Tak Langsung Tangkap Buaya Berkalung Ban, Tili Rutin Minum Air Sungai Palu dan Ritual di Malam Jumat
Tili tak langsung begitu saja bisa menangkap buaya berkalung ban di Palu, Sulawesi Tengah. Ada ritual yang lebih dulu dilakukannya.
Penulis: Elga Hikari Putra | Editor: Yogi Jakarta
"Memang saya mau lepaskan ban.
Banyak yang bilang itu katanya gabisa ditangkap.
Katanya itu bukan ban tapi emas makanya saya mau buktikan di depan masyarakat Palu," kata Tili
dilansir dari Youtube tvOneNews, Selasa (8/2/2022).
Lakukan ritual di Sungai Palu
Tili menceritakan bahwa dia tak serta merta bisa menangkap buaya berkalung ban itu untuk kemudian melepaskan ban yang menjerat di leher sang hewan.

Dikatakannya, buaya merupakan hewan perasa yang tidak suka dikasari atau suasana ramai.
Karenanya, dia memerlukan waktu pendekatan selama hampir satu bulan untuk bisa berinteraksi dengan buaya berkalung ban.
Selama beberapa pekan terakhir, selain memberikan makan setiap hari, Tili rutin mendatangi Sungai Palu di tiap malam Jumat hanya untuk melakukan ritual.
Dia memberi makan sang buaya berkalung ban dengan seekor ayam.
"Tiap malam Jumat saya datang kasih makan ayam.
Dia (buaya berkalung ban) kemudian muncul, sering main sama saya.
Binatang ini harus baik-baik, gabisa dikasarin," tuturnya.
Baca juga: Warga Sragen Bikin Kagum Kota Palu, Baru Menetap Empat Bulan Sudah Mampu Bikin Prestasi Fenomenal
Sejak pertama melakukan eksperimen hingga berhasil menangkap buaya berkalung ban, Tili tak hanya memberikan ayam sebagai umpan.
Dia juga memberikan bebek dan burung merpati untuk dijadikan umpan kepada hewan predator itu.
Tak hanya itu saja, Tili juga mengaku meminum air Sungai Palu setiap paginya.