Penjual Nasi Padang Bingung Sajikan Rendang Bila Pedagang Daging Sapi Mogok
Rencana pedagang daging sapi di wilayah Jabodetabek dan Banten mogok berjualan bikin bingung penjual Nasi Padang. Ini penyebabnya.
Penulis: Bima Putra | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra
TRIBUNJAKARTA.COM, JATINEGARA - Rencana pedagang daging sapi di wilayah Jabodetabek dan Banten mogok berjualan pada Senin (28/2/2022) hingga Jumat (4/3/2022) dikeluhkan pengusaha rumah makan padang.
Tengku Biismi (51), pemilik Rumah Makan Padang Mitra Mandiri di Kelurahan Cipinang Cempedak, Jatinegara, Jakarta Timur mengatakan berharap pedagang daging sapi tidak mogok jualan.
"Ya enggak bisa bikin Rendang saya. Orang Padang itu kan khasnya Rendang, kalau nasi Padang enggak ada Rendang apa kata orang nanti," kata Tengku di Jakarta Timur, Sabtu (26/2/2022).
Menurutnya aksi mogok jualan pedagang daging sapi selama lima hari nanti bakal berdampak kepada pengusaha rumah makan yang menyajikan menu makan berbahan daging sapi.
Pun di satu sisi dia mengakui bila harga daging sapi dalam beberapa waktu terakhir melonjak drastis, berkisar Rp 140 ribu per kilogram sehingga menurunkan daya beli masyarakat.
Baca juga: Belajar Masak Rendang untuk Masyarakat yang Isoman, Kapolda Metro: Butuh Perjuangan
"Saya biasa belanja daging sapi di Pasar Kramat Jati. Memang tadi pas belanja sudah dikasih tahu sama pedagang di sana kalau minggu depan mereka semua mau mogok jualan," ujarnya.
Helmawati (48), istri Tengku yang ikut mengelola usaha Rumah Makan Padang Mitra Mandiri juga berharap pedagang daging sapi tidak melakukan aksi mogok serentak pada pekan depan.

Dia berharap pemerintah lekas mengambil langkah menurunkan harga daging sapi, dan komoditas lain agar tidak memberatkan para pedagang dan pemilik rumah makan sepertinya.
"Normalnya harga daging sapi itu Rp 120 ribu per kilogram, tapi sekarang naik Rp 20 ribu. Ya jelas memberatkan kita. Apalagi sekarang harga minyak goreng masih mahal kan," tutur Helmawati.
Sebelumnya pedagang daging sapi di Pasar Kramat Jati, Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur menyatakan ikut aksi mogok dagang pada Senin (28/2/2022) hingga Jumat (4/3/2021).
Baca juga: Curhat Pedagang Daging Sapi di Pasar Kramat Jati, Dituduh Pembeli Naikkan Harga Sepihak
Andri (41) mengatakan aksi mogok jualan tersebut guna memprotes mahalnya harga daging sapi yang hingga Kamis (24/2/2022) berkisar Rp 130 ribu per kilogram dan diprediksi terus melonjak.
Menurutnya aksi mogok ini terpaksa dilakukan pedagang karena harga daging sapi sejak pertengahan tahun 2021 lalu sudah naik, dan hingga kini tidak bisa dicegah pemerintah.

"Kalau kita pasrah begini terus ya ekonomi enggak jalan. Dengan adanya mogok ini siapa tahu pemerintah merespon," kata Andri di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur Kamis (24/2/2022).
Rencananya aksi mogok jualan pedagang daging sapi ini tidak hanya diikuti di Pasar Kramat Jati, tapi serentak di wilayah DKI Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabotadetabek), dan Banten.
Para pedagang mendesak pemerintah menurunkan dan menstabilkan harga daging sapi, bukan hanya sesumbar menjamin ketersediaan di pasaran tapi harganya mahal.
"Karena sampai sekarang kita enggak tahu alasan kenapa harga daging tinggi. Kata pemerintah karena Covid-19, jadi distribusi terkendala segala macam. Ini naik sudah parah banget, hitungan hari," ujarnya.