PPSU Dipecat Tanpa Alasan Jalan Kaki 16 Km ke Balai Kota, Anggota DPRD PDIP Duga Ada Salah Paham
Menurutnya, pemecatan seseorang dari pekerjaanya pastil ada prosedurnya. Terlebih PPSU sudah melakukan kontrak kerja.
Penulis: Nur Indah Farrah Audina | Editor: Acos Abdul Qodir
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nur Indah Farrah Audina
TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Ketua Fraksi PDIP Gembong Warsono duga ada mis atau kesalahpahaman antara lurah dan Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) Kelurahan Rawabadak Selatan, Jejen Sujana.
Rabu (2/2/2022), Jejen Sujana nekat berjalan kaki dari rumahnya di Cakung menuju Balai Kota DKI Jakarta di Gambir, Jakarta Pusat.
Aksi itu dilakukan Jejen lantaran merasa diperlakukan dengan dipecat dari pekerjaan sebagai PPSU oleh sang lurah tanpa alasan jelas.
"Sebenernya PPSU kan warga setempat. Jadi, harusnya saling memahami dan tahu persoalan yang dihadapi. Pasti ada miss antara lurah dengan yang bersangkutan yang kita engak tahu sampai duduk persoalannya diketahui," ucapnya, Sabtu (5/3/2022).
Baca juga: Petugas PPSU Ini Dipecat Sepihak, Jalan Kaki 16 Km Demi Bertemu Anies: Kau Campakkan Aku Begitu Saja
Menurutnya, pemecatan seseorang dari pekerjaanya pastil ada prosedurnya. Terlebih PPSU sudah melakukan kontrak kerja.
"Tetapi adakah kesalahan? Itu lurah pasti tahu, karena tiap tiga bulan sekali dia evaluasi kinerja para PJLP yang ada di kelurahan itu. Nah, hasilnya itu harusnya disampaikan ke yang bersangkutan sebelum yang bersangkutan diberhentikan. Tahapannya seperti itu. Moso' orang diberhentikan ga tau kesalahannya," jelasnya.
"Orang dipecat pasti ada alasan. Alasan pemecatan yang bersangkutan mesti tahu sebelum yang lain tau harusnya yang bersangkutan harus tahu lebih dulu. Kalau sampean sampai dengar dia diberhentikan dia tidak tau kenapa, ya itu ada kesalahan dari pihak yang lakukan evaluasi, yang lakukan evaluasi siapa? ya lurah," ungkapnya.

Diberitakan sebelumnya, tepat pukul 07.00 WIB pagi, Jejen Sujana keluar dari kediamannya di rumah susun Pinus Elok Penggilingan, Cakung, Jakarta Timur.
Mengenakan seragam kebanggannya sebagai petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU), ia mulai menyusuri jalan-jalan ibu kota.
Kali ini tujuannya bukan menelusuri sungai atau membersihkan jalan, tapi ia berjalan setapak demi setapak menuju kantor Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Balai Kota.
Ia berjalan kaki hingga 16 kilometer dari Cakung menuju Gambir hanya mengadu kepada Gubernur Anies Baswedan.
Setiap langkah kecilnya itu penuh harap orang nomor satu di ibu kota itu mau menemui dirinya untuk mendengar keluh kesahnya yang selama 4 tahun terakhir ini sudah mengabdi sebagai PPSU di Kelurahan Rawabadak Selatan.
Baca juga: Nenek 61 Tahun di Kembangan Curi Anting Bocah untuk Ongkos Pulang Kampung, Awalnya Viral Penculikan
Ayah lima anak ini nekat berjalan kaki menuju Balai Kota sambil membawa bendera merah putih dan alat peraga poster yang dikalungkannya di leher.
Poster itu bertuliskan, "Berkutat dengan sampah tapi jangan perlakukan kami seperti sampah!"
Lalu, tulisan, "4 tahun mengabdi kau campakan aku begitu saja. Apa salahku sehingga kau tega berbuat seperti itu? Kejam."
Jejen mengaku nekat berjalan kaki sejauh 16 kilometer untuk meminta keadilan kepada Gubernur Anies Baswedan.
"Saya jalan kaki dari rumah di Rusun Pinus Elok Penggilingan untuk minta keadilan karena kontrak kerja saya diputus sepihak tanpa kejelasan," ujarnya di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (2/3/2022).
Beragam upaya sudah dilakukan Jejen selama dua bulan terakhir ini untuk meminta kejelasan terkait kontrak kerjanya yang tak diperpanjang lagi.

Namun, upayanya menemui pejabat di tingkat kelurahan hingga wali kota belum juga menemui hasil.
"Mereka bilang, mereka mengembalikan lagi keputusan kepada pihak kelurahan," ujarnya.
Jejen pun terus dikejar waktu lantaran uang tabungannya terus menipis demi memenuhi kebutuhan istri dan lima anaknya.
Oleh karena itu, ia nekat jalan kaki untuk mengadukan hal ini kepada Gubernur Anies Baswedan.
"Saya menuntut keadilan, ayaa diputus kerja tanpa alasan, padahal saya sudah kerja 4 tahun. Saya mau bisa kerja lagi, anak saya bisa pada makan lagi," kata dia.
"Saya jalan kaki dari Penggilingan ya itu menggambarkan 4 tahun saya, lelahnya saya," tambahnya menjelaskan.
Baca juga: Petugas PPSU Dibegal dan Dibacok di Kelapa Gading saat Berangkat Kerja, Motor Raib Tangan Luka
Setelah berjalan menempuh belasan kilometer, Jejen ternyata harus gigit jari.
Ia tak bisa bertemu dengan Gubernur Anies Baswedan yang saat itu sedang tidak ada di ruangannya.
Walau demikian, Jejen bisa sedikit lega lantaran ada perwakilan Anies dari Tim Gubernur Untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) yang menemui dirinya.
Semua keluh kesah Jejen pun langsung dituangkan di hadapan perwakil Anies itu.
"Tapi bagus responnya, tuntutan saya diterima dan nanti mau dicek lagi perkembangannya," tuturnya.
Harapan bisa kembali bekerja pun kini digantungkan Jejen kepada Gubernur Anies Baswedan.
Pasalnya, bukan dirinya saja yang diperlakukan tak adil, melainkan juga beberapxrekannya.
"Yang bernasib seperti saya ada empat orang, tapi mereka hari ini tidak ikut jalan kaki karena sudah tua," ucapnya.