Mancing Menuju Maut, Tubuh Khoirul Ditemukan Tak Utuh Setelah Bertemu Sosok Penguasa Sungai

Peristiwa mancing menuju maut terjadi di Sungai Belangiran, Desa Bangkal Serai, Kalimantan Barat, Kamis (17/2/2022). Khoirul bertemu penguasa sungai.

SRIPOKU.COM/ANTONI AGUSTINO
Ilustrasi mayat. Peristiwa mancing menuju maut terjadi di di Sungai Belangiran, Desa Bangkal serai, Kecamatan Kendawangan Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat, Kamis (17/2/2022). 

TRIBUNJAKARTA.COM - Peristiwa mancing menuju maut terjadi di Sungai Belangiran, Desa Bangkal serai, Kecamatan Kendawangan Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat, Kamis (17/2/2022).

Warga asal Trenggalek, Jawa Timur bernama Khoirul (27) diduga diterkam buaya penguasa sungai saat memancing.

Jasad korban akhirnya ditemukan tak utuh pada hari ini Sabtu (19/2/2022).

Kepala Kantor SAR Pontianak Yopi Haryadi mengatakan korban ditemukan oleh tim SAR gabungan.

"Korban berhasil ditemukan oleh tim SAR gabungan dalam kondisi meninggal dunia," kata Yopi.

Baca juga: Warga Tangerang Dibuat Panik 3 Buaya Muncul & Berjemur di Kali Cirarap, Saat Diburu Malah Menghilang

Yopi mengatakan jasad korban dibawa untuk diserahkan kepada anggota keluarga.

"Seketika pencarian resmi dihentikan," kata Yopi

Kronologi

Proses evakuasi korban yang diduga diterkam buaya di Sungai Belangiran, Desa Bangkal serai, Kecamatan Kendawangan Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat oleh tim SAR gabungan.
Proses evakuasi korban yang diduga diterkam buaya di Sungai Belangiran, Desa Bangkal serai, Kecamatan Kendawangan Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat oleh tim SAR gabungan. (TRIBUNPONTIANAK/Foto SAR)

Kejadian pria diduga diterkam buaya itu berawal saat Khoirul berada di tepi sungai untuk memasang pancing ikan.

"Kemarin kami menerima laporan adanya seorang pekerja PT. Cargil diterkam buaya dan hilang. Kejadian itu bermula ketika korban bersama temannya sedang menunggu giliran memuat buah sawit sambil memancing di Sungai Belangiran," katanya.

Yopi menuturkan saat hendak memasang tajur pancing di pinggir sungai, korban diterkam buaya dan ditarik ke dalam dasar sungai.

Pencarian terhadap Khoirul pun berlangsung selama dua hari sejak Jumat 18 Februari 2022 kemarin.

Baca juga: Aksi Heroik Ayah Lepaskan Anak dari Terkaman Buaya, Perjuangannya Berakhir Pilu

"Selama dua hari tim SAR gabungan melakukan pencarian dengan metode explore search and rescue, yaitu mencari dengan berjalan kaki di tepian sungai dan metode pencarian permukaan dengan menggunakan perahu karet dan sampan di sekitar lokasi kejadian hingga radius 1,5 nautical mile," ujarnya.

Yopi pun menjelaskan unsur yang terlibat dalam pencarian korban yakni Tim Rescue Pos SAR Ketapang, Polsek Kendawangan, Koramil Kendawangan, BKSDA Kabupaten Ketapang, PT. Cargill dan masyarakat setempat.

Sejumlah warga dan karyawan PT. Cargill saat berada di lokasi kejadian. Foto warga Kendawangan
Sejumlah warga dan karyawan PT. Cargill saat berada di lokasi kejadian. Foto warga Kendawangan (TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/Foto warga Kendawangan)

Sementara itu, Kepala Desa Bangkal Serai, Kecamatan Kendawangan Susanto menyebut bahwa korban ditemukan tidak jauh dari saat korban hilang diterkam buaya.

"Korban ditemukan tidak jauh dari awal kejadian dan tubuh korban dalam kondisi tidak utuh lagi. Korban sudah diserahkan ke pihak keluarga sesuai rencana jenazahnya akan dikebumikan pada hari ini juga," ungkapnya.

Pengakuan Rekan Korban

Warga asal Trenggalek, Jawa Timur, Koirul (27) yang tinggal di perumahan Belangiran Estate, PT Cargill Group di Kecamatan Kendawangan, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat dikabarkan hilang diduga di terkam buaya.

Kejadian tersebut diketahui terjadi di sungai Belangiran, Desa Bangkal Serai, kecamatan Kendawangan, Kabupaten Ketapang, Kamis 17 Februari sekitar pukul 13.00 WIB.

Saat dikonfirmasi, satu diantara karyawan Estate Belangiran PT Cargill Desa Bangkal Serai, Ucil yang juga merupakan rekan korban yang saat kejadian berada di lokasi bersama korban mengatakan, bahwa pada saat peristiwa tersebut terjadi, dirinya bersama korban sedang menunggu giliran memuat buah sawit.

Sambil menunggu giliran, kata Ucil, dirinya dan korban pergi memasang pancing untuk mencari ikan di sungai Belangiran yang berbatasan dengan lahan kebun sawit Belangiran Estate PT. Cargill.

Baca juga: Terungkap Alasan Tili Nekat Tangkap Buaya Demi Lepaskan Kalung Ban di Palu, Sampai Rogoh Rp 4 Juta

"Saat itu korban sedang memasang tajur pancing di tepi sungai, sedangkan saya mencari kayu untuk dijadikan joran pancing. Tiba-tiba korban di terkam buaya dan saya langsung berlari mengejar ke buaya namun buaya dan korban langsung menghilang di dalam air," ungkapnya.

Sementara itu, Koordinator Pos Pencarian dan Pertolongan Ketapang, Sidik Setiono turut membenarkan kejadian tersebut.

Ia mengaku, bahwa pihaknya juga telah mendapatkan informasi adanya warga yang di terkam buaya.

"Info yang kami dapat seperti itu bahwa adanya korban yang diterkam buaya. Kami monitor dan bersama BKSDA juga Polsek Kendawangan meluncur ke lokasi kejadian," kata Sidik Setiono, Jumat (18/2/2022).

Peristiwa Lain

Kisah Nahas Bocah 7 Tahun Bertemu Sosok Mengerikan Penunggu Sungai

Ilustrasi.
Ilustrasi. (Wartakota)

Suasana yang seharusnya menyenangkan malah berujung menjadi pilu.

Irfan bertemu dengan sosok menyeramkan dari penunggu sungai yang ditakuti selama ini oleh warga.

Tubuh mungilnya pun menjadi korban selanjutnya!

Saat tengah hari, Irfan bersama pamannya, Alfin pergi ke tepi sungai dengan niat mencari ikan.

Hari itu masih siang, sekitar pukul 13.30 WITA pada Jumat (4/2/2022).

Begitu sampai, pamannya lalu mulai mencari ikan di Sungai bernama Mungai Ela, Desa Tuafanu, Kecamatan Kualin, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur.

Baca juga: Terungkap Ritual Lengkap Pria Sragen Hingga Selamatkan Buaya Berkalung Ban, Ada Unsur Malam dan Air

Sedangkan, ia duduk santai menikmati suasana di pinggir sungai.

Berjam-jam mereka menghabiskan waktu mencari ikan.

Siang pun mulai tergantikan senja hari.

Tepat pukul 16.00 WIB, sang paman menyudahi pencarian ikan di sungai dan mengajak Irfan pulang.

Namun, Irfan mengakhiri kegiatan bermain di tepi sungai dengan terlebih dulu mencuci kaki.

Sambil menunggu, Alfin berjalan mengambil sepeda motor beberapa meter dari tepi sungai itu.

Ketika Irfan sedang cuci kaki, sang penunggu sungai pun mulai menampakkan dirinya. Tercekat lah dada siapa saja yang melihat sosok itu.

Pertemuan dengan sosok penunggu sungai. Irfan lantas berteriak minta tolong.

Teriakannya langsung didengar oleh si paman dari motor. Alfin bergegas menuju sumber suara.

Betapa terkejutnya dia melihat keponakannya tengah diterkam oleh buaya, predator purba di sungai itu.

Segala cara dilakukan Alfin. Ia berusaha menolong dengan melemparkan tali pancing ke arah korban.

Irfan meraih tali itu agar terlepas dari cengkraman gigi tajam buaya yang mengoyak tubuhnya. Namun, berujung sia-sia.

Buaya itu menyeret Alfin ke pinggir muara. Gagal dengan tali pancing, Alfin menggunakan kayu untuk memukul buaya itu.

Upaya penyelamatan itu pun gagal juga.

Tak habis akal, Dengan menggeber sepeda motornya, ia kabarkan ayah Irfan, Ahi Tofel Bessie.

Saat kembali tiba di lokasi, mereka mengambil sebatang kayu lalu memukul lagi buaya itu.

Pukulan keras dari kayu itu membuat buaya akhirnya melepaskan Irfan.

Kapolsek Kualin Ipda Eko Warso, mengatakan nyawa bocah itu tak tertolong saat dibawa ke puskesmas.

"Akan tetapi saat memasang infus, korban menghembuskan nafas terakhir," ujar Eko Warso.

Artikel ini telah tayang di TribunPontianak.co.id dengan judul Diduga Diterkam Buaya, Warga di Ketapang Hilang Saat Sedang Pasang Pancing Ikan di Sungai, dan Kronologi Pria Jawa Timur di Ketapang Meninggal Diterkam Buaya saat Mancing! Tubuh Tak Utuh Lagi,

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved