Cerita Kriminal
Oknum Polisi Masuk Sindikat Jahat: Tak Ada Takutnya Saat Mau Ditangkap, Ambruk Didor Rekan Seprofesi
Seakan tak ada takutnya atas kejahatan yang dilakukan, aksi oknum polisi ini terhenti usai didor oleh rekan seprofesinya.
Penulis: Elga Hikari Putra | Editor: Yogi Jakarta
TRIBUNJAKARTA.COM - Oknum polisi yang berdinas di Polres Wonogiri justru tergabung ke dalam sindikat kejahatan.
Dia bahkan seakan tak ada takutnya saat hendak ditangkap hingga akhirnya harus dilumpukan dengan tembakan oleh rekan profesinya.
Aksi oknum polisi yang menghinakan profesinya itu dilakukan oleh PS (26) yang berdinas di Polres Wonogiri.
Bersama empat rekannya dia melakukan aksi pemerasan kepada tamu yang check in bukan dengan pasangannya di hotel melati.
Keempat rekan PS yang juga tersangka dalam kasus pemerasan ini berinisial SNY (22), RB (43), TWA (39), dan ES (36).
Baca juga: Kerap Peras Tamu Hotel, Oknum Polisi di Solo Ditembak Tim Resmob Setelah Kabur dan Tabrak Warga
Adapun PS didor oleh anggota tim Resmbol Polresta Solo yang melakukan tindakan tegas lantaran pelaku malah berusaha menabrakan mobilnya ke arah polisi.
Kronologi
Kapolresta Solo Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak menjelaskan soal insiden penembakan polisi di Kartasura, Sukoharjo, yang dilakukan oleh anggotanya.

Dikatakan Ade, latarbelakang penembakan adalah PS terlibat dalam aksi kejahatan pemerasan.
Ade mengatakan korban pemerasan diketahui berinisial WP (66) warga Pajang, Kecamatan Laweyan, Solo.
"Tanggal 18 April 2022 korban atas nama WP membuat surat pengaduan ke Polresta Solo dan ditindaklanjuti dengan upaya penyelidikan oleh Tim Resmob Polresta Solo," ujar Ade, dalam keterangannya, Rabu (20/4/2022).
Sehari berselang, kepolisian melaksanakan gelar perkara penentuan status lidik.
Dari hasil penyelidikan yang telah dilakukan didapati kasus meningkat menjadi penyidikan.
"Sekaligus dilakukan gelar perkara penentuan tersangka dalam tindak pidana yang terjadi," katanya.
Baca juga: Peras Warga dan Hinakan Profesi, Kenakalan Oknum Polisi Terhenti Ditembak Anggota Pembasmi Kejahatan
Ade mengungkap modus operandi yang digunakan para pelaku dalam memeras korban.
Mereka kedapatan mengintai orang yang melakukan check-in di hotel, dan mengabadikan momen korban bersama wanita.
"Komplotan pelaku mengintai orang yang check-in di hotel dan selanjutnya mendokumentasikan sasarannya dengan difoto saat bersama wanita ketika meninggalkan hotel," katanya.
Berbekal foto tersebut, Ade mengatakan para pelaku komplotan meminta uang dengan cara memaksa alias memeras kepada korbannya.

"Dengan ancaman jika tidak menyerahkan sejumlah uang yang diminta, akan dilaporkan ke pihak berwajib," kata Ade.
Diwarnai aksi kejar-kejaran
Proses penangkapan oknum polisi PS diwarnai aksi kejar-kejaran dengan tim Resmob Polresta Solo.
Kejar-kejaran terjadi sampai di kawasan TPU Pracimaloyo, Makamhaji.
Empat orang pelaku yang akan ditangkap oleh Tim Resmob Satreskrim Polresta Surakarta sempat melakukan perlawanan sengit.
"Dengan mengemudikan mobil jenis Daihatsu Xenia, komplotan pelaku menabrakkan beberapa kali mobilnya ke mobil dan sepeda motor milik petugas," jelasnya.
Baca juga: Oknum Polisi Ini Mau Saja Hinakan Profesi Demi Bantu Kasatpol PP Selingkuh Tanpa Ada Orang Ketiga
Petugas lanjut Kapolresta Ade, memberikan 2 kali tembakan peringatan ke udara, namun tidak digubris oleh para pelaku.
Kendaraan pelaku terus melaju, dan bahkan kembali menabrak 2 orang pengendara motor yang melintas di TKP.
"Petugas terpaksa menembak ke arah ban mobil yang dikemudikan tersangka sebanyak 2 kali untuk menghentikan laju kendaraan pelaku," kata Kapolres.
Namun pelaku terus melajukan kendaraannya arah Kartasura dan berhasil melarikan diri meninggalkan TKP.

