Pak Anies, Tolong! Pedagang Menjerit Minta Subsidi Kenaikan Harga Daging Sapi

Sebab, harga daging sapi segar di Jakarta terlalu tinggi, sementara daya beli masyarakat masih tergolong rendah.

Penulis: Dionisius Arya Bima Suci | Editor: Acos Abdul Qodir
Warta Kota/Desy Selviany
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Pasar Tomang Barat atau Kopro, Tanjung Duren, Grogol Petamburan, Jakarta Barat, Sabtu (8/5/2021). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci

TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Melambungnya harga daging segar di ibu kota menyebabkan para pedagang daging sapi menjerit.

Para penjual daging di Jakarta, Jawa Barat, dan sekitarnya pun memutuskan mogok jualan selama 5 hari mulai hari ini, 28 Februari 2022.

Sekretaris Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) DKI Jakarta Mufti Bangkit Sanjaya pun berharap pemerintah memberikan subsidi.

Pasalnya, para pedagang sudah tidak sanggup lagi menanggung kerugian akibat melambungnya harga pokok penjualan (HPP).

"Semoga harga daging dapat disubsidi oleh pemerintah seperti komoditi pangan lainnya agar masalah tuntas tidak terulang tiap tahunnya tanpa ada solusi konkret dan tepat juga solutif untuk para pedagang dan tentunya masyarakat," ujarnya, Senin (28/2/2022).

Baca juga: Mogok Dimulai Hari Ini, Sejumlah Pedagang Daging Sapi Masih Terlihat Berjualan di Pasar Kramat Jati

Baca juga: Pedagang Daging Sapi di Pasar Kramat Jati Mogok Berjualan, Warga Meradang: Keberatan Sih

Pemberian subsidi ini pun dinilainya sebagai langkah konkret dalam mengatasi masalah kenaikan harga daging ini.

Sebab, harga daging sapi segar di Jakarta terlalu tinggi, sementara daya beli masyarakat masih tergolong rendah.

Menurutnya, kemampuan maksimal dalam membeli daging sapi hanya berkisar di harga Rp120 ribu.

Lapak pedagang daging sapi di Pasar Kramat Jati yang sepi karena para pedagang melakukan mogok, Jakarta Timur, Senin (28/2/2022).
Lapak pedagang daging sapi di Pasar Kramat Jati yang sepi karena para pedagang melakukan mogok, Jakarta Timur, Senin (28/2/2022). (TRIBUNJAKARTA.COM/BIMA PUTRA)

Hal ini pun menjadi ironi lantaran para pedagang mendapat daging sapi segar di angka Rp130 ribu.

Kondisi ini pun membuat pedagang berada di posisi yang tidak menguntungkan lantaran harga daging sudah di atas daya beli masyarakat.

"Tentunya kami rugi, dilematika kalau harus melihat breakdown modal para pedagang dan biaya operasional lainnya," ujarnya.

Untuk itu, ia menilai pemberian subsidi ini merupakan langkah konkret yang bisa dilakukan pemerintah dalam mengatasi ini.

"Harapannya para stakeholder baik dari para importir dan maupun instansi terkait tidak melahirkan solusi yang keputusannya hanya bertujuan kompromis dengan menahan gejolak sesaat saja," tuturnya.

Baca juga: Pilu Naik Harga Kedelai Usik Asmara Pedagang Tempe Depok, Lamaran Tertunda Demi Selamatkan Bisnis

"Karena hal ini hanya akan menambah derita dan pilu pedagang saja, harus ada goodwill untuk kebaikan semua," tambahnya menjelaskan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved