Cerita Pilu Petugas Damkar Gendong Jasad Bocah 2,5 Tahun dari Sumur Tua: Saya Nangis, Terbayang Anak
Nahasnya, bocah 2,5 tahun tersebut baru ditemukan mengambang beberapa jam setelah dikabarkan menghilang.
TRIBUNJAKARTA.COM, JAGAKARSA - Ozil meregang nyawa usai tercebur ke dalam sumur.
Nahasnya, bocah 2,5 tahun tersebut baru ditemukan mengambang beberapa jam setelah dikabarkan menghilang.
Tak hanya keluarga, petugas damkar pun tak luput dari perasaan nestapa ketika mengevakuasi jasad Ozil ke luar sumur.
Malam hari, sekitar pukul 20.30 WIB pada Selasa (12/4/2022), Pos Damkar Sektor X Jagakarsa, mendadak menerima laporan evakuasi korban yang tewas di dalam sumur.
Begitu mendapatkan panggilan itu, mereka bergegas menyiapkan peralatan evakuasi dan memasukkannya ke dalam mobil rescue.
Baca juga: Bak Atraksi di Atas Tangga, Petugas Damkar Hati-hati Selamatkan Warga Pinggir Rel yang Sakit Keras
Saat itu, para petugas tak ada yang mengetahui korban merupakan balita.
Lokasi evakuasi berada di Jalan Raya Lenteng Agung RT 015 RW 005, Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan.
Sumur itu berada di sebuah kontrakan pinggir rel kereta.
Malam itu, warga sudah memadati sekitar lokasi, menunggu-nunggu kehadiran petugas damkar.
Sesampainya di lokasi, para petugas damkar baru dikabarkan bahwa korban yang meninggal ialah seorang bocah.
Anggota damkar, Mukti Ali (29) ditunjuk untuk mengevakuasi bocah itu lantaran sebelumnya ia sudah berpengalaman melakukan penyelamatan di medan yang terbilang berat.
Ali tak terbebani ketika dipercaya untuk turun ke dalam sumur.
Namun, tiba-tiba saja terjadi pergolakan batin dalam dirinya. Sebab, ia harus mengevakuasi jasad anak kecil.
"Wah secara psikis saya gimana ya. Karena anak saya pun laki-laki usianya sama," katanya saat ditanyai TribunJakarta.com pada Rabu (13/4/2022).
Warga sempat mengarahkan senter ke dalam sumur untuk memastikan petugas keberadaan jasad bocah itu.
Karena lokasi yang sempit dan disesaki warga, petugas terpaksa menumpang di dalam kontrakan warga untuk menyiapkan peralatan evakuasi sebelum turun ke sumur.
Detik-detik evakuasi Ozil
Setelah memakai sejumlah alat pengaman, Ali mulai turun ke sumur tua sedalam 15 meter itu.
Ia menembus kegelapan sumur dengan hanya bermodalkan senter yang terkait di body harness.
Sementara dari atas, rekannya berjaga-jaga menunggu aba-aba dari Ali.

Di dalam sumur, cerita Ali, suasana gelap dan pengap. Alat pernafasan (breathing apparatus) sangat membantunya turun ke bawah.
"Saat turun, saya sudah siapkan aba-aba. Kalau senter berkedip dua kali berarti stop, kalau nyala terus berarti masih aman," katanya.
Baca juga: Aksi Dramatis Damkar Evakuasi Kaki Bocah 9 Tahun yang Terjepit di Eskalator: Begini Akhirnya
Meski dibantu dengan senter, Ali mengaku mengalami keterbatas penglihatan.
Ali baru melihat korban setelah berada di kedalaman 10 meter.
Ia pun lantas diturunkan hingga air telah mencapai pinggangnya.
"Saya minta turun ke bawah. Sekitar sepinggang itu saya masih enggak napak di dasar," katanya.
Saya menangis
Ali melihat Ozil sudah dalam keadaan mengambang tak bernyawa.
Saat ditemukan, jasad bocah itu mengambang dalam keadaan tengkurap.
Setelah yakin bisa menjangkau tubuh Ozil, ia lalu memegang tangan untuk membalikkan tubuh mungil itu.

"Begitu saya pegang tangannya, saya seketika merinding di dalam dan menangis. Saya teringat anak saya di rumah kenapa harus terjadi," ceritanya.
Namun, saat hendak dibalikkan, Ali melihat tubuh mungil Ozil seketika terbalik sendiri ke posisi terlentang.
"Mau saya gendong, tiba-tiba korbannya terbalik sendiri tanpa harus saya balik, seakan dia minta gendong," lanjutnya.
Ali lalu menggendong erat bocah itu sembari rekan dari atas menarik tali pengaman yang terpasang di tubuh Ali.
Tiba-tiba air mata Ali seketika meleleh.
Ali tak kuasa menahan tangis selama proses dirinya bersama Ozil ditarik ke atas sumur.
Ia merasa menyesal ketika baru mendapatkan laporan evakuasi bocah pada malam hari, padahal Ozil sudah dikabarkan hilang sejak pukul 13.00 WIB.
Hal-hal yang bikin trauma tampaknya sudah diakrabi betul oleh petugas damkar seperti aksi penyelamatan semalam tadi.
Bagi Ali, sebagai petugas rescue, ia memiliki prinsip setiap yang bernyawa layak diselamatkan.
"Kadang kita jadi penyelamat dikatakan berhasil kalau korban selamat tapi ketika tidak kenapa harus meninggal," pungkas bapak satu anak itu.