait Jadi Pahlawan Nasional

Prof Asvi berujar, Sabam pernah menolak hak penguasan hutan oleh seorang menteri di masa pemerintahan Orde Baru. 

Namun, Sabam menolak tawaran tersebut dan memilih menjaga integritasnya.

"Beliau itu berintegritas. Beliau layak diteladani. Keteladanan dalam berdemokrasi itu penting saat ini," ucapnya.

Bahkan, kata Prof Asvi, Sabam Sirait memberi kritik kepada pemerintah dengan begitu jitu dan santun. 

Ia mencontohkan, pada masa pemerintahan Orba, Sabam sudah mengusulkan pemilihan langsung Presiden dan wakil presiden.

"Sabam Sirait telah mengajarkan kita bagaimana berpolitik yang aktif ditengah tekanan yang begitu kuat. Konsisten membela kemanusiaan dan keadilan bagi seluruh masyarakat Indonesia," katanya.

Sementara Prof. Dr. Suprayitno mengatakan, teladan dan gagasan Sabam sejak masa kecil hingga tutup usia sangat revolusioner.  

Menurutnya, Sabam Sirait pejuang demokrasi sehingga layak disematkan Pahlawan Nasional

Dia berpendapat, pemerintah di zaman orba sulit untuk dikritik. 

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved