"Mau ke Pantai" Tangis Istri Kenang Pamit Terakhir Bripda Febriyan Sebelum Ikuti Ritual Maut

Pamit terakhir Bripda Febriyan Duwi kepada istrinya Diana terungkap sebelum mengikuti ritual maut di Pantai Payangan Jember, Jawa Timur.

Dokumentasi Tim SAR
Tim SAR gabungan menemukan korban terakhir atau ke-11, pelaku ritual di Pantai Payangan, Kabupaten Jember, dalam keadaan meninggal dunia Minggu (13/2/2022) sekitar pukul 11.40 WIB. Pamit terakhir Bripda Febriyan Duwi kepada istrinya Diana terungkap sebelum mengikuti ritual maut di Pantai Payangan Jember, Jawa Timur. 

TRIBUNJAKARTA.COM - Pamit terakhir Bripda Febriyan Duwi kepada istrinya Diana terungkap sebelum mengikuti ritual maut di Pantai Payangan Jember, Jawa Timur.

Bripda Febriyan Duwi pamit ke istri melalui sambungan telepon.

Diana menceritakan suaminya hanya pamit akan pergi ke Pantai Payangan tanpa memberitahu bahwa dirinya akan mengikuti ritual.

Bripda Febriyan Duwi tewas saat mengikuti ritual maut pada Minggu (13/2/2022) dini hari.

"Bilangnya cuma mau pergi ke pantai. Tidak bilang kalau ada ritual," kata Diana.

Suami Diana itu mengikuti ritual di Pantai Payangan bersama kelompok pengkajian Tunggal Jati Nusantara, Jember.

Baca juga: Bikin 5 Anaknya Jadi Yatim Piatu, Pasutri Peserta Ritual Tantang Ombak Sambil Latunkan Doa-doa

Ritual maut tersebut memakam korban 24 orang. Dimana 11 orang diantaranya meninggal dunia setelah terseret ombak.

Termasuk Bripda Febriyan yang tewas dalam ritual tersebut.

Para korban berasal dari beberapa kecamatan di Kabupaten Jember, seperti Sukorambi, Patrang, Ajung, juga Rambipuji.

Mereka berangkat dengan dipimpin oleh ketua kelompok itu, Nh (Nurhasan), warga Desa Dukuhmencek Kecamatan Sukorambi.

Pencarian korban insiden ritual maut Kelompok Tunggal Jati Nusantara yang terseret ombak tinggi di Pantai Payangan, Jember, Jawa Timur, Minggu (13/2/2022). Di saat anggotanya mengikuti ritual di saat ombak tinggi, para guru spiritual hanya menonton dari kejauhan Pantai Payangan.
Pencarian korban insiden ritual maut Kelompok Tunggal Jati Nusantara yang terseret ombak tinggi di Pantai Payangan, Jember, Jawa Timur, Minggu (13/2/2022). Di saat anggotanya mengikuti ritual di saat ombak tinggi, para guru spiritual hanya menonton dari kejauhan Pantai Payangan. (TribunJatim/Sri Wahyuni)

Sosok Bripda Febriyan

Bripda Febriyan Duwi salah satu korban ritual maut merupakan seorang bintara polri.

Dia anggota Polsek Pujer, Bondowoso.

Pangkatnya adalah seorang bintara. Bripda Febriyan Duwi diketahui baru setahun menikah.

Sang istri, Diana, tak tahu persis aktivitas suaminya. Sebab, selama ini dia dan suami jarang tinggal satu rumah.

Diana, istri Bripda Febriyan Duwi, saat menunggu pemeriksaan ante mortem di RSD dr Soebandi Jember, Minggu (13/2/2022). Bripda Febriyan Duwi merupakan satu di antara korban ritual maut di Pantai Payangan, Jember.
Diana, istri Bripda Febriyan Duwi, saat menunggu pemeriksaan ante mortem di RSD dr Soebandi Jember, Minggu (13/2/2022). Bripda Febriyan Duwi merupakan satu di antara korban ritual maut di Pantai Payangan, Jember. (Tribun Jatim Network/Tony Hermawan)

Febri dinas di Bondowoso, sedangkan Diana kerja di Probolinggo.

Mata Diana berkaca-kaca saat duduk di depan meja petugas TIM Disaster Victim Investigation (DVI).

Mata Diana terus meneteskan air mata. Ibu mertuanya, mencoba menenangkan.

Ritual Maut

Kapolsek Ambulu AKP Ma'ruf mengungkapkan, dari keterangan saksi yang sudah diperiksa terlebih dahulu, ada 20 orang anggota kelompok itu yang turun di tepi pantai.

"Ya di situ, di tepi pantai itu," ujar Ma'ruf kepada Surya, sambil menunjuk titik yang dipakai ritual.

Ke-20 orang itu berdiri dengan siku saling digandengkan.

"Sedangkan yang empat menunggu di atas," imbuhnya.

Keempat orang itu, satu orang sopir yang memang tidak ikut ritual, dan tiga orang petinggi kelompok yang berada kawasan pasir yang lebih atas.

Baca juga: Seperti Dukun, Sekdes Ungkap Sosok Pemimpin Ritual Maut di Jember: Berselendang Hijau kemana-mana

"Saat masih berdiri itulah, ombak besar datang. Waktu kejadian sekitar pukul 00.30 - 01.00 Wib, dini hari tadi," lanjutnya.

Punya 100 anggota

Kapolres Jember AKBP Hery Purnomo memberikan keterangan terkait perkembangan penyelidikan tersebut, Senin (14/2/2022).

Hery menyebut hingga saat ini pemeriksaan masih terus dilakukan. Sudah ada 13 orang saksi yang diperiksa.

Mereka yang diperiksa antara lain korban selamat, warga yang melakukan evakuasi, dan warga yang memberikan imbauan supaya tidak mendekat ke laut karena ombak sedang tinggi.

Ritual dilakukan oleh Kelompok Tunggal Jati Nusantara.

Warga mengevakuasi evakuasi korban tenggelam di Pantai Payangan, Kecamatan Ambulu, Kabupaten Jember, Jawa Timur, Minggu (13/2/2022). Sebanyak 24 pengikut padepokan Jamaah Tunggal Jati Nusantara yang ritual di Pantai Payangan terseret ombak.
Warga mengevakuasi evakuasi korban tenggelam di Pantai Payangan, Kecamatan Ambulu, Kabupaten Jember, Jawa Timur, Minggu (13/2/2022). Sebanyak 24 pengikut padepokan Jamaah Tunggal Jati Nusantara yang ritual di Pantai Payangan terseret ombak. (Istimewa)

"Ini awalnya untuk melakukan pengobatan secara spiritual. Karena yang datang itu ada yang sakit secara fisik dan psikis, sehingga ingin sembuh, ada yang punya masalah ekonomi, juga ada yang punya masalah keluarga," ujar Hery.

Masalah ekonomi itu antara lain ada yang ingin kaya. Sakit yang diderita oleh mereka yang datang antara lain karena ilmu hitam atau sihir.

"Kemudian mereka yang sembuh itu memberikan testimoni kepada satu atau dua orang, sehingga kemudian ikut" kata Hery.

Dalam prosesnya, mereka juga melakukan pengajian.

Pengajian setiap hari diikuti oleh 20 - 30 orang yang dilakukan di rumah Nurhasan, Ketua Kelompok Tunggal Jati Nusantara.

Hery menyebut, dari penyelidikan sementara tidak ada yang keliru dari bacaan yang dibaca.

Bacaan itu seperti beberapa surat dalam Al-Quran, juga ada bacaan dalam Bahasa Jawa.

Karenanya, untuk memastikan apakah kelompok itu menyimpang atau tidak, pihaknya memerlukan keterangan saksi.

Kelompok Tunggal Jati Nusantara berdiri sejak tahun 2011.

Namun mulai banyak memiliki anggota sekitar tahun 2015.

"Sejauh ini ada sekitar 100 orang anggotanya. Namun setiap kali pertemuan paling hanya sekitar 20 orang, karena dilakukan di rumah ketuanya," imbuhnya.

Salah satu hal yang dilakukan di kelompok itu adalah melakukan ritual di laut.

Ritual dilakukan di Pantai Payangan, salah satu titik dalam pesisir laut selatan Jember.

Melalui kegiatan ritual di laut itu, mereka ingin membuang sial melalui proses pembersihan diri.

"Ritual dilakukan, pertama untuk membersihkan diri, dan kedua mengharapkan berkah dari ratu pantai selatan. Mereka membaca doa-doa, termasuk ada doa dalam Bahasa Jawa, yang itu perlu kami dalami lagi tentang bacaan itu, nanti masuk dalam Kejawen seperti apa," imbuhnya.

Ritual mandi di laut selatan itu dilakukan dalam waktu-waktu tertentu.

Ketika ditanya tentang kondisi Nurhasan, ketua kelompok itu saat ini, Hery mengatakan, dia masih dirawat di RSD dr Soebandi Jember.

"Karena mengalami sesak nafas, dan terbentur batu karang. Nanti kalau yang bersangkutan sudah keluar dari rumah sakit, kami akan mintai keterangan," ujarnya.

Hery berjanji dalam waktu dekat, pihaknya akan merampungkan penyelidikan kasus tersebut.

Karena jika memang ada unsur pidana, maka pihaknya akan segera melakukan tindakan tegas, dengan menerapkan pasal dalam KUHP.

"Supaya ada efek jera, dan kejadian serupa tidak terjadi," pungkas Hery.

Daftar korban

Polda Jatim melakukan pemeriksaan luar 10 jenazah korban ritual berujung maut di Rumah Sakit Soebandi, Jember.

Pemeriksaan tersebut dilakukan untuk memastikan penyebab kematian semua korban akibat kecelakaan di bibir Pantai Payangan.

Adapun nama-nama korban tewas yakni:
1. Sulastri (42) warga asal Desa Gebang Kecamatan/ Kabupaten Jember.

2. Pinkan (13) warga asal Desa Tawangalun Kecamatan Rambipuji Kabupaten Jember.

3. Arisco (21) warga asal Desa Gumukmas Kabupaten Jember.

4. Ida (33) warga asal Desa Tawangalun Kabupaten Jember.

5. Bripda Febrian Duwi (25) warga asal Desa Sumber Salam Kecamatan Tenggaran Kabupaten Bodowoso

6. Yuli (42) warga asal Kecamatan Rambipuji Kabupaten Jember

7. Basuni (55) warga asal Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember.

8. Sofi (22) warga asal Kecamatan Gebang Kabupaten Jember.

9. Sri Wahyuni (30) warga asal Kecamatan Gebang Kabupaten Jember.

10. Syaiful bahri (35) warga asal Kecamatan Ajung Kabupaten Jember.

Perlu diketahui, korban tewas dalam peristiwa ini ada 11 orang.

Akan tetapi, 1 korban atas nama Kholifah warga Desa Gugut, Rambipuji, sudah selesai dilakukan pemeriksaan antem mortem.

Hasil analisis, korban mengalami luka di bagian pelipis mata dan cidera di bagian kaki.

Dugaan kuat korban terbentur tebing setelah tergulung ombak ganas pantai selatan.

Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul PESAN TERAKHIR Bripda Febriyan Duwi Kepada Istri Sebelum Tewas Ritual Maut di Pantai Payangan Jember, dan NGALAB BERKAH Ratu Pantai Selatan Jember, Sosok Bripda Febriyan Duwi dan 11 Orang Tewas Disapu Ombak,

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved