Mengenal Kartini Masa Kini, Kompol Yunita: Satu-satunya Wakapolres Perempuan di Wilkum PMJ
Hampir seluruh polres di wilayah hukum Polda Metro Jaya (PMJ) saat ini dipimpin perwira-perwira berprestasi yang berasal dari kaum lelaki.
Penulis: Gerald Leonardo Agustino | Editor: Jaisy Rahman Tohir
"Saya harus belajar dalam hal pembinaan, yang tadinya saya tidak tahu bagaimana berjalannya sidang disiplin, sidang kode etik, bagaimana mengurus keuangan, kelengkapan administrasi, sebelumnya saya lebih banyak di operasional," ucapnya.
"Saat ini keduanya (pembinaan dan operasional) saya harus mampu menguasai. Sangat menarik penugasan saat ini," jelas Yunita.
Berangkat dari Paskibraka
Menjadi anggota Polri ialah cita-cita masa kecil Yunita, yang tumbuh besar dari didikan ayah seorang wiraswasta dan ibu seorang guru.
Tekad Yunita mendaftar Akpol makin bulat sejak masih duduk di bangku SMA, terutama menyusul kesibukannya yang saat itu ialah anggota Paskibraka.
Baca juga: 5 Rekomendasi Film yang Cocok Ditonton saat Hari Kartini, Berkisah Soal Perjuangan Perempuan
Berkecimpung di dunia Paskibraka mendorong Yunita untuk semakin bekerja keras supaya bisa masuk polisi.
"SMA itu saya di Paskibraka, senior-senior saya banyak yang berpendidikan dan bekerja di kepolisian. Jadi itu juga memberikan saya motivasi yang cukup kuat," ucapnya.
Menjadi anggota Paskibraka juga mengajarkan Yunita untuk selalu menjaga fisik.
Kemudian dilengkapi dengan membangun mental serta mempertajam sisi akademis yang memang dibutuhkan untuk bisa masuk polisi.
"Fisik, kemudian mental kepribadian, dan akademis, ini tiga aspek yang dinilai dalam pendidikan sebagai anggota Polri. Tentunya karena saya sudah punya bekal sebagai anggota Paskibraka, fisik saya juga sudah terlatih," kata Yunita.

"Kemudian disiplin yang tinggi juga diterapkan di Paskibraka, jadi tidak begitu sulit, tapi tidak juga mudah. Saya menjalani seluruh prosesnya dengan bersemangat," sambung dia.
Bagi Waktu Antara Jadi Ibu dan Komandan
Tantangan lainnya dari menjadi seorang pimpinan ialah membagi waktu antara pekerjaan dengan keluarga.
Meski kehidupannya banyak dihabiskan dalam dunia pekerjaan, Yunita tetap harus menyediakan waktu bagi suami dan seorang putranya.
Biar bagaimana pun, Yunita ialah seorang ibu.