Efektivitas Vitamin Oral VS Injeksi, Mana Yang Lebih Baik?
amun, kadang kala vitamin yang didapat dari makanan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh dengan baik sehingga diperlukan adanya vitamin tambahan
Penulis: Pebby Ade Liana | Editor: Jaisy Rahman Tohir
Laporan wartawan TribunJakarta.com, Pebby Adhe Liana
TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Asupan vitamin memiliki peran penting bagi kesehatan tubuh manusia.
Umumnya, berbagai jenis vitamin bisa didapatkan dari beragam jenis buah dan sayur.
Namun, kadang kala vitamin yang didapat dari makanan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh dengan baik sehingga diperlukan adanya vitamin tambahan.
Saat ini, terdapat beberapa jenis vitamin tambahan yang bisa dikonsumsi. Baik secara oral, ataupun injeksi.
Medical Senior Manager Kalbe, Esther Kristiningrum menjelaskan pada dasarnya vitamin yang diserap oleh tubuh tergolong ke dalam dua jenis, yakni vitamin yang larut air dan vitamin yang larut lemak.
Baca juga: 6 Manfaat Makan Bawang Putih untuk Kesehatan, Bisa Jadi Antibiotik hingga Bikin Awet Muda
Beberapa contoh asupan vitamin yang larut air meliputi vitamin B dan vitamin C sedangkan vitamin larut lemak seperti A,D,E, dan K.
"Vitamin larut air, tidak disimpan dalam tubuh melainkan akan dibuang melalui ginjal. Sehingga harus dikonsumsi setiap hari," kata dia dikutip dari keterangan pers yang diterima, Jumat (25/2/2022).
Dalam hal vitamin tambahan, ia mengatakan bahwa suntik vitamin sebenarnya tidak menimbulkan efek samping asalkan dilakukan dengan dosis yang tepat sesuai anjuran dokter.
Hal tersebut juga berlaku ketika seseorang mengkonsumsi vitamin tambahan secara oral melalui suplemen ataupun herbal.
"Apapun yang oral dan injeksi, jika dosisnya berlebihan itu tidak baik. Maka harus sesuai dengan kebutuhan dan anjuran yang direkomendasikan," kata dia.
Baca juga: Bisa Obati Flu Secara Alami hingga Ringankan Stres, Ini 15 Manfaat Jeruk Nipis Buat Kesehatan
"Juga disertai dengan minum air mineral yang cukup, supaya vitamin yang larut air itu bisa dikeluarkan melalui ginjal dengan lancar," imbuhnya.
Ia menjelaskan, kebutuhan vitamin harian orang dengan kondisi normal umumnya sebanyak 96 mg vitamin C untuk pria, dan 75 mg untuk wanita.
Namun kebutuhan vitamin setiap orang berbeda-beda tergantung dengan kondisi tubuhnya.
Misalnya seseorang yang mengalami gangguan jantung, pasien sakit ginjal, atau sedang hamil.
Pada kondisi tersebut, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu untuk mengetahui batasan kecukupan vitamin harian dalam tubuh.
"Jika diperlukan efek vitamin yang cepat seperti booster, sedang sakit, atau sudah terbukti mengalami kekurangan vitamin, ada kontraindikasi pada tubuh atau memiliki gangguan penyerapan makanan, maka vitamin bisa diberikan secara injeksi," kata dia.
Saat ini, banyak produk vitamin oral beredar di toko obat, atau apotek.
Begitupun juga dengan produk vitamin injeksi yang bisa didapatkan masyarakat di klinik, ataupun rumah sakit.
Namun yang perlu diingat pemberian vitamin secara injeksi hanya disarankan untuk dilakukan oleh tenaga kesehatan yang tersertifikasi.
"Kalau suntik vitamin sendiri itu berbahaya, karena yang boleh menyuntik itu tenaga kesehatan yang bersertifikasi. Sehingga aktivitas suntik ini kami perlu bekerjasama dengan rekan-rekan klinik, rumah sakit, dan tenaga kesehatan yang memberikan aktivitas layanan suntik," paparnya.