Formula E
Target Penyelesaian Sirkuit Formula E Molor, Kontraktor Salahkan Cuaca, Politisi PDIP:Serba Ga Beres
Ketua Fraksi PDIP Gembong Warsono menyoroti keterlambatan rampungnya sirkuit Formula E di Ancol, Jakarta Utara.
Penulis: Nur Indah Farrah Audina | Editor: Wahyu Septiana
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nur Indah Farrah Audina
TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Ketua Fraksi PDIP Gembong Warsono menyoroti keterlambatan rampungnya sirkuit Formula E di Ancol, Jakarta Utara.
Diketahui, rampungnya pembangunan sirkuit Formula E kembali molor.
Hal ini pun sudah diungkapkan oleh pihak PT Jaya Kontruksi Manggala Pratama yang mengungkap pembangunan sirkuit Formula baru rampung pada April 2022 mendatang.
Padahal, mengacu pada kalender pengerjaan ditargetkan rampung dalam 54 hari terhitung mulai 3 Februari 2022 sampai 28 Maret 2022.
Target tersebut jelas molor dari sebelumnya dan cuaca menjadi kambing hitam melambatnya target rampung lintasan balap mobil listrik itu.
Baca juga: Anggaran Sirkuit Formula E Bengkak Rp10 Miliar, Wagub Ariza Beri Tanggapan Santai: Masih On Budget
Menanggapi hal tersebut, Gembong sampai bingung dan pusing.
Ia mengatakan pengerjaan trek atau sirkuit Formula E memang 'tak beres'.

"Ya gimana, jadi memang semuanya serba gak beres jadi saya jadi bingung. Kalau sejak awal gak beres kan dalam perjalanan gak beres juga. Saya bingung. Mau pakai alasan apalagi, jadi mau pakai alasan apa lagi. Semua alasan sudah dipake gitu loh," ucapnya saat dikonfirmasi, Senin (7/3/2022).
Politisi PDIP ini menilai semua tanggung jawab yang dilimpahkan ke PT Jakarta Propertindo (Jakpro) menyoal Formula E terlalu dipaksakan.
"Tapi ini semua terjadi karena Jakpro dipaksa untuk tahu dari persoalan yang dia tidak tahu," lanjutnya.
Ia pun sampai bingung akan berkomentar apalagi. Sebab, dari awal event Formula E bakal diselenggarakan, ia dan fraksinya paling vokal menolak.
Baca juga: Cuaca Hingga Tanah Lunak, Sederet Kendala Sirkuit formula E Bikin Anggaran Bengkak dan Target Molor
"Saya pun bingung nanggepinnya, semua argumen sudah saya tumpahkan semua tetapi masih muncul lagi muncul lagi persoalan itu kan. Gak akan ada habisnya,"
"Bukan bingung lagi, pusing. Bukan sekedar bingung, pusing. Karena kenapa, kenapa pusing, karena yang digunakan oleh Jakpro itu adalah dana dari rakyat Jakarta itu persoalannya."
"Kecuali uang murni Jakpro, Jakpro itu punya duit berdasarkan yang diberikan Pemprov DKI Jakarta melalui penyertaan modal kan artinya Jakpro diperintahkan oleh Pemerintah DKI untuk cari duit cari untung, lah ini gak buntung sudah bagus," imbuhnya.
