Jenderal Dudung Dengarkan Curhat Calon Bintara, Nangis Hidup di Jakarta karena Menguras Isi Kantong

Susahnya hidup di Jakarta dialami oleh perantau yang masih berstatus Calon Bintara Reguler (Cabareg). Jenderal TNI Dudung mengungkap kesusahannya.

Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Wahyu Septiana
TribunJakarta.com/Satrio Sarwo Trengginas
Kasad Jenderal TNI Dudung Abdurachman saat berbincang kepada istri tentara yang meninggal di Aula Sudirman, Markas Kodam Jaya, Cawang, Jakarta Timur pada Senin (14/3/2022). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Satrio Sarwo Trengginas

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Susahnya hidup di Jakarta dialami oleh para perantau yang saat itu masih berstatus Calon Bintara Reguler (Cabareg).

Kepala Staf AD TNI, Jenderal TNI Dudung Abdurachman pun menceritakan kisahnya.

Di hadapan jajarannya di Aula Sudirman, Kodam Jaya, Cawang, Jakarta Timur pada Senin (14/3/2022), Dudung mengatakan Kodam Jaya merupakan pintu gerbangnya TNI Angkatan Darat.

Kodam Jaya menjadi markas percontohan.

"Jadi kalau Kodam Jaya melakukan suatu kegiatan yang tidak bagus maka akan kelihatan. Begitu juga kalau Kodam melakukan kegiatan bagus, maka akan kelihatan," katanya.

Baca juga: Pengumuman! Jenderal Dudung Jamin Anak Yatim Piatu Bakal Lulus Penerimaan TNI, Ini Alasannya

Maka tak heran, tentara dari Kodam Jaya merupakan orang-orang terpilih dan punya integritas tinggi.

Namun, lanjut Dudung, bertugas di Kodam Jaya jangan dikira enak.

Kasad TNI Jenderal Dudung Abdurachman bersama istri berfoto di Aula Sudirman, Kodam Jaya, Jakarta Timur pada Senin (14/3/2022).
Kasad TNI Jenderal Dudung Abdurachman bersama istri berfoto di Aula Sudirman, Kodam Jaya, Jakarta Timur pada Senin (14/3/2022). (TRIBUNJAKARTA.COM/SATRIO SARWO TRENGGINAS)

"Orang kan melihat Kodam Jaya enak, deket Monas. Padahal belum tentu," katanya lagi.

Dudung bercerita semasa menjabat sebagai Pangdam Jaya, ia bertemu dengan 7 orang pindahan dari Sulawesi dan Maluku.

Mereka menangis usai mendapatkan pengarahan dari Dudung.

"Saya berikan pengarahan, nangis mereka. Dia Cabareg dari Sulawesi ke Kodam Jaya, dikira enak," katanya.

Kasad TNI Jenderal Dudung Abdurachman saat berbincang kepada istri tentara yang meninggal di Aula Sudirman, Markas Kodam Jaya, Cawang, Jakarta Timur pada Senin (14/3/2022).
Kasad TNI Jenderal Dudung Abdurachman saat berbincang kepada istri tentara yang meninggal di Aula Sudirman, Markas Kodam Jaya, Cawang, Jakarta Timur pada Senin (14/3/2022). (TribunJakarta.com/Satrio Sarwo Trengginas)

Padahal, biaya tinggal di Jakarta itu cukup menguras isi kantong.

Untuk gaji seorang berpangkat tamtama, bintara dan balak tergolong berat.

"Di Kodam Jaya itu, yang balak, bintara, tamtama itu ngontrak. Ngontrak itu Rp 1,5 juta. Mereka itu pasti bukan orang-orang yang punya. Ujung-ujungnya pasti punya potongan BRI kalau dia sudah menikah," ungkapnya.

Menurutnya, kosan Rp 1,5 juta itu pun seadanya saja.

Baca juga: Kasad Jenderal TNI Dudung Abdurachman: Jangan Sampai Baliho Itu Masih Bergelimpangan!

Pengeluaran biaya mengontrak itu diluar dari biaya makan.

"Kosan Rp 1,5 juta di sini cuma bedeng aja. Hanya ngontrak belum untuk makan," tambahnya.

Maka dari itu,  Dudung telah memberikan perintah kepada Pangdam Jaya, Mayjen Untung Budiharto agar memulangkan orang-orang dari daerah.

Ia meminta kepada para calon tentara yang pindah dari daerah lain agar tak perlu bertugas di Kodam Jaya.

"Makanya saya sudah perintahkan para Pangdam untuk orang-orang yang pindah dari Ambon, Sulawesi dan Papua balikin lagi deh ke sana," ujarnya.

Sehingga mereka bisa dekat dan kumpul bersama keluarga.

Kasad TNI Jenderal Dudung Abdurachman menyambangi Markas Kodam Jaya, tempatnya dulu bertugas di Jalan Mayjen Sutoyo, Cawang, Jakarta Timur pada Senin (14/3/2022).
Kasad TNI Jenderal Dudung Abdurachman menyambangi Markas Kodam Jaya, tempatnya dulu bertugas di Jalan Mayjen Sutoyo, Cawang, Jakarta Timur pada Senin (14/3/2022). (Satrio Sarwo Trengginas/TribunJakarta.com)

Jenderal Dudung Jamin Anak Yatim Piatu Bakal Lulus Penerimaan TNI

Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Dudung Abdurachman menjamin anak-anak yatim piatu bakal lulus ketika mengikuti penerimaan personel TNI AD  (Werving).

Mantan Pangdam Jaya itu punya alasannya.

Ia bahkan meminta bawahannya untuk mencari atau jemput bola anak-anak yatim piatu, para santri atau anak-anak kurang mampu seperti anak tukang ojek sampai anak tukang sapu.

"Cari anak-anak yatim piatu, termasuk rekrutmen dari santri. Kalau sudah anak yatim pasti lulus. Apalagi yatim piatu pasti," kata Dudung saat menyambangi Kodam Jaya, Cawang, Jakarta Timur pada Senin (14/3/2022).

Dudung meyakini mereka yang sudah tak memiliki orangtua sejak kecil terlatih hidup menderita.

Baca juga: Kasad Jenderal TNI Dudung Abdurachman: Jangan Sampai Baliho Itu Masih Bergelimpangan!

Sehingga, mereka bisa dilatih menjadi tentara yang baik.

"Orang-orang enggak mampu itu pasti jadi tentara bener. Berangkat dari kepedihan, susah. Saya dulu jadi tukang koran, tukang klepon. Akhirnya jadi tentara pun takut melanggar," katanya.

Ia menitipkan pesan itu kepada Pangdam Jaya, Mayjen TNI Untung Budiharto.

"Silahkan dilakukan pada saat werving kalau kekurangan personel nanti kota tambahkan lagi," pungkasnya.

Kasad Jenderal TNI Dudung Abdurachman saat berbincang kepada istri tentara yang meninggal di Aula Sudirman, Markas Kodam Jaya, Cawang, Jakarta Timur pada Senin (14/3/2022).
Kasad Jenderal TNI Dudung Abdurachman saat berbincang kepada istri tentara yang meninggal di Aula Sudirman, Markas Kodam Jaya, Cawang, Jakarta Timur pada Senin (14/3/2022). (TribunJakarta.com/Satrio Sarwo Trengginas)

Namun, Dudung menambahkan pihaknya juga tetap mengedepankan kualitas.

Sebab, tuntutan-tuntutan tugas yang diemban seorang tentara itu tidak mudah.

Jenderal Dudung Ingatkan Bahaya Radikalisme

Pada kesempatan yang sama di Kodam Jaya, Jenderal Dudung juga mengingatkan jajarannya agar tidak lengah terhadap segala bentuk radikalisme.

Ia mengingatkan sekali lagi agar jangan memanggil penceramah radikal.

"Ini sudah saya sampaikan kepada seluruh jajaran, cari penceramah yang nasionalismenya tinggi. Lebih banyak," kata Dudung.

Bila penceramah itu memberikan ceramah yang sudah melenceng ke arah di luar ajaran Islam, maka jangan diundang kembali.

Baca juga: Kacang Tak Lupa Kulit, Jenderal Dudung Sambangi Kodam Jaya Sampai Disambut Bawahan: Welcome Home!

Ia sempat mengingat kejadian sewaktu masih menjabat sebagai Pangdam Jaya.

Kala itu, di Monas, ia tak ragu untuk menyingkirkan kelompok-kelompok yang dinilainya kecil.

"Kelompok itu kalian harus tahu di mana tempatnya. Sehingga nanti kalau terjadi hal tidak diinginkan kalian mudah mendeteksinya," ujarnya.

Kasad TNI Jenderal Dudung Abdurachman menyambangi Markas Kodam Jaya, tempatnya dulu bertugas di Jalan Mayjen Sutoyo, Cawang, Jakarta Timur pada Senin (14/3/2022).
Kasad TNI Jenderal Dudung Abdurachman menyambangi Markas Kodam Jaya, tempatnya dulu bertugas di Jalan Mayjen Sutoyo, Cawang, Jakarta Timur pada Senin (14/3/2022). (Satrio Sarwo Trengginas/TribunJakarta.com)

Ia mengingatkan bawahannya agar jangan lengah dan harus berani menghadapi kelompok itu.

"Dandim, danrem harus berani tampil terhadap perkembangan situasi yang menonjol-menonjol itu. Jangan sampai Baliho masih bergelimpangan," ingatnya.

Diketahui, kala itu, Dudung yang masih menjabat sebagai Pangdam Jaya tak segan menurunkan ratusan baliho dan spanduk Habib Rizieq Shihab yang tersebar di Jakarta.

Selain membongkar baliho, Dudung juga sempat mengusulkan pembubaran Front Pembela Islam (FPI).

Maka dari itu, Dudung meminta agar Pangdam Jaya saat ini yakni Mayjen TNI Untung Budiharto harus berani mengikuti jejaknya.

"Pokoknya muncul, tindak enggak usah takut. Kalau ada orang yang mengganggu kesatuan dan persatuan bangsa jangan pernah ragu-ragu. Kalian sudah dicontohin oleh Pangdam, harus berani," pungkasnya.

Baca juga: Imigrasi Tangerang Waspadai Sumbangan Asing Bermotif Infiltrasi Budaya dengan Ideologi Radikal

Diberitakan, sosok Dudung Abdurachman mulai viral dan menjadi sorotan kala menjabat sebagai Panglima Kodam Jaya memerintahkan pencopotan baliho Rizieq Shihab di seantero Jabodetabek pada akhir 2020.

 Kala itu, Dudung Abdurachman sempat menyebutkan, sedikitnya 900 spanduk yang menampilkan gambar pemimpin FPI Rizieq Shihab telah dicopot oleh aparat gabungan TNI, Polri, dan Satpol PP.

Kasad TNI Jenderal Dudung Abdurachman disambut tarian sebelum masuk ke Aula Sudirman pada Senin (14/3/2022).
Kasad TNI Jenderal Dudung Abdurachman disambut tarian sebelum masuk ke Aula Sudirman pada Senin (14/3/2022). (Satrio Sarwo Trengginas/TribunJakarta.com)

Dudung Abdurachman kemudian mengatakan, awalnya, sejumlah petugas Satpol PP sudah menurunkan baliho yang dipasang tanpa izin itu.

Namun, pihak FPI justru kembali memasang baliho itu. Maka, TNI pun turun tangan.

"Ini negara hukum, harus taat kepada hukum, kalau pasang baliho itu udah jelas ada aturannya, ada bayar pajaknya, tempatnya sudah ditentukan. Jangan seenaknya sendiri, seakan-akan dia paling benar, enggak ada itu," kata Dudung menjawab pertanyaan wartawan usai apel pasukan di Monas, Jakarta, Jumat (20/11/2020).

Pernyataan dan tindakan tegas Dudung Abdurachman diikuti pemerintah daerah yang juga mencopot baliho maupun atribut bergambar Rizieq Shihab.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved