Keluh Kesah Pedagang Daging Sapi di Pasar Kramat Jati: Lebih Parah Kenaikan Harga Tahun Ini
Pedagang di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur mengeluhkan kenaikan harga daging sapi lokal dan impor yang belum menunujukkan tanda segera berakhir.
Penulis: Bima Putra | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra
TRIBUNJAKARTA.COM, KRAMAT JATI - Pedagang di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur mengeluhkan kenaikan harga daging sapi lokal dan impor yang belum menunujukkan tanda segera berakhir.
Andri (41), satu pedagang daging sapi di Pasar Kramat Jati mengatakan kenaikan harga daging sapi saat ini lebih buruk dibanding ketika menjelang bulan Ramadan pada tahun 2021 lalu.
Dia mencontohkan harga daging sapi impor yang kini berkisar Rp 130 ribu per kilogram, harga ini berbeda jauh dengan harga daging sapi impor pada momen menjelang Ramadan 2021 lalu.
"Lebih parah tahun ini, tahun kemarin kita enggak begitu parah. Sekarang aja belum Lebaran aja impor sudah di atas Rp 100 ribu per kilogram," kata Andri di Pasar Kramat Jati, Jumat (4/3/2022).
Menurutnya pada momen Ramadan dan Idulfitri tahun 2021 harga daging sapi impor dari distributor ke pedagang hanya Rp 80 ribu per kilogram, sehingga harga jual ke pembeli tidak terlalu mahal.
Baca juga: Pedagang Mogok Jualan, IKAPPI Komunikasi dengan Pemerintah Tekan Harga Daging Sapi
Pada tahun 2021 lalu kenaikan harga daging sapi juga disebut baru terjadi di awal bulan Ramadan dan beberapa hari menjelang hari raya Idulfitri, beda dengan sekarang yang sudah terjadi.
"Sekarang harga daging sapi lokal saja sudah Rp 140 ribu per kilogram. Harganya naik dibandingkan sebelum kita mogok jualan Senin (28/2/2022). Sebelum mogok masih Rp 130 ribu," ujarnya.

Andri menuturkan bila pemerintah tidak segera mengambil langkah maka lonjakan harga daging sapi lokal dan impor saat memasuki bulan Ramadan pada April 2022 nanti lebih parah.
Baca juga: Mogok Dimulai Hari Ini, Sejumlah Pedagang Daging Sapi Masih Terlihat Berjualan di Pasar Kramat Jati
Para pedagang daging sapi di Pasar Kramat Jati berharap aksi mogok jualan yang sempat mereka lakukan membuat pemerintah bergegas mengambil langkah menurunkan harga.
"Dari hasil demo (mogok jualan) itu ada hasilnya, mudah-mudahan dapat perhatian dari pemerintah. Supaya menjelang puasa dan lebaran harga turun jangan sampai naik drastis," tuturnya.
Andri mengakui bila setelah mogok jualan selama tiga hari yang dilakukan pedagang justru terjadi kenaikan harga, namun menurutnya aksi tersebut tidak sepenuhnya gagal.
Pasalnya selain menuntut pemerintah menurunkan harga, aksi mogok jualan juga bertujuan memberitahukan masyarakat bahwa daging sapi mahal bukan pedagang menaikkan harga sepihak.
"Kita tujuannya (mogok jualan) ada perhatian dari pemerintah agar harga stabil bisa turun. Kedua biar konsumen tahu harga memang lagi tinggi, maka dari itu kita sempat demo," lanjut Andri.