Cerita Kriminal
Kerap Dimarahi, Pria Pengangguran Usia 63 Tahun Habisi Ibunya Lalu Gasak Harta Buat Check-in Hotel
Kerap dimarahi buat LM, pria berusia 63 tahun menghabisi ibu kandung di Kelurahan Rufei Distrik Sorong Barat, Provinsi Papua Barat.
TRIBUNJAKARTA.COM - Kerap dimarahi buat LM, pria berusia 63 tahun menghabisi ibu kandung di Kelurahan Rufei Distrik Sorong Barat, Provinsi Papua Barat.
LM mencekik ibu kandungnya sendiri hingga tewas lalu menggasak harta benda korban.
Uang tersebut digunakan LM untuk check-in hotel lalu kabur ke Kalimantan Timur.
Kini pelarian LM telah berakhir setelah ditangkap Polres Berau.
“Pelaku akhirnya berhasil diringkus setelah melarikan diri ke Kelurahan Rinding, Kecamatan Teluk Bayur, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur pada 27 Februari 2022,” kata Kaur Identifikasi Polres Berau Ipda Siswanto, Selasa (8/3/2022).
Baca juga: Terbaru Habisi 8 Orang, Ini Sejarah KKB di Papua dan Tujuan Gerakannya yang Telah Disebut Teroris
Kronologi
Kejadian anak habisi ibu kandung berawal saat korban sedang mencuci pada hari Minggu (6/2/2022) sekitar pukul 05.00 WIT.
Pelaku secara diam-diam mendekati korban dan kemudian tiba-tiba mencekik leher korban.
Tidak sampai di situ, ia juga menggunakan sarung miliknya untuk menghabisi nyawa korban.
“Setelah korban dipastikan meninggal, LM mengambil uang sekitar Rp 2 juta di dalam dompet korban. Perhiasan emas berupa kalung dan cincin yang ada di badan korban juga tak luput dari tangan pelaku,” jelasnya.
Usai mengambil barang milik korban, pelaku lalu menjual emas ke pasar setempat dan laku Rp 6 juta. Total ada Rp 8 juta uang yang di genggamannya.
“Uang itu digunakan oleh pelaku untuk bermalam di hotel, lalu besoknya pada Selasa 8 Februari 2022, ia membeli tiket pesawat. Berangkat menuju Kalimantan Timur, tepatnya ke Kabupaten Berau,” bebernya.
Baca juga: Kabur Setelah Habisi Suami dan Aniaya Anak Cucu, Sang Nenek Malah Balik Lagi Tarik Kabel Setrum
Pelaku memang sebelumnya tinggal di Berau sebelum kemudian, ia pulang ke Sorong untuk bertemu sang ibu. Setelah sampai di Berau, ia pun bersikap seperti biasa.
Tidak ada gelagat mencurigakan yang ditampilkannya. Namun, perbuatan pelaku akhirnya terendus juga.
Keluarga korban, yang tidak lain adalah keluarganya juga, melaporkan kepada Kasubsipenmas Sihumas Polres Berau, Iptu Suradi, bahwa LM telah membunuh ibu kandungnya.
Suradi pun segera menghubungi anggota Jatanras Polres Berau untuk meringkus LM.
Setelah dibawa ke Mapolres Berau, saat dilakukan interogasi, LM akhirnya mengakui perbuatannya.
“Pelaku melakukan pembunuhan terhadap ibu kandungnya sendiri karena merasa kesal sering dimarahi oleh ibu kandungnya karena tidak bekerja,” jelasnya.
Pelaku akhirnya dijemput oleh Tim Opsnal dari Polres Sorong Polda Papua Barat untuk diproses lebih lanjut di sana. Pelaku juga disangkakan Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan. Ancaman penjaranya paling lama 15 tahun.
“Pelaku telah dibawa oleh Tim Opsnal Polres Sorong Polda Papua Barat untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya di sana,” ucapnya.
Peristiwa Lain
Rianto Ngamuk Aniaya Keluarga Sampai Tetangga
Sosok pelaku pembacokan di Desa Pojok Kecamatan Wates Kabupaten Kediri Jawa Timur tidak punya riwayat gangguan jiwa.
Rianto (35) warga Desa Pojok Kecamatan Wates Kabupaten Kediri mengamuk dan bacok keluarga dan tetangganya.
Aksi pelaku diketahui terjadi di Desa Pojok Kecamatan Wates Kabupaten Kediri sekitar pukul 13.00 WIB.
Baca juga: Sebelum Tebas Kiai Muda di Depan Para Santri, Terkuak Perbuatan Sakrodin ke Istri Korban di Rumah
Akibat kejadian itu 3 orang diketahui meninggal dunia, satu kritis, dan 6 sisanya dalam perawatan di rumah sakit.
Kepala Desa Pojok Kecamatan Wates Kabupaten Kediri Jawa Timur Darmanto mengatakan pelaku tidak pernah ada riwayat gangguan jiwa.
"Kalau riwayat ODGJ atau depresi itu tidak ada. Kami dari pemerintah desa dan warga juga terkejut," ujarnya.
Lanjut menjelaskan Darmanto, jika pelaku diketahui sudah lama tinggal di Desa Pojok Kecamatan Wates Kabupaten Kediri.
Baca juga: Siang Mencekam di Kediri, Riyanto Tebas Riyanti, Orangtua Sampai Tetangga Hingga Ada Korban Jiwa
"Kesehariannya pelaku ini tertutup. Tetapi kalau soal keagamaan itu baik. Dia itu Muadzin kok di Masjid," ungkap Kades Pojok.
Sementara itu pelaku juga diketahui sudah berumah tangga sekitar 2 tahun yang lalu.
"Untuk kependudukannya sudah pindah di Purworejo Kecamatan Kandat. Tetapi keseharian kerjanya di rumah Desa Pojok itu," terangnya.
"Selain itu untuk keseharian pelaku pembacokan diketahui, bekerja sebagai kuli bangunan dan berkebun," pungkasnya.
Sementara itu Kasat Reskrim Polres Kediri AKP Rizkika Atmadha mengatakan jika pelaku diketahui tidak ada riwayat ODGJ.
"Untuk mengecek ODGJ, hari ini (7/3/2022) pelaku sudah kita bawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Kota Kediri," pungkasnya.
Kronologi
Pelaku pembacokan di Wates Kediri sempat kejar Nur Kholis Ketua RT 41 RW 12 Dusun Bangunmulyo Desa Pojok Kecamatan Wates Kabupaten Kediri Jawa Timur.
Nurkholis menyampaikan jika aksi pembacokan ini terjadi sekitar 12.30 WIB. Sementara itu peristiwa berdarah ini juga terjadi secara cepat.
Menurut Nurkholis jika saat itu ia mendengar ada keributan di rumah orangtua pelaku.
Lalu ia bersama tetangganya datangi lokasi keributan, dan melihat sudah ada aksi pembacokan.
Tetangga setempat berusaha melerai aksi pelaku, namun yang terjadi justru dapat sabetan celurit.
Pun termasuk dirinya yang sempat berlarian menyelamatkan diri, dari amukan pelaku.
"Kejadiannya cepat, paling tidak sampai lima belas menit. Kesehariannya orangnya tertutup," ungkapnya.
Akan tetapi beruntung, pelaku tak sampai mengenai Nurkholis. Namun sayangnya, tetangga pelaku jadi korban dari amukan pelaku hingga mengakibatkan tewas.
Hal yang sama juga disampaikan Kepala Desa Pojok Darwanto. Di mana saat kejadian itu ada sepuluh orang yang menjadi korban, tiga di antaranya meninggal di lokasi kejadian.
Kemudian tujuh orang yang mengalami luka dan dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan, empat orang memilih pulang.
"Tiga orang yang masih dirawat di rumah sakit orangtuanya (pelaku) bapak, ibu, sama adik. adiknya yang saat ini kritis," ungkapnya.
Disampaikan, dari informasi yang dia terima, pagi harinya pelaku sempat cekcok dengan ibunya. Kemudian, kejadian pembacokan terjadi siang hari. Pelaku mengamuk dengan posisi membawa sabit.
"Jadi siapapun yang ada itu dibabat, yang melerai pun ikut dibabat," terangnya.
Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Kesaksian Ketua RT soal Pembacokan di Kediri, Ungkap Momen Dikejar Pelaku yang Kalap Tebas 10 Orang dan di TribunKaltim.co dengan judul Pria yang Bunuh Ibu Kandungnya di Papua Barat Ditangkap di Kabupaten Berau,
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jakarta/foto/bank/originals/ilustrasi-borgol-jambret-begal_20180704_105502.jpg)