Mensos Risma Dukung Petugas PPSU Tunarungu Ancol yang Menginspirasi: Disabilitas Jangan Jadikan Aib
Menteri Sosial Tri Rismaharini atau Risma memberikan dukungannya terhadap petugas PPSU disabilitas Kelurahan Ancol, Rismawati.
Penulis: Gerald Leonardo Agustino | Editor: Jaisy Rahman Tohir
Bertahun-tahun kemudian, Chaterina masih dalam terus memastikan kondisi kesehatan sang anak.
Sampai ketika Risma memasuki usia sekolah, Chaterina membawanya ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo untuk menjalani tes BERA (Brain Evoked Response Auditory).
Tes BERA ialah pemeriksaan pendengaran yang dilakukan pada anak-anak balita.
Dari situ memang dinyatakan Risma memiliki masalah pada pendengarannya, sehingga pihak RSCM merekomendasikan sejumlah sekolah luar biasa (SLB) yang bisa dipertimbangkan Chaterina untuk sang buah hati.
Risma ialah seorang tunarungu dengan kondisi telinga kanan yang sudah tak bisa mendengar. Sementara kondisi tunawicaranya yakni Risma berbicara dan menangkap perkataan lawan bicara dengan memerhatikan gerak bibir.
Dengan kondisi itu, Risma pun mulai didaftarkan ke SLB Negeri 04 Jakarta Utara.
Di balik keterbatasannya, Risma ialah seorang anak yang pintar.
Sejak kecil, Risma sering menjadi bahan lelucon teman-teman sebayanya.
Chaterina kerap kali mendapati sang buah hati pulang dengan mata sembab setelah Risma menangis sakit hati diejek teman-temannya.
Atas kejadian-kejadian buruk itu, Chaterina akhirnya bersikeras memasukan sang buah hati ke SLB.
"Dari situ saya kuatkan diri saya sendiri dan saya kasih kekuatan sama anak saya, saya kasih bayangan: kamu itu dari mata, tangan, semua masih ada. Cuman tidak bisa mendengar dan berucap dengan benar. Dia anaknya bisa nerima," ucap Chaterina.
"Tadinya juga begitu, dia diolok-olok sama kawannya palingan pulang ke rumah nangis, pulang nangis. Cuman untuk ke sini-sininya sudah bisa menerima. Dia sudah paham keterbatasannya dia, jadi ya udah biasa. Mau nggak mau nerima, namanya memang Allah sudah kasih seperti ini, kita harus ikhlas," sambung sang ibu sembari mengusap air mata yang mulai menetes.
Di akhir-akhir masa sekolah, Chaterina mulai memikirkan masa depan sang buah hati.
Saat Risma duduk di bangku SLB setingkat SMA, Chaterina yang masih rutin mengantar sang buah hati sekolah sering berpapasan dengan pasukan oranye di jalanan.
Ketika itu lah Chaterina mulai menanyakan ke Risma apakah sang buah hati ada minat menjadi petugas PPSU.
Gayung bersambut, Risma ternyata tertarik akan pekerjaan itu.
Alhasil, setelah tamat sekolah akhir 2018 silam, Risma mulai mendaftarkan diri menjadi petugas PPSU Kelurahan Ancol.
Lurah Ancol Rusmin berkata, Pemprov DKI Jakarta membuka luas kesempatan bekerja kepada warga tanpa pandang bulu.
"Baik itu disabilitas maupun warga biasa kita tampung sesuai dengan potensi yang sama-sama mereka miliki," ucap Rusmin.
Rusmin kala itu melihat bahwa Risma memiliki potensi besar meskipun kondisinya berkebutuhan khusus.
Meski harus ditemani sang ibunda saat pendaftaran, Risma dinyatakan lolos dalam setiap tesnya.
"Mbak Risma meskipun disabilitas, tetapi kita jaring melalui tes-tes dengan tahapan tes tertulis, tes praktik di lapangan, dan tes wawancara, kami menganggap bahwa dengan keterbatasan Mbak Risma ini tidak kalah dibandingkan peserta yang lainnya," ucap Rusmin.
"Mbak Risma nilainya sama kompetitif dan sama bagus sehingga kami tampung, dan terbukti beliau menunjukan kinerja yang luar biasa, yang sangat membanggakan, dan patut dicontoh," sambung Lurah.
Mau Jadi Mandiri
Risma melontarkan senyum yang samar-samar terlihat dari balik masker saat beberapa awak media menghampirinya di sela-sela jam istirahat.
Ingin bertanya pada Risma, maka salah satu awak media mengetik sesuatu di ponsel pintarnya.

"Risma kenapa mau bekerja?," tanya wartawan lewat ketikan kepada Risma.
"Saya tidak mau nganggur, jadi pengen kerja. Mau mandiri dan mau sedikit bantu keluarga," balas Risma.
"Cita-cita Risma sebenarnya apa?," tanya wartawan lagi.
"Mau jadi guru...," jawab Risma dalam ketikannya.
Cita-cita Risma yang berkeinginan menjadi guru, sedikit banyak, secara langsung atau tidak langsung, telah tercapai.
Ia telah memberikan pelajaran sekaligus inspirasi bagi banyak orang bahwa keterbatasan fisik bukan lah alasan untuk berhenti berjuang.
Wanita muda kelahiran 9 Mei 1998 ini terus berupaya menjadikan dirinya berguna bagi sesama, terutama untuk kedua orangtuanya.
Keinginannya untuk membantu orangtua sudah terjawab.
Selama bekerja menjadi petugas PPSU, Risma sudah banyak membantu perekonomian keluarga.
Risma bisa membuktikan kemandiriannya, di mana uang hasil bekerja selalu ia berikan kepada sang ibunda.