Begini Kronologi Pembacokan Remaja di Bekasi Utara oleh OTK, Mirip Fenomena Klitih?
Remaja berinisial K (15) dibacok oleh OTK saat melintas di Jalan Raya Perjuangan, Bekasi Utara, Kota Bekasi, Minggu (17/4/2022). Mirip klitih?
Penulis: Yusuf Bachtiar | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Laporan wartawan TribunJakarta.com, Yusuf Bachtiar
TRIBUNJAKARTA.COM, BEKASI UTARA - Remaja berinisial K (15) dibacok oleh orang tak dikenal (OTK) saat melintas di Jalan Raya Perjuangan, Bekasi Utara, Kota Bekasi, Minggu (17/4/2022) dini hari lalu.
Apakah mirip dengan fenomena klitih yang marak di Yogyakarta?
Diketahui, Aufar kakak kandung korban menceritakan, adiknya pada malam kejadian hendak pulang usai main di rumah temannya daerah Teluk Buyung Bekasi Timur.
"Adik saya abis dari rumah temannya, pas mau pulang sebenarnya dia disuruh nginep cuma dia mau pulang karena pengen sahur di rumah," kata Aufar.
Waktu saat itu sudah menunjukkan sekitar pukul 03.00 WIB, K pulang mengendarai sepeda motor beriringan dengan dua temannya yang berboncengan satu sepeda motor.
Baca juga: Pembacokan Pemuda di Bekasi Utara Belum Ada Titik Terang, Polisi : Bukan Begal atau Gengster
Mengingat waktu sudah menunjukkan pukul tiga pagi, K dan temannya sempat berunding memilih rute pulang agar cepat sampai.
Teman K mengusulkan agar memilih jalur Jalan KH Agus Salim menuju Bekasi Utara, tetapi rute itu cukup jauh sehingga urung dipilih.
"Cuma adik saya mungkin kejar waktu dia lewat Sumarecon (Jalan Perjuangan), pas dari Summarecon, pengakuan dari temannya itu udah ada yang ikutin dia dari depan kampus Bhayangkara," ucapnya.

Posisi K berada di belakang, sedangkan temannya berada di depannya. Tepat di simpang Perumahan Prima Harapan, kendaraan K dipepet oleh pelaku.
"Setelah di perempatan Prima, videotron persis itu, adik saya langsung dipepet terus dibacok sama celurit," ungkapnya.
Pelaku berdasarkan pengakuan K berjumlah empat orang, mereka mengendarai dua sepeda motor Honda Beat berboncengan.
"Pelaku itu dua duanya pakai motor Beat, (ada yang) pakai jaket putih sama celana jins, usianya kira-kira sepantaran (dengan korban)," jelas dia.
Baca juga: Penjelasan Kasus Kekerasan Remaja di Yogyakarta yang Dikenal dengan Klitih hingga Nomor Aduan Polisi
K mengalami luka di bagian lengan sebelah kanan nyaris putus, ia tumbang bersama kendaraannya usai disabet celurit.
Keempat pelaku lalu kabur, sedangkan teman korban yang sebelumnya jalan beriringan sempat dikejar pula oleh kelompok pelaku.
Beruntung, teman-teman korban bernasib mujur sehingga tidak terjadi sesuatu yang mengerikan seperti dialami K.
"Jadi temennya (korban) itu sempet dikejar juga sama pelaku, adik saya kan ditinggalin, minta bantuan sama warga sekita dibawa ke rumah sakit," jelas dia.
Aufar mamastikan, tidak ada barang-barang milik adiknya yang dirampas kawanan pelaku. Motif pembacokan ini masih belum jelas, apakah awalnya berniat begal atau sekedar menyerang secara acak.

"Kalau barang enggak ada yang hilang, semua utuh, entah ada (motif) serangan geng atau ada dendam gitu," tuturnya.
Namun berdasarkan informasi dari teman-teman adiknya, K selama ini bergaul masih dalam taraf yang wajar.
Dia tidak pernah terlibat permasalahan serius oleh remaja sebayanya, K juga dikenal sebagai pribadi yang pandai bergaul.
"Kalau kata temen-temennya adik saya itu orangnya mudah bergaul, tapi kalau dari saya pribadi sih anaknya pendiem enggak mungkin begitu (terlibat permasalahan serius)," tegasnya.
Baca juga: Cari Pemotor Misterius yang Bacok Wanita di Ragunan, Polisi Terkendala CCTV Mati
Kasus pembacokan di Bekasi Utara ini mengingatkan dengan fenomena klitih yang marak terjadi di daerah Provinsi DI Yogyakarta.
Dikutip Tribunnews, klitih kini memiliki arti sebagai kekerasan yang dilakukan oleh sejumlah remaja di Yogyakarta.
Tindakan kekerasan tersebut berupaya penyerangan terhadap masyarakat tanpa alasan yang jelas, aksi ini diduga sebagai sarana perekrutan anggota geng.
Geng ini mengharuskan calon anggotanya melakukan ‘klitih’ atau kekerasan terhadap orang-orang di jalan dengan cara membacok, memukul, atau menusuk target yang bisa berakibat kematian.
Sebenarnya, klitih tidak terjadi satu atau dua kali saja tetapi sudah beberapa kali di DI Yogyakarta.
Contohnya pada Januari 2020 juga pernah terjadi kejadian serupa yang menimpa seorang pelajar berinisial FNR (16) dan berakibat dirinya meninggal dunia.
FNR diketahui mengalami klitih di daerah Selopamioro, Imogiri, Bantul. Ia sempat dilarikan ke rumah sakit tapi nyawanya tidak tertolong.
Selang sebulan yaitu Februari 2020, klitih juga dialami oleh dua pemuda di Kulon Progo, Yogyakarta.
Satu korban klitih tersebut mengalami luka parah pada bagian lengan akibat sabetan senjata tajam dari pelaku.
Hal tersebut diungkapkan oleh Kapolsek Nanggulan, AKP Darsono.
“Kejadian ini hanya ada satu korban yang terluka, dia terkena sabetan senjata tajam di lengannya.”
“Yang satu terkena sabetan Gasper pelaku, jadi tidak terluka,” terangnya.
Klitih pun kembali terjadi di bulan yang sama dan menimpa seorang pengemudi ojek online (ojol) berinisial EC (40) asal Bantul.
Penyerangan tersebut terjadi di Jalan Brangasan, Dusun Brangasan, Trihanggo, Gamping, Sleman pada 1 Februari 2020 dini hari.
Korban yang berasal dari Bangunjiwo, Bantul tersebut bermula saat EC tengah mengantarkan penumpangnya lewat jalan Kabupaten.
Saat melintas, EC berpapasan dengan pelaku yang mengendarai sepeda motor. Mereka mengayunkan benda yang diperkirakan senjata tajam.
Akibatnya, senjata itu mengenai wajah EC dan menyebabkan luka di bagian mulutnya.
Peristiwa ini pun akhirnya menyebabkan kemunculan tagar pada saat itu di Twitter yaitu #DIYdaruratklitih.
Polisi Sebut Bukan Ulah Begal Atau Gengster
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi Kota Kompol Ivan Adhitira mengatakan, kasus pembacokan di Bekasi Utara bukan termasuk begal atau ulah gengster.
"Masih dilidik dulu, itu bukan begal bukan gengster. OTK-lah (orang tidak dikenal), nanti kalau ditemui tersangkanya baru kita ekspos," kata Ivan kepada wartawan.
Sejauh ini, proses penyelidikan dilakukan dengan memeriksa keterangan saksi-saksi serta menelusuri keberadaan CCTV di sekitar lokasi kejadian.
"Kita lagi cari pelakunya siapa, cari kemungkinan adanya CCTV di sekitar sana, kita masih lihat simbol perkaranya dulu," ujar dia.