'Nothing is Impossible' Kalimat Penyemangat Mantan Pedagang Gorengan yang Sukses Jadi Prajurit TNI

 Tak menyerah akan keadaan, ada satu kalimat motivasi yang mengiringi perjuangan pedagang gorengan hingga akhirnya sukses menjadi prajurit TNI.

Editor: Elga H Putra
Youtube TNI AD
Sertu Lugas sewaktu menceritakan perjuangan hidupnya masa lalu saat diwisuda di Poltekad. 

TRIBUNJAKARTA.COM - Tak menyerah akan keadaan, ada satu kalimat motivasi yang mengiringi perjuangan pedagang gorengan hingga akhirnya sukses menjadi prajurit TNI.

Tak berhenti di sana, dia juga berhasil kuliah dan diwisuda KSAD Jenderal Dudung Abdurachman.

Perjuangannya jug membuat Jenderal Dudung teringat akan masa susahnya puluhan tahun silam.

Hal itu menjadi perjalanan hidup seorang Sertu Lugas.

Terlahir dari keluarga sederhana, kesulitan keluarga Lugas kian menjadi ketika sang ayah meninggal dunia sewaktu dia duduk di kelas 1 SMK.

Baca juga: Dulunya Jadi Kuli Panggul Demi Bantu Keluarga, Perjuangan Sertu Lugas Bikin KSAD Ingat Masa Susahnya

Sebagai anak sulung, Sertu Lugas berusaha mengambil peran sebagai tulang punggung keluarga.

Perjalanan hidupnya itu diceritakan Sertu Lugas saat dia diwisuda dari Politeknik Angkatan Darat yang dihadiri KSAD Jenderal Dudung Abdurachman.

"Saya jualan gorengan di pinggir jalan untuk menafkahi ibu dan kedua adik saya.

Dulunya pernah dagang gorengan dan jadi kuli panggul di pasar, Sertu Lugas kini jadi prajurit TNI AD dan diwisuda KSAD.
Dulunya pernah dagang gorengan dan jadi kuli panggul di pasar, Sertu Lugas kini jadi prajurit TNI AD dan diwisuda KSAD. (Youtube TNI AD)

Pekerjaan itu saya lakukan sejak sore sampai malam.

Lalu saya lanjutkan sebagai kuli angkut pasar sampai Subuh dengan imbalan yang tak seberapa," ujar Sertu Lugas dengan suara lantangnya di hadapan Jenderal Dudung dan para wisudawan dan keluarganya yang hadir, dilansir TribunJakarta.com dari Youtube TNI AD, Jumat (25/2/2022).

"Saat musim hujan kadang gorengan tak laku dan takut pulang karena tak membawa uang," sambung dia dengan suara bergetar menahan air mata.

Kegetiran hidup yang dirasakan sejak masih bersekolah hampir membuat Sertu Lugas kala itu menyerah.

"Saat itu sudah hampir putus asa dan berpikir untuk tak lanjutkan sekolah karena mungkin akan menghabiskan biaya," tutur Sertu Lugas yang tercatat sebagai mahasiswa Politeknik Angkatan Darat (Poltekad).

Beruntung rasa putus asa itu bisa dikalahkan Sertu Lugas dengan niatnya untuk membahagiakan ibu dan kedua adiknya.

"Tetapi saya menguatkan tekad saya tak boleh menyerah dengan keadaan untuk membahagiakan ibu dan kedua adik saya," tuturnya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved