Pedagang Mogok Jualan, IKAPPI Komunikasi dengan Pemerintah Tekan Harga Daging Sapi
Sekjend DPP IKAPPI Reynaldi Sarijowan terus berkomunikasi dengan pemerintah pusat terkait lonjakan harga daging sapi.
Penulis: Nur Indah Farrah Audina | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nur Indah Farrah Audina
TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Sekretaris Jenderal DPP Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI), Reynaldi Sarijowan terus berkomunikasi dengan pemerintah pusat terkait lonjakan harga daging sapi.
Sebab, lonjakan harga daging sapi membuat sejumlah pedagang melakukan aksi mogok berjualan yang sudah dimulai sejak awal pekan ini, Senin (28/2/2022).
Rencananya aksi ini bakal berlangsung selama lima hari, mulai Senin (28/2/2021) besok sampai Jumat (4/3/2022).
"Kami juga sedang berkomunikasi dengan pemerintah agar harga daging ini mampu di tekan sebelum kita memasuki permintaan yang tinggi di bulan Ramadan dan Idul Fitri," katanya saat dihubungi, Rabu (2/3/2022).
Adapun komunikasi yang dilakukan dengan membeberkan fakta di lapangan.
Baca juga: Pak Anies, Tolong! Pedagang Menjerit Minta Subsidi Kenaikan Harga Daging Sapi
Sebab, pedagang daging yang masih berjualan turut mengeluhkan sepinya pembeli karena harga jual yang terlampau tinggi.
"Ya tentu dengan komunikasi dan beberapa fakta di lapangan, maka harus ada antisipasi menjelang bulan suci Ramadan agar kemudian tidak melonjak lebih tinggi lagi harganya," tandasnya.
Warga Meradang: Keberatan Sih

Aksi mogok jualan yang dilakukan pedagang daging sapi di Pasar Kramat Jati, Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur untuk memprotes mahalnya harga dikeluhkan warga.
Irfan (35), satu pembeli daging sapi di Pasar Kramat Jati mengaku keberatan dengan mogok yang dilakukan mulai Senin (28/2/2022) hingga Jumat (4/3/2022) karena memengaruhi kebutuhan.
"Keberatan juga sih, karena kebutuhan untuk makan sehari-hari juga kan. Apalagi minggu kemarin pedagang tempe, tahu juga mogok," kata Irfan di Pasar Kramat Jati, Senin (28/2/2022).
Baca juga: Mogok Dimulai Hari Ini, Sejumlah Pedagang Daging Sapi Masih Terlihat Berjualan di Pasar Kramat Jati
Pasalnya selain untuk kebutuhan konsumsi rumah tangga, daging sapi banyak dibutuhkan pedagang rumah makan seperti bakso, soto daging, dan penjual nasi padang.
Pun di satu sisi dia mengakui harga daging sapi yang sekarang berkisar Rp 130 ribu per kilogram membuat warga kesulitan karena terjadi di saat harga komoditas lain seperti minyak goreng naik.
"Ini tadi saya beli daging sapi setengah kilogram Rp 65 ribu, padahal biasanya Rp 55 ribu. Memang ada kenaikan dan memberatkan, tapi karena kebutuhan ya tetap beli," ujarnya.
Irfan masih dapat berbelanja daging sapi di Pasar Kramat Jati karena hari ini dari masih ada segelintir pedagang yang masih berjualan dan belum ikut melakukan mogok serentak.

Di antaranya Ape (48), yang menuturkan masih berjualan karena memiliki sisa dagangan hasil belanja dari tempat pemotongan hewan pada Minggu (27/2/2022).
Menurutnya bukan hanya pedagang yang melakukan aksi mogok, tapi tempat pemotongan hewan milik perorangan juga melakukan hal serupa untuk mempromosikan mahalnya harga.
"Kalau dulu memang semua pedagang itu beli di rumah pemotongan yang di Cakung. Tapi sekarang sudah banyak tempat, enggak seperti dulu. Ini saya jualan juga barang sisa kemarin," tutur Ape.
Pantauan di los pedagang daging sapi yang berada di lantai dua Pasar Kramat Jati lapak penjual tampak sepi karena mayoritas penjual sepakat melakukan aksi mogok dagang.
Pisau daging dan kayu alas potong yang digunakan pedagang daging sapi untuk berjualan dibiarkan tergeletak begitu saja di kios, sementara jumlah pembeli terpantau sedikit.