Berikut Profil Ade Armando, Pegiat Media Sosial yang Viral Babak Belur Aksi Demo 11 April Kemarin

Berikut profil Ade Armando, babak belur dalam aksi demo di Gedung DPR RI, Jakarta Pusat, Senin (11/4/2022).

Editor: Siti Nawiroh
(KOMPAS.COM/ RINDI NURIS VELAROSDELA)
Dosen Universitas Indonesia (UI) Ade Armando di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Jumat (8/11/2019). 

TRIBUNJAKARTA.COM - Berikut profil Ade Armando, babak belur dalam aksi demo di Gedung DPR RI, Jakarta Pusat, Senin (11/4/2022).

Ade Armando adalah akademisi Universitas Indonesia (UI) sekaligus pegiat media sosial.

Kemarin saat demo mahasiswa di Gedung DPR, Ade Armando sempat babak belur.

Dalam sebuah video yang diterima Tribunnews.com, wajah Ade terlihat berdarah.

Selain itu, Ade Armando terlihat tidak mengenakan celana.

Baca juga: Ade Armando Dikeroyok Sekelompok Pendemo, Universitas Indonesia : Kami Sangat Menyayangkan

Kendati demikian, belum diketahui penyebab Ade babak belur.

Dilansir Tribunnews.com, Ade Armando memang sengaja hadir dalam aksi demo 11 April yang digelar Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) di Gedung DPR RI.

Namun, kehadirannya hanyalah untuk memantau dan mendukung.

Dosen Universitas Indonesia (UI) Ade Armando di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Jumat (8/11/2019).
Dosen Universitas Indonesia (UI) Ade Armando di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Jumat (8/11/2019). ((KOMPAS.COM/ RINDI NURIS VELAROSDELA))

"Saya tidak ikut demo. Tetapi, saya mantau dan saya ingin menyatakan mendukung," katanya saat ditemui.

Profil Ade Armando

Menurut Wikipedia, Ade Armando lahir pada 24 September 1961.

Ia tercatat sebagai dosen Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP UI.

Saat ini, Ade berstatus sebagai dosen tetap di UI.

Mengutip situs PDDikti, ia meraih gelar S1 hingga S3-nya di UI.

Ade lulus dan berhasil meraih gelar S1 pada 1988.

Lalu, di tahun 1883 ia mendapatkan gelar S2-nya dan lulus S3 pada 2006.

Dikutip dari TribunnewsWiki.com, Ade pernah menjadi anggota Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) bersama sang istri.

Ia juga tercatat pernah tergabung dengan harian Republika dan menempati posisi sebagai redaktur.

Namun, Ade memutuskan mundur dari surat kabar tersebut pada 1998 karena merasa tertekan pengaruh politik.

Berikut ini riwayat karier Ade Armando:

- Anggota Redaksi Jurnal Prisma (1988-1991);

- Redaktur Penerbitan Buku LP3ES (1991-1993);

- Redaktur Harian Republika (1993-1998);

- Manajer Riset Media di perusahaan riset pemasaran transnasional, Taylor Nelson Sofres (1998-1999);

- Direktur Media Watch & Consumer Center (2000-2001);

- Anggota Kelompok Kerja Tim Antardepartemen RUU Penyiaran, Kementrian Negara Komunikasi dan Informasi (2001);

- Ketua Program S-1 Ilmu Komunikasi FISIP UI (2001-2003);

- Direktur Pengembangan Program Pelatihan Jurnalistik Televisi-Internews (2001-2002);

- Anggota Komisi Penyiaran Indonesia (2004-2007);

- Anggota tim asistensi bagi Kementrian Pemberdayaan Perempuan dalam penyiapan naskah Rancangan Undang-undang Pornografi (2007-2008);

- Pemimpin Redaksi Madina-online.net, sebuah versi dunia maya dari majalah Madina yang dipimpinnya (2008-2009);

- Direktur Komunikasi, Saiful Mujani Research and Consulting (2014-sekarang).

Pernah Laporkan Prabowo Subianto

Ade Armando bersama Masyarakat Peduli Indonesia (MPI) melaporkan Prabowo Subianto ke Bareskrim Polri atas dugaan penyebaran berita bohong atas kemenangannya dalam kontestasi Pilpres 2019.

"Kami mengadukan Prabowo dengan gugatan menyebarkan kabar bohong yang dikhawatirkan menimbulkan keonaran di masyarakat," kata Ade di Bareskrim Mabes Polri, Senin (22/4/2019), masih dari TribunnewsWiki.com.

Dalam pelaporan Ade terkait penyebaran hoaks oleh Prabowo, ia juga turut melaporkan imam besar Front Pembela Islam (FPI), Rizieq Shihab, atas dugaan penghasutan.

Penghasutan yang dimaksud Ade adalah melarang Prabowo dan Sandi untuk menemui pihak Jokowi usai pencoblosan.

Ade menilai pernyataan Rizieq berpotensi mendorong masyarakat untuk tidak percaya hasil pemilu.

Pada akhir 2021 lalu, nama Ade Armando menjadi sorotan setelah menyebut perintah salat lima waktu dalam Al-Qur'an.

Hal ini sampaikan saat menjawab komentar dari Shamsi Ali yang merupakan Imam Masjid New York.

"Sebenarnya di dalam Al-Qur'an tidak ada perintah salat lima waktu."

"Coba saja baca Al-Qur'an, Anda tidak akan menemukan ayat yang mengatakan salat itu harus dilakukan lima kali sehari," katanya, dikutip Tribun-Timur.com dari kanal YouTube CokroTV, Rabu (3/11/2021).

Kendati menyebut salat lima waktu tak ada dalam Al-Qur'an, Ade mengaku ia tetap menjalankan kewajiban tersebut.

"Toh melakukannya karena sejak kecil dan saya salat 5 waktu karena merasa perlu berkomunikasi dengan Tuhan secara konstan."

"Saya sendiri tidak pernah menganggap pendapat saya yang paling benar," ujarnya.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Profil Ade Armando, Dosen UI yang Babak Belur dalam Aksi Demo 11 April

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved