Sensus Burung Air Jaga Cagar Alam Laut Karimata

Kegiatan pemantauan sensus Burung Air Tim Deskar Desa Betok Jaya di dalam CAL Kepulauan Karimata bertujuan untuk melindungi burung air di Indonesia.

BKSDA Kalbar
Cikalang kecil di CAL Kepulauan Karimata. Kegiatan pemantauan sensus Burung Air Tim Deskar Desa Betok Jaya di dalam CAL Kepulauan Karimata bertujuan untuk melindungi burung air di Indonesia. 

TRIBUNJAKARTA.COM - Kegiatan pemantauan sensus Burung Air (Asian Waterbirds Census) dilakukan oleh masyarakat lokal yang tergabung dalam tim Destinasi Karimata (Deskar) Desa Betok Jaya di dalam Cagar Alam Laut (CAL) Kepulauan Karimata.

Kegiatan pemantauan burung dilakukan mulai 5-7 Februari 2022

CAL Kepulauan Karimata  terletak ± 110 Km dari Ketapang di Kabupaten Kayong Utara, Provinsi Kalimantan Barat dengan luasan ±190.000 hektare.

Bersama BKSDA Kalimantan Barat dan Fauna & Flora International’s Indonesia Programme, tim Deskar telah menjelajah 195,8 km dengan kapal atau  12,71 % dari seluruh kawasan untuk mendata jenis burung air yang bermigrasi dan atau residen di CAL Kepulauan Karimata.

Kepala BKSDA Kalimantan Barat Sadtata Adirahmanta mengatakan kegiatan Asian Waterbird Census merupakan arahan dari Direktur Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam kepada semua unit pelaksana teknis (UPT) di masing-masing wilayah untuk mendata semua jenis burung air di Indonesia.

Baca juga: Penggemar Burung Kicau, Simak Tips Berikut Ini sebelum Berkunjung ke Pasar Burung Pramuka

“Kegiatan ini menjadi kegiatan penting untuk bersama-sama melindungi jenis burung air dan habitatnya. Selama berkegiatan tim berhasil mendapatkan 15 jenis burung yang sedang bermigrasi dan residen di dalam kawasan,” jelas Sadtata dalam keterangan tertulis, Senin (14/2/2022).

Sadtata menjelaskan bahwa selama berkegiatan di bulan Februari adalah waktu yang tepat karena saat ini adalah waktu bermigrasi burung yang sedang bermigrasi dari wilayah Bumi utara ke Bumi selatan untuk menghindari musim dingin dan kawasan CAL Kepulauan Karimata menjadi daerah penting untuk didatangi jenis-jenis burung migrasi untuk mencari makan dan beristirahat karena banyaknya pulau-pulau kecil di dalam Cagar Alam.

Salah satu tim Deskar sedang mengamati burung
Salah satu tim Deskar sedang mengamati burung (BKSDA Kalbar)

Sirajudin salah satu tim Deskar dan nelayan mengatakan bahwa ia dan nelayan lain sering melihat burung air namun masih kurang pemahaman dalam identifikasi dan tidak mengetahui bahwa ada jenis burung dari negara lain.

“Kami sering melihat burung-burung seperti jenis kedidi (sebutan lokal untuk jenis trinil pantai Actitis hypoluecos) atau jenis simbang (sebutan lokal untuk jenis cikalang Fregata sp) namun musiman. Mereka sering terlihat di pulau-pulau sekitar sini,” terang Sirajudin.

Sirajudin menambahkan bahwa ia dan 19 orang lainnya yang tergabung dalam tim Deskar sangat senang diberikan pelatihan dalam pemantauan satwa laut dan pengambilan data, termasuk jenis burung oleh BKSDA Kalimantan Barat dan Fauna & Flora International’s Indonesia Programme.
“Kami menjadi semangat dalam melindungi kawasan cagar alam ini karena juga penting untuk anak dan cucu kami di kemudian hari," ujarnya.

Baca juga: BERITA FOTO Keliling Pasar Burung Pramuka yang Tak Pernah Sepi Pengunjung

Sadtata mengungkapkan bahwa inisiasi pemantauan satwa laut dimulai dari September 2021 dengan data yang telah terkumpul selama ini, di antaranya jenis penyu sisik (Eretmochelys imbricate), penyu hijau (Chelonia mydas), pakan dugong, jenis burung air bermigrasi dan residen yaitu trinil pantai (Actitis hypoleucos), cerek-pasir besar (Charadrius leschenaultia), terik asia (Glareola maldivarum), cikalang kecil (Fregata ariel), cikalang christmas (Fregata andrewsi), dara-laut Aleutian (Onychoprion aleuticus), dara-laut benggala (Thalasseus bengalensis), dara-laut kumis (Chlidonias hybrida), dara-laut kecil ,( Sternula albifrons) dara-laut tengkuk-hitam (Sterna sumatrana), dan cangak laut (Ardea sumatrana).

“Data-data satwa laut sangat penting untuk tetap dipantau agar kawasan Cagar Alam tetap terjaga dan terhindari dari ancaman. Kami tidak mampu sendiri dalam menjaga kawasan ini, bersama tim Deskar dan masyarakat di Kepulauan Karimata dapat ikut terlibat dalam melestarikan dan menjaga keberadaan satwa laut,” jelas Sadtata.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved