Formula E
Polemik Biaya Bengkak Rp 10 M Sirkuit Formula E, Tudingan Kongkalikong Hingga Alasan Wagub Ariza
Kali ini soal baiaya pembangunan sirkuit di kawasan Ancol, Jakarta Utara, yang membengkak 20%.
TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Penyelenggaraan Formula E di Jakarta tak berhenti menuai polemik.
Kali ini soal baiaya pembangunan sirkuit di kawasan Ancol, Jakarta Utara, yang membengkak 20%.
Anggaran lintasan balap mobil listrik yang semula Rp 50 miliar itu bertamnbah Rp 10 miliar.
Hal itu memunculkan tudingan adanya kongkalikong di dalam proses kerja sama antar pihak pada proyek sirkuit Formula E itu.
Di sisi lain, Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria (Ariza) mmberikan penjelasan terkait biaya tambahan itu.
Baca juga: Harga Pangan Naik Jelang Ramadan, PSI Sudah Ingatkan Anies Tapi Tak Digubris: Beliau Fokus Formula E
Bengkak Jadi Rp 60 M
Pembengkakan biaya menjadi Rp 60 miliar diungkapkan langsung Penanggung jawab proyek sirkuit Formula E dari PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Ari Wibowo saat ditemui di kawasan Ancol.
"Kalau di tahap ini Rp60 miliar ya. Tapi saya tidak boleh masuk keseluruhan anggaran penyelenggaraan event, untuk sirkuit Rp60 miliar," ucapnya, Minggu (7/3/2022).
Baca juga: Bandingkan dengan MotoGP Mandalika, Pimpinan DPRD Minta Anies Tak Wajibkan ASN Beli Tiket Formula E
Ia menyebut, pembengkakan terjadi lantaran adanya pekerjaan tambahan untuk pengerasan tanah.
Sebab, beberapa sudut trek dulunya merupakan lahan bekas pembuangan lumpur.
"Ada pekerjaan yang bisa dilihat, seen dan ada yang unseen. Misalnya di dalam tanah ini ada tanah lunak berapa meter, lunaknya seperti apa, itu kan unseen," ujarnya.

Pengerjaan konstruksi di tanah lunak ini pun disebutnya menjadi prioritas untuk memastikan lintasan balap kokoh dan tetap memenuhi standar.
"Untuk melakukan penyelidikan atas sesuatu yang unseen itu, waktunya tidak sebentar. Mungkin bisa 6 bulan untuk melakukan penyelidikan," kata dia.
"Jadi yang unseen itu akhirnya menjadi prioritas, diperkirakan. Ternyata yang unseen yang enggak terlihat itu lebih berat," tuturnya.
Tudingan Kongkalikong
Mendengar kabar yang tiba-tiba terkait adanya tambahan anggaran pembangunan sirkuit Formula E, PDIP meradang.

Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono menyebut bengkaknya anggaran pembangunan sirkuit Formula E bisa digunakan untuk pengendalian banjir di Ibu Kota.
"Aduh itu sudah bisa menyelesaikan persoalan banjir itu," kata Gembong, mengawali pernyataannya soal sirkuit Formua E, Senin (7/3/2022).
Gembong lantas menjelaskan soal pandangannya yang sejak awal sudah mencurigai pemenang tender pengerjaan sirkuit yang dimenangkan PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama.
"Kan sejak awal saya sudah curiga, curiga penetapan pemenang ditujukan Jakon (PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama) itu aja sudah mencurigakan," jelasnya.
Selain itu, Gembong menilai seharusnya ada kontrak baru terkait penambahan dana Rp 10 M.
Baca juga: Cuaca Hingga Tanah Lunak, Sederet Kendala Sirkuit formula E Bikin Anggaran Bengkak dan Target Molor
Sebab, di kontrak yang lama hanya terkait dengan biaya yang disepakati di awal, yaitu Rp 50 M.
Ia pun menduga ada kongkalikong bila tak ada kontrak baru atas membengkaknya anggaran pembangunan sirkuit Formula E.
"Kalau mau seperti itu ya kontrak baru. Ya melanjutkan yang tidak ada dalam yang pertama, karena pekerjaannya tidak sesuai dengan kontrak pertama, kan gitu loh."
"Itu enggak bisa, itu namanya kongkalikong kalau itu lanjutan sementara kontraknya Rp 50 miliar, nambahnya Rp10 miliar lagi," ungkapnya.

Alasan Wagub Ariza
Sementara, Wagub Ariza masih melihat besaran penambahan biaya srkuit Formula E dalam jumlah wajar.
Orang nomor dua di DKI ini menyebut, pembengkakan terjadi lantaran trek balap tersebut dibuat permanen untuk jangka panjang.
"Terkait Formula E seperti yang sudah disampaikan Jakpro (PT Jakarta Propertindo), memang ada penambahan anggaran dari Rp50 miliar ke Rp60 miliar karena sirkuit itu dibuat permanen," ucapnya di Balai Kota, Senin (7/3/2022).
Dengan demikian, lintasan balap yang berada di kawasan Ancol, Jakarta Utara itu diharapkan bisa menggelar event balap lainnya setelah Formula E selesai dilaksanakan Juni 2022 mendatang.
Baca juga: Singgung MotoGP Mandalika, Wagub Ariza Pastikan ASN di DKI Tak Wajib Beli Tiket Formula E
"Jadi dibuat lebih baik dan Insya Allah bisa digunakan untuk kegiatan berikutnya dan lainnya," ujarnya.
Baca juga: Cuaca Hingga Tanah Lunak, Sederet Kendala Sirkuit formula E Bikin Anggaran Bengkak dan Target Molor
Orang nomor dua di DKI ini pun menyebut, pembengkakan anggaran yang terjadi masih sesuai perkiraan semula.
"Insya Allah masih on budget," kata Ariza.
Sebagai informasi, Jakarta mendapat tawaran dari operator Formula E (FEO) untuk menggelar empat event setelah Formula E.
Selain itu, Ikatan Motor Indonesia (IMI) juga memastikan bakal menggelar kejuaraan nasional (Kejurnas) balap di sirkuit tersebut.
Adapun, program pembangunan sirkuit saat ini sudah mencapai 52 persen dan diperkirakan rampung awal April 202 mendatang.
Pembangunan lintasan balap saat ini dikerjakan oleh PT Jaya Konstruksi dengan menggunakan anggaran perusahaan BUMD PT Jakpro.
"Progresnya sudah pengaspalan ya, Insya Allah (selesai dibangun) sesuai dengan jadwal," kata Ariza.