Manisnya Salak Condet, Buah Khas Jakarta yang Terancam Punah, Pernah Coba?
Salak Condet merupakan salah satu maskot Ibu Kota Jakarta. Yuk cicipi manisnya Salak Condet yang terancam punah.
Penulis: Pebby Ade Liana | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Laporan wartawan TribunJakarta.com, Pebby Adhe Liana
TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Salak Condet merupakan salah satu maskot Ibu Kota Jakarta.
Konon, dahulu buah bernama latin Salacca edulis Cognita ini seringkali ditemukan di pekarangan-pekarangan rumah warga yang ada di kawasan Condet, Jakarta Timur.
Sayangnya, seiring dengan perkembangan zaman dan maraknya pembangunan kini lahan pepohonan salak tersebut sudah berubah menjadi permukiman.
Sehingga keberadaan Salak Condet, juga semakin langka dan sulit ditemukan.
Beruntungnya, di Jakarta ada satu tempat pelestarian buah langka khas Jakarta ini yang bernama Agrowisata Cagar Buah Condet.
Baca juga: Terancam Punah, Ini Lokasi Pembibitan Salak Condet Khas Jakarta yang Tersembunyi di Balik Permukiman
Di sini, Anda bisa mengetahui dan juga mencicipi secara langsung kenikmatan dari buah langka ini.
"Konon katanya salak ini udah turun temurun. Jadi ini sangat bersejarah sekali. Karena sekarang merupakan tanaman langka, makanya kita lakukan pelestarian di sini. Supaya sampai kapanpun ini tidak akan berubah," kata Kepala UPT Pusat Pengembangan Benih dan Proteksi Tanaman DKI Jakarta, Ali Nurdin, ditemui TribunJakarta.com, Rabu (16/2/2022).
Karena keberadaannya yang sudah langka, buah Salak Condet kata Ali tak bisa dijumpai di pasaran.

Bahkan, meskipun buah ini dulu banyak tumbuh di kawasan Condet namun kini juga sudah sulit ditemukan di daerah asalnya.
Sehingga upaya pelestarianpun dilakukan oleh Pemprov DKI Jakarta agar salak Condet tetap bertahan.
Menurut Ali, jika dibandingkan buah khas kota Jakarta ini dengan jenis salak yang lain, rasa dan teksturnya memiliki perbedaan.
Salak Condet bercitarasa manis, dan juga wangi.
"Ini manis, tapi ada sedikit asamnya yang membuat segar. Dia mempunyai biji yang relatif sama dengan salak lainnya. Ciri-ciri lain, aromanya juga wangi. Makanya sayang kalau gak dilestarikan," kata Ali.
Baca juga: Ribuan Pohon Salak Condet di Balekambang Bakal Dijadikan Daya Tarik Agro Wisata
TribunJakarta.com berkesempatan mencicipi langsung buah khas Jakarta yang sudah langka ini.
Sekilas, Salak Condet memiliki bentuk yang hampir sama dengan salak jenis lainnya.
Diantaranya memiliki kulit bergerigi berwarna cokelat terang hingga cokelat gelap.
Namun jika diperhatikan, ukuran salak Condet yang sudah matang di pohon kebanyakan berukuran besar-besar.
Tetapi, kata Tenaga Teknisi Perawatan Agrowisata Cagar Buah Condet Asmawi, walaupun banyak salak Condet yang matang berukuran besar, tidak semua salak yang besar itu sepenuhnya matang.
"Kadang yang gak terlalu besar juga sudah matang. Kalau orang awam, biasanya gabisa bedain. Mana buah yang sudah matang atau belum," kata Asmawi.
Saat TribunJakarta.com mencoba, buah Salak Condet memiliki rasa yang manis dan juga masir.
Salak Condet cenderung memiliki daging yang tebal.
Terkadang, adapula yang rasanya disertai dengan sedikit sentuhan asam segar, sepat, namun tetap manis di mulut.
"Terkadang, ada yang warnanya hitam-hitam. Agak kehitaman. Kalau salak lain, itu busuk. Orang awam kiranya itu mau busuk. Tapi kalau dicoba, salak ini tuh manis rasanya," kata Asmawi.
Asal Muasal Salak Condet
Asmawi bercerita, dahulu Condet terkenal sebagai kawasan yang dipenuhi dengan pohon buah salak jenis tersebut.
Warga asli Condet ini menuturkan, hampir setiap penduduk kala itu bahkan memiliki pohon salak dan juga buah duku pada pekarangan rumahnya.
"4 kampung, dari zaman Gubernur Ali Sadikin, itu banyak pohon salak dan duku. Dicari pasti ada, di depan, di belakang rumah, pasti ada karena tanahnya masih lebar-lebar,"
"Tapi sekarang karena pembangunan, ya habis tergusur. Mau ngawinin anak, jual tanah yang ada pohon salaknya. Akhirnya dibikin rumah kontrakan. Habis semua," kata Asmawi.
Seiring dengan perkembangan zaman dan maraknya pembangunan, kini lahan pepohonan salak tersebut sudah berubah menjadi pemukiman.
Baca juga: Resep Biji Salak Anti Gagal, Hidangan Manis yang Cocok untuk Berbuka Puasa
Sehingga keberadaan Salak Condet, juga semakin langka.
Padahal, Salak Condet merupakan buah khas Jakarta dan juga dipilih menjadi maskot Jakarta bersama dengan Elang Bondol.
Oleh sebab itu, Pemprov DKI Jakarta kemudian melestarikannya melalui kawasan Agrowisata Cagar Buah Condet.
Berada di lahan seluas 3,45 hektare, Agrowisata Cagar Buah Condet ini punya ribuan pohon salak condet.
Diceritakan oleh Kepala UPT Pusat Pengembangan Benih dan Proteksi Tanaman DKI Jakarta Ali Nurdin, sepanjang kurun 2006-2007, Pemda DKI Jakarta membebaskan lahan di lokasi setempat.
Tujuannya untuk melestarikan keberadaan salak dan dukuh condet yang ada di kawasan Condet.
Lahan tersebut kemudian dikelola oleh Sudin KPKP Jakarta Timur. Namun pada 2019, pengelolaannya di bawah tanggung jawab Litbang Benih dan Proteksi Tanaman.
"Terkait perbanyakan bibit sehingga terus bisa dilestarikan untuk mengisi dan menanam kembali di ruang-ruang kosong yang bisa ditanami," kata Ali.
Namun untuk saat ini, kawasan Agrowisata Cagar Buah Condet masih ditutup sementara untuk masyarakat umum.
Menurut Ali masyarakat diizinkan datang ketika situasi pandemi Covid-19 sudah mulai terkendali.
"Siapapun dan kapanpun berkunjung ke sini, minimal untuk mencoba, icip-icip, boleh. Kita free, gak ada tiket masuk."
"Tapi sementara ditutup pas pandemi. Saat ini masih tutup, tapi nanti akan kita buka kalau keadaannya sudah membaik," imbuhnya.