Tes Keperawanan dan Keluarga PKI di Tangan Jenderal Andika, Seleksi Prajurit TNI Berubah Signifikan
Ketika menjabat KSAD maupun Panglima TNI, Jenderal Andika membuat gebrakan dalam hal tes dan persyaratan seleksi masuk TNI.
"Saya justru mempertanyakan motif KSAD mempublikasikan pernyataan itu. Perubahan kebijakan itu jelas populis. Selaras dengan pendapat sejumlah kalangan pegiat HAM dan kelompok masyarakat."
"Namun apakah kebijakan parsial itu bisa benar-benar diterapkan? Yang jelas Panglima TNI hingga saat ini belum mengubah juknis pemeriksaan dan uji kesehatannya dan kita juga belum tahu, apakah kebijakan KSAD tersebut disetujui," kata dia saat dihubungi Tribunnews.com pada Rabu (11/8/2021).
Di sisi lain, Ketua Komisi I DPR RI Meutya Hafid menyambut baik keputusan Jenderal Andika yang menghilangkan tes keperawanan dalam seleksi calon Kowad.
Sebab, tes keperawanan dianggap memang tidak relevan bagi calon prajurit.
Sebelumnya, selama bertahun-tahun tes keperawanan di lingkungan TNI ini selalu menjadi polemik.

Meutya mengingatkan, banyak aspek lain yang wajib dimiliki seorang prajurit, seperti kedisiplinan, kecerdasan, kecakapan, kepemimpinan, tanggung jawab, nasionalisme atau aspek-aspek lain yang berkaitan dengan bela negara.
“Tes keperawanan juga diskriminatif karena hanya berlaku bagi perempuan, tidak bagi laki-laki. Tes keperawanan itu seharusnya jadi ranah privat,” kata Meutya Hafid, Kamis (12/8/2021).
Izinkan Keluarga PKI Gabung TNI
Terkini, Jenderal Andika yang sudah menjabat Panglima TNI, membuat gebrakan lain dengan mengubah peraturan penerimaan prajurit TNI.
Ia memperbolehkan keturunan kader dan simpatisan PKI untuk mendaftar dan menjadi prajurit TNI.
Baca juga: Dikawal Adik Jenderal Andika Perkasa, Kapolda Metro Jaya Temui Panglima TNI: Minta Tolong Soal Ini
Hal itu disampaikan Jenderal Andika dalam Rapat Penerimaan Prajurit TNI Tahun Anggaran 2022, pada Rabu (30/3/2022).
Mulanya Jenderal Andika menanyakan salah satu syarat yang dijadikan pedoman untuk penerimaan prajurit TNI yang di antaranya tes mental ideologi, psikologi, kesamaptaan jasmani, kesehatan hingga akademik.
"Nomor 4 yang mau dinilai apa? Kalau dia ada keturunan dari apa?" tanya Andika dalam rapat tersebut yang dikutip dalam laman YouTube pribadinya.
Terkait pertanyaan dari Andika tersebut, seorang anggota dalam rapat memberikan jawabannya.
"Pelaku kejadian tahun 65-66," kata seorang anggota TNI dalam rapat.
