BSSN RI Catat 1,6 Miliar Lebih Serangan Siber Sepanjang 2021

BSSN Republik Indonesia mencatat ada lebih dari 1,6 miliar serangan siber sepanjang tahun 2021 silam. Simak penjelasannya.

TribunJakarta.com/Dwi Putra Kesuma
Kepala BSSN Republik Indonesia, Letjen TNI (Purn) Hinsa Siburian, saat jumpa pers di Kantor BSSN yang ada di Jalan Raya Muchtar, Sawangan, Kota Depok, Senin (7/3/2022) 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dwi Putra Kesuma

TRIBUNJAKARTA.COM, SAWANGAN - Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Republik Indonesia mencatat ada lebih dari 1,6 miliar serangan siber sepanjang tahun 2021 silam.

Hal tersebut disampaikan oleh Kepala BSSN, Letjen TNI (Purn) Hinsa Siburian, di Kantor BSSN yang ada di Jalan Raya Muchtar, Sawangan, Kota Depok, siang hari ini.

"Tren Anomali Trafik Keamanan Siber periode Januari-Desember 2021. BSSN melalui National Security Operation Centre (NSOC) telah melakukan monitoring dan identifikasi potensi serangan siber selama 24 jam penuh setiap harinya," kata Hinsa dalam konferensinya pers, Senin (7/3/2022).

"Hasil monitoring BSSN, tercatat lebih dari 1,6 miliar (1.637.973.022) anomali trafik atau serangan siber," sambungnya lagi.

Lebih lanjut, Hinsa mengatakan kategori anomali terbanyak yang dicatat pihaknya adalah malware, trojan activity, dan information gathering (pengumpulan informasi untuk mencari celah keamanan).

"Sementara tren kasus insiden siber di Indonesia, web defacements, data breach, human operated ransomware, advance persistent threat," jelasnya.

Baca juga: Pelaku Tawuran di Tebet Beli Online Celurit 2 Meter, Polisi Gencarkan Patroli Siber

Hinsa menuturkan, pihaknya pun telah menemluh sejumlah langkah teknis untuk memperkuat keamanan di bidang siber.

"Kami memperkuat keamanan siber nasional di antaranya pemasangan sensor honeynet dan analisis malware, optimalisasi cakupan monitoring NSOC, pembentukan tim respon insiden keamanan siber (CSIRT)," bebernya.

Baca juga: Polres Jaksel Tingkatkan Patroli Siber Awasi Akun Medsos Penghasut Remaja Ikut Tawuran

"Pelaksanaan information technology security assessment (ITSA), penguatan sistem elektronik melalui penerapan kriptografi," pungkasnya.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved