Sisi Lain Metropolitan

Antimainstream, Mahasiswa Ini Angkat Skripsi Ritual Pesugihan di Pantai Utara Jawa

Antimainstream, mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Singaperbangsa Karawang ini mengangkat ritual pesugihan sebagai tema skripsinya.

Penulis: Elga Hikari Putra | Editor: Yogi Jakarta
Dok. Aldi Depenk
Aldi Depenk, mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Singaperbangsa Karawang ini mengangkat fenomena praktik pesugihan sebagai tema skripsinya. 

TRIBUNJAKARTA.COM, BOGOR - Antimainstream, mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Singaperbangsa Karawang ini mengangkat ritual pesugihan sebagai tema skripsinya.

Tak main-main, pria bernama Aldi yang akrab disapa Depenk ini mengumpulkan data dan riset langsung ke Pekalongan untuk menjawab penasarannya.

Skripsi Aldi berjudul, 'Menguak Pengalaman Komunikasi Kegiatan Ritual Pesugihan di Pantai Utara Pekalongan.'

Pantai yang dimaksud Aldi adalah Pantai Slamaran. Pantai ini terletak di kawasan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan.

"Kamu yakin mau meneliti tentang pesugihan?" begitu tanya dosen penguji saat tahu Aldi menyodorkan judul skripsi di atas.

Baca juga: Diduga Korban Pesugihan Orangtuanya, Makam Anak Dibongkar Polisi: Temukan Banya Tanda Kekerasan

Keraguan dosen penguji berhasil dijawab Aldi yang menjelaskan panjang lebar alasan penelitiannya sangat berbau mistis.

Aldi meyakinkan, kasus pesugihan yang ditelitinya itu masih berkaitan dengan komunikasi.

"Komunikasi itu kan luas. Selama ini komunikasi memang identik dengan broadcast, media, atau jurnalistik," ungkap Aldi kepada TribunJakarta.com, Jumat (11/2/2022).

Aldi, mahasiswa Unsika Karawang yang skripsinya meneliti tentang fenomena pesugihan di Pantai Utara Pekalongan, Jawa Tengah.
Aldi, mahasiswa Unsika Karawang yang skripsinya meneliti tentang fenomena pesugihan di Pantai Utara Pekalongan, Jawa Tengah. (Dok. Pribadi Aldi)

Tapi, sambung dia, ternyata lkomunikasi luas dan lebih dari itu. Karena semua aspek kehidupan itu berkaitan erat dengan komunikasi.

"Begitu juga penelitian saya. Ini masuknya komunikasi spiritual," cerita Aldi mengingat ucapannya ke dosen penguji kala itu.

Tak hanya itu, untuk meyakinkan dosen penguji, Aldi menjelaskan sejarah bagaimana mengetahui praktik pesugihan di Pantai Slamaran, Pekalongan.

Semua itu tak lepas dari kesukaan Aldi bersama komunitas Ghost Photography Community yang suka hunting memfoto makhluk tak kasat mata.

Aldi tercatat sebagai Ketua Region Ghost Photography Community Karawang.

Persentuhan Aldi dengan komunitas ini tak lepas dari Mickey Oxcygentri, dosen fotografi di FISIP Universitas Singaperbangsa Karawang.

Baca juga: Terjawab Amalan Pelaku Ritual Maut di Pantai Payangan, Anak Korban Singgung Kliwon, Laut dan Gunung

Mickey yang tercatat sebagai warga Kota Depok ini adalah founder GPC.

"Akhirnya, setelah saya presentasikan diterima sama dosen pengujinya," sambung Aldi.

Selama menulis skripsi, Aldi mengakui kesulitan untuk menyusun latar belakang masalah. Karena minimnya referensi tentang fenomena pesugihan.

Kendati ini menjadi bantu sandungan, Aldi semakin bersemangat untuk menuntaskan skripsinya yang mungkin bagian kebanyakan orang muskil.

Ilustrasi
Ilustrasi pesugihan (Net)

Ia berseloroh, bisa jadi orang pertama yang membahas mengenai pesugihan di Pantai Slamaran, Pekalongan, untuk bahan skripsinya.

"Bahkan, mungkin belum ada yang membahas tentang pesugihan ini," kata Aldi terkekeh.