"SNY berhasil ditangkap saat penyergapan petugas," jelas dia.
"Sementara polisi yang mengalami luka tembak, dilarikan ke rumah sakit di kawasan Boyolali," akunya.
Kondisi oknum polisi
Humas RS Hidayah Mojosongo, Agung Susilo menceritakan sekira pukul 16.30 WIB kemarin, pihaknya kedatangan pasien dengan luka pada bagian perut.
Pasien tersebut dibawa dengan menggunakan mobil bersama dua orang di dalamnya.
Dengan bantuan security RS pasien dibawa ke ruang instalasi gawat darurat (IGD).
Dua orang yang mengantarkan pasien itu kemudian pergi meningalkan pasien dan mobil yang membawa pasien sudah pergi.
"Pasien dengan luka diperut bagian samping kanan dan kiri diindikasi luka tembak, ada dua luka tembus," terang Agung.
"Kemudian setelah diturunkan oleh dua orang dari mobil, pasien kami masukan ke IGD dan langsung ditinggal oleh dua orang yang mengantarkannya," jelasnya.
Baca juga: Bukan Eksekutor Bayaran, Sakit Hati Jadi Alasan Anggota Polisi Bantu Kasatpol PP Habisi Dishub
Saat dibawa ke RS Hidayah, pasien masih dalam keadaan sadar, tetapi dengan kondisi lemah.
Pasien segera diberi pertolongan kedaruratan. lantaran dua luka tembus diperut terus mengalami pendarahan.
Pihaknya langsung mengatasi pendarahan, memasang oksigen dan monitor untuk memantau kondisi pasien.
"Saat kami periksa tensinya juga masih normal dan kondisinya juga masih dinyatakan baik oleh dokter yang merawat,” jelasnya.
Meski begitu pihaknya tak bisa memastikan luka akibat apa yang dialami pasien itu,
Pihaknya hanya mengindikasi jika kedua luka tersebut akibat luka tembak.
“Itu baru diperkirakan nggih, karena saat itu belum ada informasi lebih lanjut, karena tidak ada penanggungjawab dan tidak ada identitas pasien," jelasnya.

Namun, yang menyulitkan pasien tersebut tidak membawa identitas diri, bahkan ada satu ponsel tetapi terkunci.
Sehingga pihak RS tidak bisa membuka dan mengabarkan pada keluarga.
"Pasien juga enggan bicara, entah karena memang tidak mau berbicara atau tidak bisa berbicara karena menahan sakit," aku dia.
Karena kesulitan mengurai identitas pasien, pihaknya lantas berkoordinasi dengan Polres Boyolali.
Petugas Polres Boyolali lantas datang untuk memastikan pasien tersebut.
Baca juga: Kisah Pilu Istri di Bandung: Baru Dinikahi Sebulan, Hartanya Ludes Dikuras Suami Licik
"Kemudian sekitar pukul 20.30 keluarga pasien datang ke RS Hidayah," kata dia.
Setelah ada persetujuan untuk merujuk pasien ke RS Dr Moewardi Solo guna mendapat penanganan lebih lanjut.
"Saat dirujuk dengan ambulans kami dan keluarga pasien, juga dengan pengawalan dari kepolisian. Kami tidak tahu dari Polresta Solo atau Polres Boyolali," papar Agung.
"Jadi selama dalam pantauan perawatan kami dari pukul 16.30 sampai 20.30 itu denyut jantung dan lainnya istilahnya semuanya dalam kondisi normal," terangnya.
Agung mengaku hingga pasien dirujuk ke RS Dr Moewardi, pihaknya sama sekali tidak mengetahui identitas pasien.
“Kami hanya hanya memberikan rekomendasi untuk merujuk pasien, karena luka pada pasien harus dilakukan operasi,” pungkasnya.
Artikel ini disarikan dari TribunSolo.com dengan Topik Penembakan di Sukoharjo