Lebaran 2022
Ogah Naik Bus karena Mahal, Warga Ancol Ini Pilih Mudik ke Pemalang Naik Gerobak Motor
Warga Kampung Muka, RW 04 Kelurahan Ancol, Kecamatan Pademangan, Jakarta Utara sengaja mudik menggunakan gerobak motor
Penulis: Gerald Leonardo Agustino | Editor: Wahyu Septiana
Sebelumnya mereka sudah pernah menjalankan hal serupa, namun dengan menggunakan bajaj.
Ketika kini Galih sudah memiliki gerobak motornya sendiri, akhirnya pilihan tepat ialah mudik menggunakan kendaraan roda tiga itu.
Baca juga: Kecelakaan Beruntun Libatkan Bus Rosalia Indah dan 3 Mobil Pemudik di GT Merak, Ini Kronologinya
Sepengalaman Galih mudik naik bajaj, perjalanan dari Ancol ke Pemalang bisa memakan waktu hampir sehari penuh.
Perjalanan ini jika dihitung-hitung bisa menghabiskan bensin 15 liter, dengan kecepatan maksimal dari gerobak motornya mencapai 80 kilometer per jam.
Jika lalu lintas lancar, palingan waktu tempuh hanya 18 jam.
Tapi seringkali lalu lintas lancar susah ditemui dalam perjalanan mudik ke daerah berjuluk Kota Ikhlas itu.
"Ke Pemalang perjalanan normal sekitar 18 jam, kalau jalanan macet lebih dari 20 jam," ucap Galih.
Tak jarang Galih dan kerabatnya mensiasati kemacetan dengan mengambil jalur tikus.
Baca juga: Bikin Ngakak, Sederet Tulisan Kocak Pemudik Motor di Kalimalang: Tetap Mudik Walau Saldo ATM Menipis
Perkampungan-perkampungan di sepanjang jalur Pantai Utara biasanya dilewati Galih dan kerabatnya untuk menghemat waktu.
Kalo kita naik kendaraan kayak bus itu agak mahal, jadi naik germor ini sangat menghemat biaya.
"Kalo kendaraan kecil kayak kita gini, biasanya kalo pas macet itu kita lewat-lewat perkampungan, lewat jalur-jalur permukiman. Kalo jalan raya biasanya kan macetnya parah," katanya.
Menjelang keberangkatannya malam ini, Galih sudah memodifikasi gerobak motornya sedemikian rupa supaya makin nyaman digunakan menembus jalur mudik.
Modifikasi minimal seperti penambahan atap di bagian gerobak dianggap cukup, tentunya dengan tambahan alas untuk tidur beserta bantal-bantalnya.
Seperti orang mudik pada umumnya, Galih juga membawa tas berisi pakaian dan perlengkapan pribadi.
Ia turut serta membawa logistik selama perjalanan, seperti air panas beserta minuman sekali seduh serupa kopi bubuk.