Aldi menuturkan, ada tiga rumusan masalah yang dicarinya selama meneliti praktik pesugihan di Pantai Slamaran.

"Saya itu ingin tahu apa pengalaman komunikasi dari ritual pesugihan itu?"

"Kemudian apa maknanya bagi si pelaku dan apa motifnya sampai mereka itu melakukan pesugihan," tutur pria berambut gondrong ini.

Selama melakukan penelitian ini, sumber informasi Aldi banyak dapat dari seorang informan.

Baca juga: Polisi Periksa Dukun Telisik Kematian Kakak Bocah Korban Pesugihan di Gowa, Ini Sosoknya

Informan ini bertugas sebagai mediator untuk orang yang ingin melakukan pesugihan dengan sang kuncen di Pantai Slamaran.

Seiring berjalannya penelitan tersebut, Aldi mendapatkan kisah langsung dari pelaku pesugihan.

Sosok makhluk gaib Pantai Slamaran yang dipercaya para pelaku ritual pesugihan dapat mengabulkan keinginan mereka adalah Dewi Lanjar.

Ya, Pantai Slamaran tidak terlalu luas, hanya sekitar 3,4 hektare. Saat akhir pekan dan hari libur nasional, Pantai Slamaran selalu ramai dikunjungi oleh wisatawan.

Aldi Depenk (kanan) bersama pendiri Ghost Photography Comunity (GPC), Mickey Oxcygentri di acara Hello Weekend Tribun Jakarta.
Aldi Depenk (kanan) bersama pendiri Ghost Photography Comunity (GPC), Mickey Oxcygentri di acara Hello Weekend Tribun Jakarta. (Tribun Jakarta)

Warga seempat menyebut Dewi Lanjar sebagai sosok cantik jelita. Ia diangkat menjati ratu di pantai utara oleh Gusti Kanjeng Ratu Kencana Sari atau lebih dikenal sebagai Gusti Kanjeng Ratu Kidul.

Dewi Lanjar merupakan satu dari 28 abdi kinasih Gusti Kanjeng Ratu Kidul yang berkuasa di pantai selatan Jawa yang berhadapan langsung dengan Samudera Hindia.

Dari cerita yang beredar, Dewi Lanjar secara khusus diperintah oleh Gusti Kanjeng Ratu Kidul untuk menjaga ekosistem kawasan pantai utara Jawa dari berbagai kerusakan.

Sejak meneliti dari Oktober 2021, Aldi belum pernah bertemu langsung dengan sang kuncen di lokasi pesugihan.

Kuncen inilah yang bisa menjembatani keinginan pelaku ritual pesugihan dengan jin atau makhluk yang dipercaya bisa mengabulkan keinginannya.

"Di penelitian ini saya pakai teori fenomenologi Alfred Schutz atas fenomena si informan saya yang merupakan mediator pelaku pesugihan ke kuncennya," tutur dia.

Baca juga: Kondisi Terkini Mata Bocah Tumbal Pesugihan Orang Tua, Polisi Telisik Keterlibatan 40 Warga

Sulitnya Ketemu Kuncen

Aldi menjelaskan kenapa sampai saat ini tak bisa bertemu kuncen Pantai Slamaran di lokasi pesugihan yang menjadi objek penelitiannya.

Sebab, kata dia, tak segampang itu seseorang bisa menemui sang kuncen yang sosoknya tak boleh disebarkan begitu saja.

Kata Aldi, para pelaku pesugihan pun harus melakukan perjuangan ekstra demi bisa bertemu sang kuncen di pantai utara Pekalongan itu.

Sebelum bisa menemui kuncen Pantai Slamaran, mereka harus mendapat restu dari sejumlah kuncen di daerah lain yang masuk daftar list.

Menurut Aldi, ada semacam birokrasi yang tak kalah panjang untuk menemui kuncen utama Pantai Slamaran.

"Sebelum bertemu kuncen Pantai Slamaran, pelaku harus menemui dan mendapat restu dari kuncen di daerah lain yang direkomendasikan," kata dia.

Selain itu, yang menarik dari pesugihan di Pantai Utara Pekalongan lantaran pelakunya tak sedikit yang berasal dari kalangan menengah ke atas, bahkan sampai tingkatan pejabat.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved